36 | cemburu

3.1K 347 87
                                    

Hatchiiiii!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatchiiiii!

"Weh! Weh!!!"

Aku yang sedang berjalan ke mejaku dan berpapasan dengan Ibra yang hendak berjalan keluar akuarium langsung menghentikan langkah ketika melihat kehebohannya. Si tukang beha sialan itu mengibaskan kedua tangannya di udara seolah sedang mengusir lalat. Bedanya, ini bukan lalat yang sedang ia usir, tapi bersinku!

"Sa! Beli Saniter, Sa! Ada yang nyebar-nyebar virus ini. Haduuuh!" Serunya sambil masih terus mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku.

"Idiiih! Apaan, sih, pak?!" Protesku dengan kesal.

"Ditutup, dong, kalau bersin!"

"Kalau ditutup nanti tangan saya, dong, yang kotor! Nanti virusnya nempel di barang-barang yang saya pegang!" Cerocosku nggak mau kalah. "Dokumen yang saya kasih ke bapak, bakal banyak virusnya! Mau, bapak, megang-megang virus saya?!"

"Maunya, sih, pegang kamuuu~~"

"Reksa, gue catok mulut lo, ya!" Aku mendelik ke arah Reksa yang asal nyamber.

"Udah, ah," Ibra mengibaskan tangannya seolah meremehkan. "Nggak pernah menang emang kalau ngomong sama kamu."

"Jiaaaah! Bapaknya aja yang terlalu Hello Kitty. Mudah mengalah sama Qiandra." Ledek Acid dari balik kubikelnya.

"Yeeeu, Hello Kitty naon! Hello Ghost kalau Pak Ibra, mah!" Sahutku nyolot.

"Ssst! Suaranya, Qi! Kenceng banget! Bisa stress, tuh, bayinya Indira!" Balasnya sambil menunjuk ke arah salah satu anak reporting yang sedang hamil.

Si Indira sampai terlonjak dari bangkunya karena tiba-tiba namanya disebut Ibra. Reaksi itu adalah reaksi umum para penghuni akuarium. Mendadak jumpy cuma karena dengar nama kita keluar dari mulut si bawel ini.

"Diiih! Lihat itu si Indira hampir jantungan dengar namanya disebut sama bapak! Kasian bayinya mendadak salto di dalam perut gara-gara dengar suara bapak!"

"Berarti lebih baik nanti kalian jangan punya bayi bareng, sih. Curiga bayinya minta jadi cebong lagi gara-gara frustrasi dengar suara kalian." Celetuk Ci Novi sambil menahan tawa.

"Ciii!!!" Mataku melotot ke arah Ci Novi. Lalu buru-buru aku mengetuk kepala dan perutku bergantian. "Amit-amit, Ya Allah. Amit-amiiiit!"

"Sini, saya bantu ketok yang lebih kenceng."

"Haaaah! Hush, hush!" Teriakku sambil menghindar saat Ibra mendekat dan mengulurkan tangan hendak mengetuk kepalaku juga.

"Mending ketuk hatinya aja, pak." Reksa menyambar sambil terkekeh.

Ibra mendengkus sambil kembali melanjutkan langkahnya berjalan menuju pintu keluar. "Biar Allah aja itu, mah."

"Lewat sepertiga malam, ya, pak?!" Tanya Reksa dengan setengah berteriak karena Ibra sudah semakin jauh.

Lemons✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang