25 | aral melintang

2.5K 376 62
                                    

Qiandra Asya Janiceaku lembur kynya likm duluan aja deh plgnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Qiandra Asya Janice
aku lembur kynya li
km duluan aja deh plgnya

Kagendra Magali Azhar
yahh
tp bsk ga lembur kn?
kamis ini aku hrs ke singapur
jd gbs ketemu weekend

Qiandra Asya Janice
mudah2an nggak
ada apaan ke singapur?

Kagendra Magali Azhar
meeting sm org di sana

Qiandra Asya Janice
sampe kpn?

Kagendra Magali Azhar
minggu baru pulang

Qiandra Asya Janice
ohh yahhh :(

Kagendra Magali Azhar
:(
makanya minggu ini cm bs bsk atau lusa ketemunya

Qiandra Asya Janice
hiks
mudah2an gada aral melintang


"Loh?" Aku menoleh saat mendengar suara Davina yang tiba-tiba mendadak tinggi. Wanita itu terlihat mengernyit tak suka menatap dokumen yang tersaji di depannya. "Ini udah jam 4.15, loh, mbak. Kok bisa-bisanya stempelnya jam 2?"

Aku langsung mendengkus ketika memahami permasalahan yang terjadi. "Mau curang ya, mbak?" sindirku ke arah Mbak Puji yang berdiri di sebelah Davina.

Pasti si Mbak Puji ini berusaha curang dengan memberikan stempel jam terlebih dahulu sebelum melengkapi lampiran yang kurang di payment voucher miliknya. Aku ingat, Mbak Puji mengambil berkasnya yang sudah selesai dariku itu sekitar jam 2. Aku memberitahunya bahwa aku melihat ada lampiran yang kurang dan lebih baik dia melengkapinya sebelum memberikan berkas itu ke tim finance.

Tampaknya, Mbak Puji memberikan stempel duluan sebelum melengkapi berkas itu. Tujuannya adalah agar dokumen itu terlihat seolah di-submit sebelum jam 4, jadi bisa ikut pembayaran di H+2. Padahal seharusnya, ia harus melengkapi dokumen itu dulu baru bisa distempel dan di-submit ke tim finance.

"Padahal udah saya bantuin periksa, loh, tadi biar Mbaknya nggak mondar-mandir kayak petugas kelurahan," decihku nyinyir. "Submitnya masih tetap aja telat, tuh. Berarti ketahuan salah siapa, dong, yaaa?"

"Ya udahlah! Ini, kan, juga cuma dikit! Kenapa, sih, nggak disekalianin aja?!" Protes Mbak Puji tanpa rasa malu ataupun bersalah karena sudah berniat curang.

"Ya nggak bisa gitu, lah! Semua ada aturannya kali, mbak! Sana check clock ulang!" Davina menolak dokumen Mbak Puji dengan mengembalikannya ke wanita yang wajahnya sudah sangat ditekuk itu.

"Ya ampun! Nambahin satu doang emang kenapa, sih?!"

"Lah, ya, mana bisa, lah! Emang mbak kira segampang itu apa bisa tinggal selip-selipin doang? Ini ada prosesnya juga, mbak! Saya aja belum review ini isinya apaan, ada yang kurang apa nggak berkasnya. Lihat, tuh, nominalnya berapa! Saya harus minta paraf sampe ke Pak Ibra. Nunggu paraf Pak Ibra juga ada TAT-nya. Mana mau dia diburu-buruin! Dia juga harus review ini bayar apaan. Sedangkan sekarang Ci Novi udah mau proses ke sistem buat pembayaran H+2. Emang dikira ini pembayaran warung apa bisa seenak jidat nambah-nambah?!" Davina nyerocos tanpa henti.

Lemons✔️Where stories live. Discover now