22 | kiriman makanan = perhatian

3.2K 423 106
                                    

Bagi manusia-manusia yang mencari cuan di Kota Jakarta yang sangat padat, merayap, pengap dan nggak pernah senyap ini, pasti udah tahu banget kalau yang namanya berangkat ngantor nggak boleh telat 5 menit aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi manusia-manusia yang mencari cuan di Kota Jakarta yang sangat padat, merayap, pengap dan nggak pernah senyap ini, pasti udah tahu banget kalau yang namanya berangkat ngantor nggak boleh telat 5 menit aja. Telat 5 menit doang, bisa membuat kita yang biasanya bakal jadi spiderman dengan nemplok di pintu TransJakarta jadi kehilangan kesempatan tersebut alias berhasil masuk ke dalam bis aja cuma jadi sekedar impian.

Oleh karena itu, demi melancarkan usahaku untuk memelet Ali, jam setengah 6 pagi, aku udah bangun dan langsung ke dapur buat bikin bekal yang kujanjikan.

Aku mau masak nasi goreng pakai telor ceplok.

Biasa banget, i know. Cuma aku, kan, emang nggak janjiin makanan ala restoran peraih michelin star. Aku cuma janjiin hal paling penting yaitu perhatian. Hihihihi.

Aku udah googling tips-tips mengambil hati lelaki. Salah satunya untuk selalu memberikan perhatian.

Perhatian yang diberikan harus konkrit. Bukan sekedar kayak "kamu udah pulang belum? Hati-hati, ya, di jalan!" tapi harus lebih useful. Contohnya kayak bekal ini. Ali, kan, bilang dia susah nyari makan siang karena sibuk, jadi aku langsung sat set mengusulkan membawakannya bekal sebagai bentuk perhatian. Padahal skill memasakku juga nggak ada yang spesial.

Nggak apa-apa, yang paling penting itu usaha dengan memanfaatkan peluang. Lalu yang kedua, baru tulus.

"Ngapain kamu, Qi?" Tanya mama yang tiba-tiba muncul waktu aku lagi ngulek-ngulek bawang sambil mewek.

"Pencak silat, ma. Qian pengen masuk timnya Iko Uwais biar bisa ikut main Star Wars."

Mama berseru jengkel. "Yeeee! Ditanya, kok, jawabnya kayak orang mabok!"

"Ya, lagi mama nanyanya aneh. Orang jelas-jelas Qian lagi masak. Kok ditanya ngapain?" Sahutku dengan mulut mencucu sambil mulai memasukkan bawang dan cabe yang telah kuhaluskan ke dalam wajan untuk ditumis.

"Mama kira kamu lagi bikin sesajen," cibir mama. "Biar cepet dapat jodoh."

"Nggak salah juga. Memang betul adanya." Jawabku sambil mengedikkan bahu namun mata dan tangan fokus pada masakan.

"Hah?" Mama menatapku dengan mendekatkan wajahnya sampai hanya berjarak beberapa centi. "Kamu masih kesurupan?"

Aku berdecak. "Kapan Qian kesurupan, sih?!" Mama terlihat mau menjawab namun aku buru-buru memotongnya. "Ini Qian lagi bikin bekal buat melet calon jodoh paling potensial Qian, ma! Mending mama jangan banyak nanya, bantuin aja biar ajian anaknya berhasil dengan baik. Ntar kalau berhasil, mama juga yang seneng!"

"Astagfirullahaladziiim! Musyrik, Qi!" Seru mama sambil melotot dan mengelus dada. "Mama ada nugget sama bakso di kulkas, mau ditambahin nggak?"

Aku terkikik. "Ya, boleh deh!"

Mama berjalan ke kulkas lalu mengambil bakso dan nugget untuk nantinya ditambahkan ke nasi yang sedang kuaduk-aduk di dalam wajan.

Keren banget aku! Udah kayak abang-abang tukang nasi goreng profesional!

Lemons✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang