Chapter 24 ~ 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐒𝐭𝐢𝐥𝐥 𝐌𝐲 𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐎𝐧𝐞,𝐇𝐨𝐧𝐞𝐲.

490 56 22
                                    

Aah,tanganku sulit digerakkan ketika menceritakan kembali saat aku dilarikan ke UGD itu.

Tidak mau diingat sih,sebenarnya,tapi aku tidak bisa lupa. Lagipula kalau lupa nanti ceritaku tidak lengkap,kan?

Oh,benar.

Aku mendapat hal yang istimewa pagi tadi. Ice memberiku 3 makhluk kecil yang lucu. Jadi ceritanya pagi tadi saat aku bangun,Ice tidak ada di kasur,yang mana menunjukkan kalai dia sudah bangun.

Itu adalah hal yang cukup menyeramkan. Maksudku,bagaimana mungkin seorang Ice,si Raja Tidur,bangun pada jam 4 pagi.

Aku langsung beranjak untuk melihat kalender. Tidak ada yang spesial hari ini,lalu buat apa Ice bangun pagi pagi?

Aku mengecek kalender ponsel ku,barangkali aku mencatatnya di sana. Tapi tetap saja,tidak ada.

"Ice,kamu lapar?" Kataku sambil membuka sekat ke dapur. Ice tidak di sana. Biasanya Ice suka lapar di tengah tidurnya,tapi kalau tidak ke dapur...

"Ice?"

Sekitar setengah jam berlalu sia sia buat mencari Ice. Akhirnya aku menyerah,langsung membuat Pancake. Aku belum membeli bahan makanan bulan ini,jadi aku menggunakan tepung yang ada.

Sekitar jam 6 baru Ice menampakkan batang hidungnya,tapi ada yang salah dengannya.

"Kemana kamu,Ice?" Kataku setelah sekilas melihatnya. Ice tidak menjawab,langsung duduk di meja makan,menaruh kepala di sana.

"Tolong cuci mangkoknya,Ice."

Dia masih merebahkan kepala di sana. Aku harus mencucinya sendiri. Selama aku memasak,dia masih terus seperti itu.

Biasanya,dia akan request banyak hal. Terutama ketika aku membuat Pancake. Sirupnya harus yang ini,harus ada ininya,harus dengan itu. Harus sematang ini.
Pokoknya bawel.

"Kenapa kamu,Ice? Camilan pagi mu habis lagi?"
"..."
"Kalau kamu tidak bilang aku tidak tau apa yang salah" Aku menghampirinya,dia hanya melihatku sekilas,lalu menutup matanya sambil menghela napas kasar.

"ICEEEEE" Aku menggoyangkan kepalanya dengan tangan yang masih menggunakan sarung tangan memanggang.

"Hey,Ice. Aku membuat pancake loh,ada Muffin juga." Kataku sambil mencolek pipi gembil Ice.

Dia menghela napas sambil menengok ke arahku. "Kenapa,mhm?"
"..."
"Ayo katakan,nanti aku berikan 3 camilan tambahan"
"..."
"Kalau kamu mengatakannya aku akan membiarkan kamu memakan semua camilannya"

Ice langsung mengangkat kepalanya,terlihat bersemangat,tapi lalu dia merebahkannya lagi.

"Hey,ayo katakan."

Ice mengerang malas sambil mengangkat badannya. "Lusa aku harus pergi mengambil suku cadang VR ku,Blaaaze. Aku harus pergi ke Daegu!" Ice memukul mukul meja,lalu mengacak rambutnya.

"Aku kira apa. Lalu apa masalahnya,pergi saja"
"Tapi.."
"Apa? Kamu malas?"
"Tidak juga..maksudku,maksudku aku malas tapi...aku tidak mau kalau harus...meninggalkan kamu..sendiri" Ice semakin mengecilkan volume suaranya.

Aku terkekeh kecil,terkadang dia bisa menjadi sangat manis sekaligus lucu.

"Apa yang salah dari itu,mhm? Kita punya ponsel,kan? Aku berjanji akan mengangkat semua telepon mu." Kataku sambil mencolek pipi Ice sekali lagi,lalu beralih ke Pancake yang setengah matang.

