Chapter 35 ~ 𝐂𝐡𝐨𝐜𝐨 𝐂𝐚𝐤𝐞

384 44 16
                                    

Aah,Fire dan Ice bertengkar lagi. Belum lagi Frost yang menjadi wasit malah ikut ribut. Ditambah pula Frostfire yang menjadi presenter.

Aku kehabisan energi.

Sekarang pukul 5 pagi dan ini sudah puluhan kalinya mereka bertengkar. Aku penasaran tentang apa kali ini.

"Heh,Papa yang aneh! Papa tu gak bisa masak. Udah,deh,jangan megang megang panci!" Fire meloncat ke sofa dan segera menyamakan tinggi dengan Ice.

"Bocah sialan! Kamu saja yang belum pernah coba!" Ice tentu tidak mau kalah.
"Aaah,sudah kok! Telor gosong itu Papa yang buat kan!"

Ice langsung tertegun diam. Yah,kemarin aku sempat marah dan tidak mau membuat makanan apapun karna Ice terus menghabiskan stok camilan.

Aku memintanya memasak buat anak anak. Dia membuat telur,tapi gosong parah.

"Yak,Fire menggunakan ulti kawan kawan,Papa langsung diam di sini. Fire menguasai pertandingan,kita menunggu keputusan wasit" Frostfire menggunakan botol bedak sebagai microphone dan mulai berceletuk.

"Fire mendapat dua poin" Frost berkata singkat dan tidak terlalu kedengaran suaranya.

"Frost,kamu tidak mendukungku!?" Kata Ice.
"Wasit harus adil" Frost menjawab tegas dengan suara samarnya.

Fire tertawa bangga ketika melihat Ice kehabisan kata kata. Tapi tunggu sebentar...

"Aku tau kalian mengambil coklat semalam tanpa izin Blaze."

Anak anak kecuali Frost langsung berlarian dan memeluk Ice dengan polosnya. "Papa ganteng deh" Frostfire langsung berkata,disusul anggukan oleh Fire,Ice hanya menyilangkan tangan dan menatap anak anak yang hanya sepinggangnya itu.

"Kamu tidak ikut,Frost?"
"Aku tidak ikut memakannya"
"Tapi aku lihat kamu yang mengambil kemarin"
"Frost polos,Frost disuruh,Frost tidak salah" Frost dengan kaki lucunya kemudian beranjak menyalakan TV.

Mungkin mereka kira aku tidak mendengarkan mereka,padahal sebenarnya aku sedang duduk meratapi nasib dan mendengarkan dengan seksama apa yang mereka debatkan.

Tapi,hey,inti dari bab ini bahkan belum aku ceritakan.

Aku tidak enak badan hari ini. Aku pusing,dan tubuhku agak panas. Hanya saja aku tidak mengatakan apapun pada mereka berempat.

Aku bangun pagi seperti biasanya,memasak sarapan,dan lalu membuka email. Ada beberapa undangan konferensi dan acara,tapi aku tidak terlalu berminat menanggapi.

Sekitar jam 8 pagi,aku mulai pusing berat.

Ice sedang keluar bersama anak anak karna aku memintanya membeli sesuatu. Aku heran juga karna dia tidak protes seperti biasanya. Apalagi aku minta dia bawa anak anak.

Ya,sukur,deh.

Pusing ku mulai parah,jadi setelah mencuci baju,aku istirahat sebentar dan meminum teh hangat.

Aku menggeleng gelengkan kepala agar semua unek unekku segera pergi. Tapi yang ada hidungku malah tersumbat.

"AAAAAARGH" Aku menaruh gelas teh dan mengacak rambutku dulu sebelum pergi mengambil tisu. Aku kira aku menghabiskan seluruh tisu di rumah tadi pagi.

Tepat saat Ice dan anak anak pulang,kaki ku rasanya habis di rebus sehingga tidak ada tenaga sama sekali buat berdiri.

Aku berpegangan pada lemari camilan sebelum Ice bergegas menghampiriku.

"Kenapa,Blaze?" Katanya. Aku tidak terlalu ingat yang di sini,karna aku sangat sangat pusing.

"Tidak tau,Ice. Tiba tiba pusing..." Kataku melemah. Frost tiba tiba menghampiriku dengan segelas air. "Buat Ayah" katanya dengan suara lucu.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now