Qiandra Asya Janice - 7.05 PM
Minum yukTavisha Auristela Deolinda - 8.30 PM
Jir lo ngajak pergi dadakan bener
Udh jam brp ini
Mamak mesti ngelonin anak bujang boboShalitta Adiningrum Latief - 8.35 PM
Minum apa qi
Cimory?
Gue lagi buntiiiingQiandra Asya Janice - 8.36 PM
Gue ngajakin dari jam 7 ya @Tavisha Auristela Deolinda
Minum apaan aja jadi yg penting ga wacana. Buru @Shalitta Adiningrum LatiefShalitta Adiningrum Latief - 8.40 PM
Lagi encok pinggang gue qi
SowwyyyyTavisha Auristela Deolinda - 8.42 PM
Jam 7 tadi lagi nyuapin Gentala gue
Maapin
Next time?Qiandra Asya Janice - 8.43 PM
Ok
Aku mengunci layar ponsel dan memasukkannya ke dalam tas yang kini ada di pangkuanku. Aku melamun di teras lobi gedung kantorku, terduduk di anak tangganya seperti orang frustrasi tanpa tujuan.
Seharian aku benar-benar berantakan. Pekerjaanku berantakan, pikiranku berantakan, akal sehat dan akhlakku benar-benar dipertanyakan. Semua teman-temanku bahkan nggak ada yang menyapaku. Mungkin mereka tahu, bahwa keadaanku nggak baik-baik saja hari ini. Mungkin juga mereka takut kalau sedikit saja mereka salah bicara, aku bisa menjambak dan menyeret mereka seperti yang kulakukan pada Mbak Puji.
Napas berat terhembus dari bibirku.
Aku benar-benar menyesal telah melakukan apa yang kulakukan pada Mbak Puji. Aku gelap mata, ditutupi emosi yang tak tersalurkan dan akhirnya kulampiaskan secara ugal-ugalan.
Sekarang ... aku merasa sendirian. Aku butuh menyalurkan emosiku. Aku butuh membagi ceritaku. Aku nggak butuh jalan keluar apapun, aku hanya ingin mengeluarkan semua yang ada di kepalaku. Semua hal berdesakkan di sana dan membuatku bingung. Aku kewalahan. Lelah. Nggak mengerti bagaimana mengurainya. Namun, aku nggak punya siapa-siapa untuk berbagi cerita.
Teman-temanku sudah terlalu sibuk dengan kehidupan pribadi masing-masing. Sedangkan aku nggak berani untuk membagi permasalahanku pada Ola atau mama.
Ponselku bergetar di dalam tas. Aku mengambilnya dan membaca pesan yang baru saja masuk.
Kagendra Magali Azhar
Aku msh di kantor nih syg
Aku jemput ksitu ya?
Love u
Pesan itu membuatku termenung. Tanpa aba-aba, ingatanku mengulang semua memori beberapa bulan ini. Ingatan yang selalu ada Ali di dalamnya.
Sebelumnya, aku selalu kesepian. Jalan-jalan ke mal sendirian. Nggak pernah bisa liburan ke tempat yang sudah kutandai karena nggak ada yang menemani. Nggak ada yang nanya kabar dan bagaimana hariku berjalan. Sejak bertemu Ali, aku nggak merasa sendiri lagi. Walau aku nggak benci sendirian, tapi saat merasakan semua perhatian yang aku dapatkan, ternyata itu semua menyenangkan dan aku butuhkan. Oleh karena itu, sekarang aku tersadar—siapa yang akan memberikan semua itu jika aku berpisah dengan Ali? Apa kehidupan lamaku—dimana aku harus selalu sendirian—akan kembali lagi? Kepada siapa aku akan membagi cerita sereceh bakwan jagung di kantin kantorku enak banget sampai aku beli 5 buat diriku sendiri? Beberapa bulan ini, aku selalu menceritakannya pada Ali dan Ali selalu mendengarkan dan menanggapi dengan excited.
YOU ARE READING
Lemons✔️
ChickLit[Bukabotol #3] Aku yakin, aku lagi menghadapi quarter life crisis versiku di umur 27 tahun menuju 28 tahun. Melihat pencapaian anak-anak muda jaman sekarang, bikin level insecureku semakin melesat. Masa mereka umur 22 udah punya mobil sendiri? Rumah...