"Aah,itu tidak membuatku merasa lebih baik"
"Hhh. Oh,benar. Kamu jarang berjalan jalan ke luar. Coba cari udara segar dulu sana. Kan masih pagi"
"Aku sudah melakukannya tadii. Kamu kira aku kemana"
"Lakukan lagi saja. Sampai stress mu hilang"
"Aku malas,tau"

Aku tidak merespon dan hanya menggeleng kecil. Sepertinya dia mengalah kali ini. Ice mengangkat dirinya dn langsung menyambar sepatu yang baru dilepas tadi. Aku dapat bertaruh sepatu itu masih hangat.

Ini sudah akhir musim dingin,seharusnya tidak sedingin kemarin kemarin. Dan seharusnya juga anak itu lebih bersemangat,bukannya malah menjadi jelly.

Sekitar 15 menit,
Pancake dan muffin sudah matang,siap disajikan semua. Bertepatan dengan Ice yang tiba tiba membuka pintu dengan keras.

"BLAAAAAAAZE" Teriaknya yang tidak biasa.
Aku hanya berdehem sambil sedikit meliriknya. Napasnya sedikit terengah,dan tangan kirinya membawa sebuah kotak.

"K-kamu harus lihat dulu" Katanya sambil menaruh kotak tadi dan mengambil air di kulkas.

"Tidak bisa katakan saja,mhm?"
"Aah,tidak seru jadinya. Ini hadiah dari ku,tau" Aku akhirnya menengok,kecuali diminta,Ice jarang memberi hadiah.

"Oh ya? Apa spesial?"
"Tentu. Kamu pasti suka" Aku mengangguk,lalu melepaskan sarung tangan mencuci ku.

Setelah aku duduk,Ice segera menghabiskan sisa airnya dan lalu berdehem untuk membuat suasana.

"Nah Blaze. Aku tidak mau kamu kesepian,jadi selama aku pergi,mereka yang akan menemanimu."

...

Mataku membulat,dan aku langsung berdiri karna terkejut.
"I-Ice...? Sungguh buat ku," Kataku sambil mengangkat seekor Kelinci dengan bulu putih bersih itu. Selain kelinci,ada dua ekor anak kucing lucu. Yang satu bulunya abu abu yang satu lagi berwarna oranye.

"Bukannya kamu suka anak hewan? Kamu tidak mau?"
"Bukannya begitu...aaah,lucunya" Aku berteriak tertahan ketika kelinci itu tiba tiba menggigit jariku.

"Hey,hey,aku masih belum pergi. Dan selama aku belum pergi,perhatian mu harus tetap lebih banyak buat ku!"

Aku tertawa kecil,lalu menaruh kelinci tadi kembali ke kotak. "Baiklah,aku minta maaf pada Ice ku ini,mhm?" Ice menatapku sinis,lalu mengangguk pelan.

"Mau bantu aku memberi mereka nama?"
"Tidak,ah. Aku benci mereka"
"Apa,tunggu. Kenapa?"
"Tidak lama lagi mereka akan jadi prioritas mu. Aku tau itu bahkan sebelum hal menjengkelkan itu terjadi. Aku menyesal membawa mereka"

Tawaku tidak bisa lagi dibendung,meledak begitu saja ketika melihat si rewel ini mengakui perasaannya.

"Begini,deh. Biar aku tidak menyingkirkan kamu dari daftar prioritas ku,ayo namai mereka dengan sesuatu yang berhubungan dengan kita." Aku mengusulkan sambil memeluk lengan kirinya

Ice mengangguk.

"Apa yang berhubungan dengan es?"
"Beku"
"Aah,dengan istilah yang lebih bagus,dong"
"Frost"
"Aaah,benar. Itu keren. Nah,yang abu abu itu Frost. Lalu yang oranye."
"Blaze itu seperti kobaran api,kan?"
"Ya,aku kira begitu. Baiklah,yang oranye namanya Fire!"
"Lalu kelinci itu..."

Aku menggaruk tengkuk belakang ku yang tidak gatal. Tidak ada ide muncul di otakku. "Gabungkan saja" Aku menengok ke arah Ice.
"Gabungkan?"
"Mhm,gabungkan. Frost dengan Fire."
"Frostfire! Woaaaaah,aku suka. Itu keren!!" Kataku setengah berteriak.

Ketiga nama itu sangat keren! 
Tidakkah kalian pikir juga begitu?

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now