Chapter 25

2.3K 165 43
                                    

Dia berjalan menghampiri tangga . Dia turun beberapa anak tangga dan dia terdengar suara yang seperti teresak-esak . Dia turun lagi satu anak tangga dan---
______________________________________

Dia nampak sosok gadis yang dia amat kenal sedang duduk di tepi tangga sambil memakai windbreaker berwarna putih . Dia menutup kepalanya dengan penutup kepala yang terdapat pada windbreaker tersebut .

Kahar dengan perlahan menuruni anak tangga dan menyapa si gadis .

" Aireen ? Kenapa ni ? " Lembut Kahar bertanya . Dia melabuhkan punggung di sebelah Aireen .

" Pergilah , Kahar . Aku tak nak kau tengok aku macam ni . " Suara Aireen serak . Memang sah dia menangis . Dia mengelak daripada memandang Kahar .

" Tak nak . Aku nak teman kau . " Kahar berdegil .

Aireen senyap , memandang ke tempat lain .

" Aireen.. " Kahar dengan lembut menarik wajah Aireen untuk memandangnya .

Kahar mengelap air mata Aireen .

" Kenapa ni ? Hmm ? Kau okay ke tak ? " Kahar memandang tepat ke dalam mata merah Aireen .

Mata dan hidung si Aireen merah . Hati Kahar rasa pedih melihat Aireen macam ni . Tak pernah-pernah dia tengok Aireen menangis .

" Sekarang ni , kalau kau nak nangis , nangis je . Aku ada . " Kahar berkata . Ayat Kahar mengundang tangisan Aireen .

Aireen menangis semula . Kahar menarik Aireen untuk bersandar di dadanya . Aireen hanya menuruti kerana dia amat perlukan sokongan seseorang sekarang ni .

" A-aku punca , Kahar . Aku punca umi mati . Aku rindu umi . Salah aku , Kahar . Salah aku . " Aireen meluahkan .

Kahar faham yang Aireen rindu akan arwah umi-nya .

" Bukan salah kau , Aireen . Dah sampai masanya umi kau pergi . Allah lebih sayangkan dia ." Kahar cuba menenangkan Aireen .

" Tapi aku---" Kahar tak membenarkan Aireen menghabiskan ayatnya . Aireen terus menangis teresak-esak .

" Shh... Shh... Shh..."

Kahar mengusap-usap kepala Aireen dengan lembut .

Selepas beberapa minit , tangisan Aireen makin mereda .

" Kahar... " Kedengaran suara serak Aireen memanggilnya .

" Ya , Aireen ? " Kahar memandangnya .

" Macam mana rasanya keluarga ? Keluarga yang bahagia ? " Aireen bertanya . Dia sungguh ingin tahu .

Kahar senyap .

" Aku minta maaf , Aireen . Aku tak tahu ... Dan aku pun nak tahu macam mana rasanya . " Kahar mengeluh sebelum cuba untuk tersenyum .

" Tapi bila aku dengan kawan-kawan aku , especially kau , aku rasa happy , rasa bahagia . Rasa macam... Rumah . " Kahar mengukir senyuman manis di bibirnya .

" Aku boleh jadi tempat luahan kau , Aireen . Bila-bila masa dan dimana jua . " Kahar berkata .

Aireen mengangkat muka dan memandang Kahar .

" Kalau kau tak percaya , aku boleh bersumpah sekarang juga . " Kahar sudah bersedia untuk bersumpah .

" Tak payahlah sampai bersumpah . " Aireen tersenyum kecil .

" Haa ! Itu yang aku nak tengok ! Senyuman kau ! Dah . Tak nak nangis-nangis lagi dah . Cinta hati aku tak comel kalau nangis . Dan aku tak suka tengok kau nangis . " Kahar memujuk .

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now