Malam ,
Aireen keluar dari biliknya , ingin membeli air di mesin gedegang .
Langkahnya terhenti di tangga tatkala melihat satu sosok tubuh yang dia amat kenal . Dan yang dia amat rindui .
______________________________________Kahar .
Kahar sedang bersandar di dinding dan menangis sambil menghisap rokok . Dengan jelas kelihatan yang dia menangis walaupun dia memakai penutup kepala yang terdapat pada hoodie-nya . Esak-kan-nya perlahan kedengaran .
Kahar memandang ke atas . Dia cepat-cepat mengelap air matanya . Dia membuang puntung rokok itu ke lantai dan memijaknya hingga terpadam dan membetulkan penutup kepalanya . Dia naik beberapa anak tangga ke atas . Dia ingin pergi dari situ . Dia tak nak Aireen tengok dia begini .
Kahar yang lemah .
Disebabkan dia berada beberapa anak tangga ke bawah dan Aireen beberapa anak tangga ke atas , ketinggian mereka menjadi sama .
Kahar mengelak dari memandang Aireen .
Kahar terhenti tatkala Aireen berdiri di hadapannya .
Aireen dengan kekok menarik lengan Kahar supaya merapatkan diri dengannya . Perlahan dia melingkari lengannya di bahu Kahar dan memeluknya .
Dia rindu Kahar . Rindu sangat-sangat .
Kedengaran Kahar mula menangis semula . Kahar memeluk Aireen semula dan merehatkan kepalanya di bahu Aireen . Pelukannya semakin erat sepertimana tangisannya . Tak perlahan sebab Aireen boleh dengar tapi tak kuat sehingga orang lain boleh dengar .
Aireen menggosok-gosok kepala Kahar yang berlapikkan penutup kepala itu .
" Aku ada , Kahar . Aku ada . Nangis lah . Tiada siapa akan judge kau . Walaupun kau anak jantan , tapi kau manusia . Tak ada manusia yang sempurna . Luahkan pada aku . " Aireen berkata , lembut .
Pelukan Kahar semakin erat . Dia rindu akan Aireen . Dia sayangkan Aireen .
Wangian Kahar membuatnya tenang . Dia masih lagi menggosok-gosok kepala dan belakang Kahar .
+-+-+
Mereka duduk . Mereka berdua memandang ke arah bulan . Kahar mengelap air matanya . Aireen dari tadi tidak melepaskan pegangannya pada tangan Kahar . Dia sendiri tak sedar yang dia memegang tangan Kahar .
" Kahar... Kau nak tahu tak perasaan aku lepas aku lepaskan jawatan Kapla dan tamatkan High Council ? " Aireen membuka bicara . Dia tahu yang Kahar perlukan sokongannya untuk esok .
" Rasa... Lega . Rasa macam beban hilang . Rasa bebas . Inilah yang aku cari selama ni . Perasaan ni lah . No more terikat dengan tradisi bodoh tu . " Aireen tersenyum kecil dan menghela nafas lega .
" Aku bukan budak pandai , Aireen . Sebelum aku masuk pilihan raya , jadi Kapla , tak ada siapa pandang aku . Lepas aku jadi Kapla , baru orang perasan yang aku ni wujud . Aku just nak orang tahu dan sedar tentang kewujudan aku . Dan aku nak buktikan pada bapa aku yang aku boleh . Yang aku ni bukan beban . Yang aku ni wujud . Kalau aku bukan Kapla mesti kau pun tak kenal aku siapa . Mesti kau pun tak tahu ada orang bernama Abdul Kahar dekat Kudrat ni . " Kahar menunduk ke bawah .
" Kahar... " Aireen mengangkat wajah Kahar untuk memandangnya . Dia memegang erat tangan Kahar .
" Bagi aku , kau ada . Kau wujud . Walau tanpa jawatan Kapla pun , mesti aku akan nampak kau . Aku akan sedar tentang kewujudan kau . See ? Masa aku mula-mula masuk sini , tak kenal siapa-siapa selain Naim dan Amirr , aku ternampak kau . Aku pandang kau . Aku terus terfikir . Siapa kau ? Apa nama kau ? " Aireen tersenyum kecil .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...