Chapter 44

1.8K 144 90
                                    

" Apa tadi tu , Kahar ? "---
______________________________________

" Dia yang jibam , Rina . Dia punca . " Kahar berkata . Suaranya agak garau . Tak seperti biasa .

Aireen mengerling ke tempat lain sebelum bercakap .

" Aku tahu . Dan aku tak kisah pun . Aku okay je . " Aireen cuba meyakinkan Kahar .

" Tapi aku kisah dan aku tak okay . Dia punca kau kena tibai , Aireen . Macam mana kau boleh maafkan dia dan lupakan apa yang dia buat macam tu je ? " Kahar agak marah .

" Aku tak lupa , Kahar . Aku ingat . Cumanya , benda dah jadi , Kahar . Kita tak boleh nak ulang kembali masa . " Suara Aireen berubah lembut .

Kahar masih tak puas hati . Raut wajahnya menjelaskannya .

" Kahar . Lupakan benda tu sekejap . Boleh ? Aku nak luangkan masa dengan kau dekat sini . Tak fun lah kalau kau macam ni . Senyumlah . " Aireen memegang wajah Kahar dan menarik kedua hujung bibirnya untuk membuatnya senyum .

Kahar tertawa . Dia tersenyum dan menggosok-gosok kepala Aireen dengan agak kasar , merosakkan hairstyle Aireen .

" Woi . Kahar ! Rambut jangan main eh . " Aireen menuding jari ke wajah Kahar .

Kahar tertawa dan dia ingin membuat sekali lagi .

" Kalau kau sentuh dan rosakkan rambut aku lagi , memang aku siku muka kau , Kahar . " Aireen mengugut .

" Okay . Okay . Tak buat dah . " Kahar mengalah . Sayang muka rupanya si Kahar ni .

Mereka duduk di bangku yang tersedia di situ mereka melihat bulan penuh yang amat cantik di langit .

Kahar menyalakan sebatang rokok .

" Kau nak ? " Kahar menghulurkan sekotak rokok padanya .

Aireen menggeleng .

" Tak nak lah . Tak rasa nak hisap . " Aireen merehatkan kepalanya di atas bahu Kahar .

Kahar terhenti sejenak sebelum tersenyum dan sambung menghisap rokok .

" Aireen . " Lembut Kahar memanggilnya .

" Hmm ? " Aireen menjawab . Dia menutup matanya . Entah kenapa dia berasa selesa . Tambahan lagi angin malam yang sejuk menerpa ke arah mereka .

" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis .

" Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen angkat kepala memandang Kahar , pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya .

" Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti kau tengok bintang lain selain aku . Tapi kalau aku jadi Bumi , kau hanya akan berputar di sekeliling aku sahaja . Maksudnya apa , cinta ?Maksudnya , kau akan tengok aku seorang je . Only me . Dan aku hanya akan tengok kau seorang sahaja . Aireen Khairina , cinta hatiku . " Panjang Kahar menjelaskan .

" Oh-- " Terasa bahang dimuka Aireen . Telinga dan mukanya memerah .

Aireen menutup wajahnya dengan tangan sebelum menghirup udara segar dalam-dalam dan tertawa .

" Kau ni kalau tak buat aku blushing sehari , memang tak sah kan ? " Aireen menelengkan kepalanya ke arah Kahar .

" Biarlah . Aku suka tengok kau blushing . Comel . " Kahar mencuit hidung si Aireen .

Aireen tersenyum .

" Kalau kau Arjuna , akan aku menadah tangan dan meminta kepada sang pencipta untuk menjadikan ku Rahara-mu . " Aireen membalas ayat si Kahar .

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now