Chapter 22

2.3K 176 42
                                    

Pintu dibuka . Aireen berpusing ke belakang dan ...

Pang !!!
______________________________________

Satu tamparan yang amat kuat hinggap di pipi kanannya . Kelihatan darah di hujung bibirnya .

Kahar turut terkejut . Dia menatap wajah si pengetua dengan amarah . Dia mengetap rahang .

" Kau ni memang anak tak guna ! Aku masukkan kau ke sini bukan untuk main-main . Aku hantar kau ke sini untuk belajar . Amirr elok je jadi orang . Tapi kau ?! Entah siapa punya perangai kau ikut . Keputusan exam kau teruk nak mampus . Kenapa math kau boleh dapat 92% je ?! " Abah si Aireen menengkingnya .

Aireen hanya memandang tepat ke dalam mata abahnya dengan pandangan amarah .

" Sekarang ni ada pelajar report pada warden yang kau pergi fly pula . Apa benda ni ? Jawab , Aireen ! " Abahnya menengkingnya sekali lagi .

" Ke Kahar yang hasut kau ? " Dia memandang Kahar .

" Tak . Aireen yang ajak Kahar untuk teman Aireen pergi fly . Kahar tak nak tapi Aireen yang paksa . " Aireen membuat pengakuan palsu .

Terbeliak mata Kahar . Dia memandang ke arah Aireen .

" Oh . Dah pandai eh ? Kau rasa kau masuk Kudrat ni , kau dah pandai ? Huh ?! Kau ingat kau dah pandai sangat macam Amirr ke yang kau boleh buat kerja-kerja bodoh ni , Aireen Khairina ?! " Abahnya menamparnya sekali lagi .

" Abdul Kahar . Keluar . " Pengetua mengarahkan .

Aireen memandang ke arah Kahar . Dia memberi signal kepada Kahar untuk keluar .

Perlahan Kahar mengatur langkah ke luar pejabat . Dia kaku .

" Ini semua salah aku . Kalau aku tak ajak dia malam semalam , tak kan jadi macam ni .... Amirr ." Kahar terus berlari , mencari Amirr .

Di dalam pejabat , abahnya sudah mengamuk dengan teruk . Aireen hanya berdiri tegak dan memandang ke arah abahnya dengan riak wajah kosong .

" Kau memang dah melampau , Aireen . Masa dekat Aspuri , dalam banyak-banyak jawatan , Kapla juga yang kau nak jadi . Dekat sini ? Apa pula ? Pelanggar peraturan sekolah ? Kau memang dah menconteng arang ke muka aku , Aireen . " Abahnya membaling buku ke kepala Aireen . Tepat di dahinya . Dahinya berdarah .

Darah menitis ke bawah dengan laju . Aireen hanya menahan sakit , menunggu masa untuk melawan .

" Kau ni pembawa sial ! " Abahnya mencapai tali pinggang dan melibas belakang badan Aireen dengan kuat banyak kali . Aireen mengetap rahangnya .

Abahnya menendang rusuknya hingga dia terjatuh , terbaring . Dia memegang rusuknya , mempertahankan badannya sewaktu abahnya menendang-nendangnya .

" Abah ! " Amirr berlari ke arah abah , menahannya dari memukul Aireen lagi .

Aireen terbatuk-batuk kesakitan . Satu badannya sakit sekarang ni . Pedih . Air mata sudah bertakung . Bukan air mata kesedihan , tapi air mata kemarahan dan kekecewaan .

" Abah ! Cukup ! Jangan pukul adik lagi ! " Amirr menahan abahnya .

" Kau tengok adik kau . Kenapa dia tak boleh nak jadi macam kau ? Dia ni ... Tak layak hidup , tahu ?! " Abahnya cuba melepaskan diri dari pegangan Amirr .

Aireen tertawa . Cukup kuat untuk abah dan Amirr untuk dengar .

" Biarkan dia , Amirr . Biar dia cakap apa yang dia nak cakap pada aku sekarang ni . " Suara Aireen serak .

Dia cuba untuk bangun namun rusuknya sakit sangat sekarang ni .

" Kau ni , memang bawa sial ! Kau bukan anak aku pun ! Aku tak patut jadikan kau anak angkat aku lah , babi ! " Abahnya hampir menyerangnya lagi .

" Yes ! Itu yang aku nak dengar ! " Aireen bangun , tapi tak boleh tegakkan badannya kerana sakit .

