Chapter 34

2K 167 37
                                    

Esoknya , pagi .

Aireen bangun awal macam biasa dan tolong masak sarapan .

Selesai , dalam pukul 10.30 macam tu , mak ngah mula mengemas .

Dia mengemas di dalam biliknya dan di dalam bilik Kahar . Walaupun Kahar selalu menyapu . Kahar masuk ke dalam biliknya , cuba untuk menolong .

" Aireen ... Buat apa tu ? " Dia sengaja bertanya walaupun dia nampak dengan mata kepalanya sendiri yang Aireen sedang membuang sarang labah-labah menggunakan ... Apa benda tah tu . Bulu ayam ?

" Tengah basuh baju . Kenapa ? Nak tolong ? Tolong sidai je kejap lagi . " Aireen membalas dengan sindiran .

" Pergh . Garang sangat akak kita pagi-pagi ni . " Kahar tersenyum sinis sambil bermain lidah .

Aireen berhenti membuat kerja dan mendongak untuk memandang Kahar .

" Abdul Kahar . Kau tak boleh ke kalau tak main lidah ? Alangkah baiknya kalau aku boleh kerat lidah kau . " Aireen mengecilkan matanya . Geram .

" It's habit , cinta . " Kahar berkata , membongkokkan sedikit badannya dan kelihatan lidahnya menekan hujung bibirnya .

Kahar sebenarnya nampak yang Aireen ingin senyum tetapi cepat-cepat di cover dengan wajah selambanya .

Tapi telinganya masih memerah .

Alahai , comel !

" Dah . Tepi . Aku nak buat kerja . " Aireen menolak Kahar ke tepi .

" Nak tolong ! " Kahar merampas bulu ayam itu dari pegangan Aireen .

" Kahar ! " Aireen cuba mencapai bulu ayam yang diangkat tinggi oleh Kahar . Dia tak dapat nak capai .

" Kahar , please lah . Aku nak buat kerja . Banyak lagi tempat aku nak kemas . Bagi lah . " Aireen terlompat-lompat untuk mencapai benda itu .

" Alo-lo-lo-lo ... Comelnya dia ... Cer try lompat tinggi sikit . Mana tahu dapat . " Kahar mengusik .

Kahar makin lama makin ke belakang , ke arah katilnya kerana Aireen makin lama makin ke hadapan .

Aireen tak perasan yang ada satu dumbell di hadapan kakinya . Dia tersadung dan secara tak langsung menolak Kahar sekali untuk jatuh .

Dia memejam mata dengan erat , pasrah kalau mukanya sembah bumi . Tapi sebaliknya , wajahnya tersembam pada sesuatu yang lembut . Tapi tak selembut tilam . Ianya keras , tapi tak sekeras lantai .

Dia perlahan membuka mata . Wajah Kahar berada dekat dengannya . Kelihatan Kahar turut terkejut . Aireen boleh rasa dan dengar detak jantung Kahar yang semakin melaju .

Telinga masing-masing memerah .

Senyap . Mereka berdua kaku buat seketika sebelum panggilan dari mak ngah kedengaran .

" Adik ! " Kedengaran suara mak ngah dari luar .

Aireen dan Kahar tersentak . Aireen cepat-cepat bangun dan merapikan rambutnya . Kahar duduk . Dia meraup rambutnya ke belakang dan melihat ke arah Aireen . Aireen cepat-cepat merampas bulu ayam itu dari tangan Kahar dan berjalan keluar .

" Ya , mak ngah ? " Aireen menyahut .

Wajah Kahar memerah . Dia beberapa kali meraup wajahnya dan tersenyum .

" Comel . " Kahar tersengih .

Dia berjalan keluar dan menolong mak ngah . Dia tersenyum pada Aireen . Aireen menjelingnya . Banyak kali .

++++

" Kahar . Tolong pergi kedai boleh ? " Mak ngah meminta tolong .

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now