Chapter 70

1.8K 153 104
                                    

Malam ,

Aireen keluar dari biliknya , ingin membeli air di mesin gedegang .

Langkahnya terhenti di tangga tatkala melihat satu sosok tubuh yang dia amat kenal . Dan yang dia amat rindui .
______________________________________

Kahar .

Kahar sedang bersandar di dinding dan menangis sambil menghisap rokok . Dengan jelas kelihatan yang dia menangis walaupun dia memakai penutup kepala yang terdapat pada hoodie-nya . Esak-kan-nya perlahan kedengaran .

Kahar memandang ke atas . Dia cepat-cepat mengelap air matanya . Dia membuang puntung rokok itu ke lantai dan memijaknya hingga terpadam dan membetulkan penutup kepalanya . Dia naik beberapa anak tangga ke atas . Dia ingin pergi dari situ . Dia tak nak Aireen tengok dia begini .

Kahar yang lemah .

Disebabkan dia berada beberapa anak tangga ke bawah dan Aireen beberapa anak tangga ke atas , ketinggian mereka menjadi sama .

Kahar mengelak dari memandang Aireen .

Kahar terhenti tatkala Aireen berdiri di hadapannya .

Aireen dengan kekok menarik lengan Kahar supaya merapatkan diri dengannya . Perlahan dia melingkari lengannya di bahu Kahar dan memeluknya .

Dia rindu Kahar . Rindu sangat-sangat .

Kedengaran Kahar mula menangis semula . Kahar memeluk Aireen semula dan merehatkan kepalanya di bahu Aireen . Pelukannya semakin erat sepertimana tangisannya . Tak perlahan sebab Aireen boleh dengar tapi tak kuat sehingga orang lain boleh dengar .

Aireen menggosok-gosok kepala Kahar yang berlapikkan penutup kepala itu .

" Aku ada , Kahar . Aku ada . Nangis lah . Tiada siapa akan judge kau . Walaupun kau anak jantan , tapi kau manusia . Tak ada manusia yang sempurna . Luahkan pada aku . " Aireen berkata , lembut .

Pelukan Kahar semakin erat . Dia rindu akan Aireen . Dia sayangkan Aireen .

Wangian Kahar membuatnya tenang . Dia masih lagi menggosok-gosok kepala dan belakang Kahar .

+-+-+

Mereka duduk . Mereka berdua memandang ke arah bulan . Kahar mengelap air matanya . Aireen dari tadi tidak melepaskan pegangannya pada tangan Kahar . Dia sendiri tak sedar yang dia memegang tangan Kahar .

" Kahar... Kau nak tahu tak perasaan aku lepas aku lepaskan jawatan Kapla dan tamatkan High Council ? " Aireen membuka bicara . Dia tahu yang Kahar perlukan sokongannya untuk esok .

" Rasa... Lega . Rasa macam beban hilang . Rasa bebas . Inilah yang aku cari selama ni . Perasaan ni lah . No more terikat dengan tradisi bodoh tu . " Aireen tersenyum kecil dan menghela nafas lega .

" Aku bukan budak pandai , Aireen . Sebelum aku masuk pilihan raya , jadi Kapla , tak ada siapa pandang aku . Lepas aku jadi Kapla , baru orang perasan yang aku ni wujud . Aku just nak orang tahu dan sedar tentang kewujudan aku . Dan aku nak buktikan pada bapa aku yang aku boleh . Yang aku ni bukan beban . Yang aku ni wujud . Kalau aku bukan Kapla mesti kau pun tak kenal aku siapa . Mesti kau pun tak tahu ada orang bernama Abdul Kahar dekat Kudrat ni . " Kahar menunduk ke bawah .

" Kahar... " Aireen mengangkat wajah Kahar untuk memandangnya . Dia memegang erat tangan Kahar .

" Bagi aku , kau ada . Kau wujud . Walau tanpa jawatan Kapla pun , mesti aku akan nampak kau . Aku akan sedar tentang kewujudan kau . See ? Masa aku mula-mula masuk sini , tak kenal siapa-siapa selain Naim dan Amirr , aku ternampak kau . Aku pandang kau . Aku terus terfikir . Siapa kau ? Apa nama kau ? " Aireen tersenyum kecil .

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now