" Sial . "---
______________________________________
" Adik--" tak sempat abahnya ingin memanggilnya , Aireen terus meluru ke arah Marsya dan menamparnya dengan kuat . Marsya hanya diam kerana dia tahu kalau dia melawan , Aireen akan jadi lebih ganas .
Pendek kata , bagai mencurah minyak di api yang sedang terbakar .
Lagipun , memang salah dia .
" Adik , sabar . " Abahnya cuba menenangkannya namun gagal . Kahar tahu yang Aireen tengah menggelegak sekarang ni .
Aireen menarik kolar baju Marsya , membangunkan Marsya dari duduk secara paksa . Aireen menolak Marsya ke dinding dengan kasar sebelum sebuah penumbuk padu hinggap di dinding di sebelah wajah Marsya . Marsya tersentak .
Kelihatan darah mula menitik jatuh dari buku limanya yang masih terlekat di dinding . Tompok merah mula muncul di bahagian bahu uniformnya . Menandakan luka jahitannya terbuka semula .
" Aku minta maaf , Khai . " Dia menangis . Marsya tak berani nak pandang mata Aireen .
" Maaf ? Kau nak aku maafkan kau ? Boleh . Boleh . Lepas aku bunuh kau baru aku maafkan kau lah , cibai . " Aireen mengamuk .
" Aku minta maaf , Aireen . Aku tak sengaja . Aku tak berniat pun nak tikam dia . " Marsya merayu .
" Kau dengar sini , Marsya Kirana binti Muhammad Zahid . Kalau Maisarah mati , aku akan tanam kau hidup-hidup sekali dengan jenazah dia . " Aireen mengugut .
" A-aku-- minta maaf , Khai . " Hanya itu sahaja yang dia boleh ucapkan sekarang ni .
" Hey . Pandang aku lah , sial . " Aireen memaksa Marsya untuk memandangnya dengan menggunakan jari telunjuknya di bawah dagu Marsya .
" Kalau kau minta maaf dengan Maisarah , conferm dia maafkan kau . Dia tu baik . Suci . Tapi dengan aku , tch..tch..tch..tch..tch.. " dia berdecit .
" Pergi mampus . Kau menangislah dengan air mata darah sekali pun , selagi aku tak hapuskan kau dari muka bumi ni , selagi tu aku tak puas dan aku tak akan maafkan kau lah , sial . " Aireen mengetap rahangnya .
" Aireen , sabar . Bawa mengucap . " Abahnya cuba menariknya jauh dari Marsya tetapi dia merentap lengannya dari pegangan abahnya.
" Tak cukup ? Huh ? Tak cukup lagi ke kau dah bunuh Eyka ? Tak cukup lagi ke sial ?! Banyak benda kau dah rampas dari aku lah sial . Kau dah rampas Eyka . Kau dah rampas high council Aspuri . Kau dah rampas kedudukan aku dalam MMA . Kau dah rampas Kahar . Apa lagi lepas ni ? Jangan cakap kau nak rampas nyawa aku pula lepas ni . " Aireen betul-betul dah hilang sabar . Matanya berair .
Kahar terdiam memandang Aireen .
" Aireen . Aku minta maaf , Aireen . Aku sanggup buat apa sahaja supaya kau maafkan aku . " Marsya menangis .
" Tak . Kau tak perlu buat apa-apa . Biar aku yang buat . Aku akan hapuskan kau dan High Council Aspuri yang kau dah gubal tu dari muka bumi ni . Dan aku akan pastikan kau tengok guna mata kepala kau sendiri macam mana aku hancurkan high council yang kau banggakan selama ni ." Laju air matanya turun ke pipi .
Aireen melepaskan Marsya . Marsya jatuh terduduk . Dia menangis .
" Sebelum ni , Eyka mati , bapa kau buat apa ? Bapa kau bayar pihak sekolah untuk jangan jibam . Diam . Butakan mata . Dan aku pun bodoh masa tu . Aku bodoh sebab pergi ikut cakap bapa kau tu . Tapi sekarang ni , jangan harap . Kau suruhlah bapa kau bayar beratus , beribu , berjuta sekali pun , aku tetap akan buat apa yang aku nak buat . Aku tak akan jibam ... Tapi aku akan buat benda yang lagi teruk dari tu lah sial . " Aireen berkata , laju air matanya jatuh di pipinya .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...
