Chapter 9 ~ 𝐂𝐫𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭

903 94 18
                                    

Well, well
Look who's inside again
Went out to look for a reason to hide again..

Yah,Lagu favorit ku tengah berputar mengitari kamar ku yang sunyi sepi. Mama Yumi,Ayah dan Ice tengah ada di ruang keluarga,ya duduk bersama layaknya keluarga.

Apalah aku yang hanya akan membuat suasana canggung.

Lagipula,ujian kenaikan kelas sebentar lagi. Dan karierku kedepannya tergantung masa masa SMA itu. Jurusan kesastraan berhasil menghipnotis ku untuk masuk ke dalam dunia penulis. Ice mencari jurusan yang menurutnya sedikit jadwal belajar. Selain malas,Ice lebih suka berkutat dengan game seperti kebanyakan remaja lainnya. Bedanya,jam bermainnya sangat teratur. Terlalu teratur malah.

Bayangkanlah,seorang anak remaja punya jam bermain selama 2 jam satu hari. Dan Ice hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk memenangkan satu ronde game online seperti Mobile Legend. Setelahnya? Tidur,memangnya apa lagi.

Jurusan Game Development berhasil menarik minatnya.

Aku akan membuat game yang dimainkan dengan jalan pikir dan bukannya menekan tombol. Jadi aku tak usah repot menggunakan jari jari ku. Cukup berpikir aku mau menyerang kemana dan berjalan kemana. Dan lagi,aku bisa bermain sambil merebahkan diri,celoteh Ice saat aku bertanya kenapa Ice mengambil jurusan itu.

Oh,ya. Mungkin beberapa dari kalian memikirkan apa yang terjadi dengan buku pertamaku?

Apa yang terjadi,ya.
Oh,benar.

Ayah membakarnya.

Ayah tak mau aku jadi penulis. Tak menguntungkan katanya. Memangnya aku mau memberi keuntungannya padamu,Avan?,ketus ku kala itu.

Aku sempat mogok sekolah karna itu. Ugh,pokoknya sangat kesal.

Bukannya minta maaf,Ayah malah semakin menjadi. Mama Yumi sampai dimarahi olehnya karna tak bisa mengaturku.

Maksudku,hey. Bukan pria itu yang melahirkan ku,kan? Kenapa aku harus mengikuti misi hidup yang diberikannya? Bukannya nantinya aku yang akan menjalaninya? Kenapa dia yang menentukan?

"Well,Well,Look Who's Inside Again~" Suara fals ku mengikuti alunan lagu yang ku setel. Tidak tau kenapa aku menyukai lagu ini. Hanya senang saja mendengarnya.

"Went out-"
"Blaze,sayang. Kamu tidak turun?" Mama Yumi mengetuk,membuat suaraku tertahan.
"Tidak Ma,Blaze sedang belajar. Nanti saja"

Mama Yumi terdiam sebentar. Sepertinya Mama Yumi mengerti aku tidak akan akur dengan Ayah.
"Semangat,sayang. Jangan terlalu memaksakan diri,ya. Jangan kemalaman tidurnya" Aku mengiyakan,menatap buku belajar ku.

Menatap kosong tepatnya.

Aku mengatakan pada Mama Yumi aku tengah belajar. Sementara apa yang sebenarnya aku pikirkan adalah,kalau kalau 
Isaac Newton tidak menemukan gravitasi,apakah kita akan mengapung?

Lupakan hal itu.
Siapa yang memberi sapi nama sapi. Maksudku,kenapa tidak kambing? Lalu kambing bernama sapi. Apa dasarnya. Tidak,tunggu.

Kenapa air bernama air? Lupakan. Kenapa kaki digunakan untuk berjalan?

Baiklah,aku bingung.

Tidak mau pikiranku semakin random,akhirnya buku catatan yang telah terbuka selama satu jam tanpa aku tulisi apa apa menarik perhatianku.

Baiklah,inilah waktunya penulis ini memulai karier.

❃❃❃

"Hey,Icy" Aku berbalik,menatap Ice yang sedang berkutat dengan ponselnya. "Mhm?"
"Kamu ingat buku Amygdala Ragdoll?"
"Buku pertamamu? Jika tidak salah,kau menulisnya saat SMA"

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now