Chapter 50~𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞? // 𝐄.

768 50 5
                                    

Burung tampak bersemangat menyanyikan kicauannya. Matahari mengulum senyum cerahnya pada bumi. Tirai tak cukup tebal untuk menahan senyum itu.

Wangi waffle menyelinap masuk ke dalam kamar melewati celah. Tak ada hambatan baginya untuk membuat siapapun terbangun, sekadar mengagumi harumnya, ataupun menuntun orang orang pada asalnya.

Blaze kecil bersemangat betul saat itu. Dia mendahului matahari di pertengahan musim dingin kali ini. Sarung tangan dan pakaian tebal mendekap erat tubuhnya yang sedikit terlalu kurus untuk anak umur 7 tahun.

Senyumnya sekilas seperti dari telinga ke telinga. Sebegitu lebarnya, seakan sedang menyapa surya.

"Ooii, ayo turun."
"Baaaiiik!"

Tangannya menggapai gagang pintu yang agak dingin. Membukanya dengan semangat. Seseorang di depannya memakai pakaian serupa. Tersenyum tipis melihat Blaze kecil begitu bersemangat.

"Kajja."
"Ayooo!"

Ice kecil menyodorkan tangannya, ingin menggandeng tangan Blaze. Blaze kecil mengerjap beberapa kali sebelum menggandeng tangan si 'kakak'.

Tinggi mereka cukup jauh. Ice kecil menjulang sementara Blaze hanya sampai bahu Ice kecil. Lucu melihat mereka berjalan bersama.

"Ma, bisa kami main dulu?" Ice mengambil lima potong waffle dalam sekali comot. Memakan dua sekaligus kemudian. Blaze kecil menghampiri wanita yang berumur sekitar kepala 4 .

"Heee'? Makan dulu, Ice. Kalian tidak boleh bermain di luar jika belum sarapan!" Serunya menjawab dari dapur.

Ice berdecak, sementara Blaze menempelkan wajahnya di jendela kaca dengan mata berbinar. Mulutnya ternganga melihat betapa indah salju sejauh mata memandang. Serba putih. Bersih.

"Lagipula, tidak biasanya kamu mau melewatkan sarapan. Bangun sepagi ini lagi. Ada apa, Ice?" Wanita itu meletakkan beberapa piring makan di meja.

"Harusnya Mama lihat itu." Ice menunjuk Blaze yang masih berjinjit di depan kaca. Bermain dengan uap dan jendela.

Mama Yumi tertawa geli. Jika bukan karna Adiknya, Ice tak akan mau melewatkan sarapan atau bahkan sekadar membuka matanya untuk bangun. Ini liburan, kenapa harus bangun pagi pagi? Mandi juga tak apa jika hanya satu kali sehari, lagipula , kita hanya di rumah. Ice selalu berkata begitu ketika Mama Yumi mengomel tentang bangun pagi dan rajin mandi.

Blaze jelas bersemangat sekali pagi ini. Mereka akan berjalan jalan. Namun, istimewanya bukan karna mereka akan berjalan jalan, tapi karna Ice yang mengajaknya――biasanya Ice anti keluar rumah――jelas Blaze sangat bersemangat.

Apalagi karna Ice bilang dia mau menunjukkan banyak tempat baru pada Blaze. Atas izin Mama Yumi, mereka hanya akan pergi berdua kali ini.

Brotherhood moment.

Sekarang mereka siap keluar. Hanya memakan waktu 1 setengah jam untuk mereka sarapan. Hey, itu rekor tercepat, Ice biasanya makan lebih lama. Porsinya tersendiri.

Blaze kecil sudah berlari keluar sementara Ice masih malas malasan memakai sepatunya. Mama Yumi akhirnya membantu, mencoba lebih sabar pada rasa malas anak sulungnya.

"Kamu harus bisa menjelaskannya. Jelaskan sebaik mungkin. Jangan sampai dia sedih. Kamu dengar, Ice?" Ice kecil mengangguk, membenarkan rambutnya yang terkena angin.

Ice dan Blaze kecil sudah pergi bersama kemudian. Sempat berhenti sebentar karna Ice mau membeli coklat hangat untuk mereka berdua.

Ice kecil berjalan lurus, santai, dan sangat menikmati perjalanan, sementara Blaze berlari kesana kesini, memanjat, terjengkang, kayang, berayun, terjatuh, lalu kembali lagi berlari.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Onde histórias criam vida. Descubra agora