"Gue seneng, nih, kalau kantor ngadain acara-acara mulu kayak gini. Nggak kerja kita." Ucap Acid sambil melahap sate ayam yang baru saja ia ambil dari meja prasmanan.
"Tapi, deadline tetep sama, Acid. Lo pikir deadline kerjaan jadi mundur kalau ada event-event kayak gini? Yang ada kita malah mesti lembur." Sahut Ci Novi menyadarkan dan langsung merusak kebahagiaan Acid.
"Padahal kita wajib ikut. Nggak peduli lagi banyak banget to-do list, pokoknya harus datang. Udahannya kita juga yang pontang-panting." Timpal Davina dengan mulut mencucu tapi penuh dengan bakso.
"Katanya Pak Nico bisa tahu departemen mana yang nggak datang. Dia hafal muka kita, guys. Bisa ditandain kita kalau nggak datang ke perayaan ulang tahunnya ini." Acid menambahkan dengan suara setengah berbisik.
"Namanya juga perusahaan keluarga. Manpowernya dikit. Departemen paling rame, ya, kita sama Underwriting. Jadi, wajar aja kalau dia hafal muka kita." Balas Ci Novi sambil menyeruput kuah baksonya.
Aku yang sedaritadi sibuk dengan ponselku hanya bergumam singkat untuk menanggapi. Tak terlalu terlibat dalam percakapan karena sedang sibuk sendiri berbincang dengan Ali.
Qiandra Asya Janice
Aku lg ada acara ultah CEO kantor
Km lg dmn kok macet2an jam sgini
Bawa mobil?Kagendra Magali Azhar
IyaaaQiandra Asya Janice
Tumben bgt bawa mobilKagendra Magali Azhar
Iyaaa, soalnya mau meeting di ciputat nihQiandra Asya Janice
Ohhhh jauh ya meetingnyaKagendra Magali Azhar
Iya jauh bgttt
Makanya aku bawa mobil
Km plg naik apa?Qiandra Asya Janice
Biasa deh
Jd spiderman di buswayKagendra Magali Azhar
Hahaha
Mau aku jemput nggak?
Sekalian dinner yukQiandra Asya Janice
WkwkwkKagendra Magali Azhar
alus kan?Qiandra Asya Janice
Haluuuus bgt sehalus tolmo
Emg km kelar jam brp?Kagendra Magali Azhar
Jam 4 mgkn. Km plg jam brp?Qiandra Asya Janice
Jam 6 kynyaKagendra Magali Azhar
Pick u up around 6?
"Senyum-senyum aja, nih, si Qian daritadi. Chat-chatan sama siapa, sih, lo? Udah punya pacar, ya, sekarang?" Sergah Acid ketika melihat aku yang tak berhenti mengulum senyum. "Ibra jadi makin senewen terus bawaannya."
Aku berdecak seraya memutar bola mata. "Nggaaak. Belum." Jawabku sambil memasukkan ponselku ke dalam saku rok.
"Tapi akan?" Tanya Davina kepo.
Aku mengangkat bahu pelan. "Nggak tahu, deh."
Sejujurnya aku beneran nggak tahu. Kalau bilang Ali nggak ada maksud apa-apa, sih, kayaknya pura-pura buta banget aku. Orang niatnya jelas banget gitu. Tapi buat bilang dia calon pacarku, aku masih ragu.
DU LÄSER
Lemons✔️
ChickLit[Bukabotol #3] Aku yakin, aku lagi menghadapi quarter life crisis versiku di umur 27 tahun menuju 28 tahun. Melihat pencapaian anak-anak muda jaman sekarang, bikin level insecureku semakin melesat. Masa mereka umur 22 udah punya mobil sendiri? Rumah...