Chapter 29 ~ 𝐀𝐦𝐨𝐧𝐠 O̶u̶r̶ 𝐖𝐚𝐥𝐥 #3

369 41 10
                                    

Mereka yang mengerti,maka tak bisa lepas dari fantasi. Fantasi adalah surga duniawi. Tapi realita adalah fakta yang harus dihadapi.

Bukan soal dapat menerima atau tidak. Melainkan dapat memaafkan atau tidak.

Lalu.

Di mana aku berdiri saat ini?

𝐀𝐦𝐨𝐧𝐠 O̶u̶r̶  𝐖𝐚𝐥𝐥
─ᵈⁱᵗᵘˡⁱˢ ᵘⁿᵗᵘᵏ ᵐᵉʳᵉᵏᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵐᵃᵘ ᵐᵉⁿᵍᵉʳᵗⁱ─
#3
ᶜᵃʳᵃ ᵐᵉⁿᵉʳⁱᵐᵃ

Bau desinfektan,suara suara yang melengking,warna perak,cahaya terang,dan suasana tegang.

Rasanya berada di tengah kesadaran,dan tak sadar.

...

"Kau yakin anak ini bisa menerimanya,Professor?"
"Kau punya pendonor yang lebih sempurna?"
"..."
"Sebaiknya cepat cepat kita beritahu padanya"
"Baik"

Siapa pendonor itu...?
Ah,tidak seru kalau diberi tahu sekarang,kan?
Pfft. 

Dalam keadaan setengah sadar,aku bisa merasakan suasana tegang dan canggung di kamar operasi. Sekilas Mama Yumi terlihat dari luar jendela kecil di pintu.

Mama Yumi...

Apa yang aku takutkan.
Peluang berhasilnya besar,memang. Tapi ini bukan soal peluang,kehidupan ku,dan keberhasilan operasi dadakan ini.

Melainkan siapa yang ada di balik tirai di seberang. Siapa yang begitu siap mati untuk orang lain? Ah...sudah tertebak ya? Belum?

Oh,senyumku mengembang saat menulis ini.

Seseorang yang menggunakan seragam serba hijau menghampiriku. Kak Rachel.

"Semangat,sebentar lagi,ya"

Mhm,sebaiknya aku tidak usah terlalu banyak menulis soal kamar itu. Karna inti dari bab ini tidak ada di sana. Aku ingin membuat mereka yang belum mengerti menjadi mengerti.

Meski tidak langsung,tapi ketika suatu saat mereka mengingat cerita ku ini,mereka akan merenungkannya. Sekadar singgah,beristirahat.

Sekadar berdiam,merenung. Menikmati haluan. Sebagai Musafir kehidupan. Mencari arah yang benar untuk dituju. Untuk membangun rumah yang hangat. Pulang. Kepada diri sendiri.

Pulang...

Aku ingin mereka tau. Dia yang terlihat jahat,tidak pernah menjadi seorang yang jahat. Ini Dunia fana. Sementara saja sifatnya. Tidak ada yang jahat dan baik di sini.

Tidak ada yang seperti malaikat,tak ada juga yang seperti iblis. Semua sama. Setara. Yang berbeda,hanya dari mana cara kita memandang.

Siapa yang antagonis di cerita ini?
Ayah?
Sungguh?

Lalu siapa yang protagonis?
Aku?
Benarkah?

...

Memang ini adalah hidupku. Tapi. Aku kembali mengatakan,bahwa ini adalah sudut pandang ku. Maka di bab ini,aku ingin membuat kalian. Yang mau mengerti. Melihat kisah ku dari sudut pandang seorang perenung. Seorang yang lurus. Rasional.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now