" Kenapa lambat sangat nak mengaku yang aku ni anak angkat kau , setan ? Jenuh aku tunggu . " Aireen berkata sambil tersengih sinis .

" Apa kau cakap ? Apa kau cakap , sial ?! " Abahnya mula berapi semula .

" Apa ? Kau cakap yang aku ni bukan anak kau , kan ? Anak angkat je kan ? So .. kita sekarang ni memang dah tak ada sebarang pertalian lah kan ? Kira kau ni hanya seorang orang tua yang berpangkat pengetua . " Aireen melawan .

" Itu pun ... Kau rampas dari seseorang . " Aireen menyambung .

Kelihatan reaksi terkejut muncul di wajah abahnya .

" Kenapa ? Terkejut ? Macam mana aku tahu ? Hei . Aku dah lama tahu lah yang kau bunuh bapa aku . Maleeq . Maleeq Khairin . Kawan baik kau sendiri . Kawan baik Dato' Abu Yamin . Macam mana kalau Dato' tahu pasal ni ? Pasal yang selama ni , kemalangan yang menimpa Maleeq tu sebenarnya dirancang oleh kawan baiknya sendiri ? " Aireen tersengih jahat .

Macam mana dia tahu ? Dia dah desak Mak Ngahnya untuk bagitau . Dia banyak buat penyelidikan tentang sejarah keluarganya selama ni . Guess what ? Dekat surat beranak , nama dia ber-bintikan Maleeq Khairin bin Azuan Aziz . Tapi dalam IC , ber-bintikan binatang ni .

And guess what again ? Dato' Abu Yamin , bapa si Kahar , adalah kawan baik Maleeq dan Yusof .

" Well . Betul cakap orang . Trio never works . It's never work sebab wujudnya manusia dengki macam kau dalam kumpulan tu . " Aireen melepaskan segalanya pada saat ini .

" Maleeq bagi kau amanah . Maleeq suruh kau jaga isteri dia dan jaga anak dia . Tapi kau ? Kau bunuh Maleeq , kahwin dengan isteri dia yang dah jadi balu , bunuh isteri dia pula , at the same time , kau curang , kau jadikan anak dia anak angkat , kau dera anak dia , at the same time , kau dera anak tiri kau secara mental ." Panjang Aireen meluahkan . Dia dah tak kisah apa-apa lagi sekarang .

" Kau sebenarnya nak kan harta Maleeq kan ? Kau dengki . Ingat sikit . Kalau Maleeq tak mati , kau tak kan dapat nama , dapat jawatan dan dapat pangkat dalam Kudrat ni . Jangan harap , bangsat . " Aireen berkata , dia menarik Amirr bersamanya sebelum berpusing untuk berjalan keluar .

" Woi , anak jahanam . Kau jangan berani-berani nak jejakkan kaki dekat rumah aku lagi lepas ni . Kau berambus ! " Yusof menengking .

" Rumah kau ? Tch . Jangan risau . Aku dah tak akan balik rumah tu lagi . Aku tak kan jejakkan kaki dekat rumah kau lagi . " Aireen berjalan keluar dari bilik itu dengan Amirr .

++++

" Dik , kau okay tak ni ? " Amirr mengangkat muka Aireen . Berdarah-darah .

" Amirr . Tolong bawa aku pergi dorm . Teman aku . Aku dah rasa terhuyung-hayang dah ni . " Aireen berkata , memandang ke bawah .

Amirr meletakkan lengan Aireen melingkari tengkuknya sebelum berjalan bersama Aireen ke dorm .

" Macam mana kau tahu semua tu ? " Amirr bertanya .

" Aku ada call Mak Ngah aku sebelum ni . Aku desak dia . Dia kata , nanti aku balik Melaka baru dia cerita yang full . " Aireen berkata , perlahan .

" Siapa yang panggil kau , bang ? " Aireen baru teringat untuk tanya .

" Kahar . Dia tercungap-cungap masa jumpa aku . Dia macam gelabah . Dia kata kau dalam bahaya dekat pejabat . Aku pun apa lagi , dah macam marathon aku berlari ke pejabat tadi . " Amirr menceritakan .

Selama perjalanan , Aireen tiba-tiba senyap . Dia dalam diam sedang bertarung dengan perasaannya sendiri . Dia tak mahu menangis . Tapi air mata sudah bertakung .

Tiba di dorm ...

" Aireen !! "---

----

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now