Mereka makan bersama di dapur . Kahar duduk bersebelahan dengan Aireen , berhadapan dengan Pak ngah dan mak ngah .
Sedang mereka sedap makan , pak ngah baru perasan luka di wajah Aireen .
" Adik . Kenapa muka ada luka-luka gitu ? Bergaduh ke ? " Pak ngah tahu apa yang Aireen buat masa di Aspuri dan MMA .
" Eh . Tak lah . Dah lama dah adik tak masuk mana-mana perlawanan . Ini... Injured sikit . " Aireen mengelak daripada menjawab .
" Iya lah , injured . Tapi sebab apa ? " Pak ngah merisaukannya .
" Sebab... Abah . " Perlahan Aireen berkata sambil menyuapkan nasi di dalam mulutnya .
" Sekejap . Dia pukul adik lagi ? Kenapa tak call pak ngah ? Kenapa tak bagitau ? Kenapa tak report ? Okay ke tak ? Kat mana lagi kena ? " Riak wajah Pak ngah berubah risau .
" Adik okay je lah . Sikit je pun . " Aireen tersenyum .
" Sikit apa sampai berdarah-darah masa balik dorm ? Nak berjalan pun tak boleh masa tu . " Kahar berkata .
Aireen menjeling Kahar .
Mamat ni . Ada yang aku ikat dia dekat pokok kelapa dekat belakang tu kang .
" Astaghfirullahalazim.. adik sepatutnya bagitau pak ngah dengan mak ngah . " Pak ngah berkata .
" Tak apa lah . Adik tak nak korang berdua risau . Lagi pun ... Kahar ada . Dia selalu tolong . " Aireen berkata .
Kahar di sebelahnya sudah tersengih . Ceh . Ingat juga dekat aku eh ?
Sudah makan malam , mereka masing-masing duduk bersama di ruang tamu .
" Adik . Jom ikut mak ngah masuk bilik sekejap . " Mak ngah memanggilnya .
Aireen bangun dan mengikut mak ngah .
Mak ngah menutup pintu .
" Adik buka baju . Mak ngah nak tengok lebam dekat badan tu . " Mak ngah mencapai sebotol minyak dari atas almari .
" Eh-- macam mana mak ngah tahu ? Kahar eh ? " Aireen meneka .
" Haah . Dia bagitau mak ngah untuk tolong tengokkan . Dah . Buka baju, duduk membelakangi mak ngah . " Mak ngah mengarah .
Aireen pasrah . Dia mentaati sahaja .
Dia membuka baju . Dia membelakangi mak ngah . Mak ngah tersentak .
" Astaghfirullahalazim , dik . Teruknya adik kena pukul . " Mak ngah dengan lembut mengusap-usap belakang Aireen yang berbirat-birat . Turut ada lebam yang agak besar di bahagian rusuk kirinya .
Dia menyapu minyak gamat pada kesan berbirat-birat itu dan menyapu minyak urut pada rusuk Aireen .
" Aireen okay-- aduh ! " Dia mengaduh tatkala mak ngah mengurut di bahagian lebam di rusuknya .
" Mak ngah-- ! Mak ngah ! Tak payah urut , mak ngah ! Sakit , mak ngah ! " Aireen berkerut menahan sakit .
" Tak boleh . Kena juga . Kalau tak , lagi susah lebam ni nak surut . " Mak ngah berkata .
++++
Kahar di ruang tamu sedang menonton televisyen bersama pak ngah . Mereka ada lah juga berborak sesama mereka .
Aireen keluar dari bilik , membetulkan bajunya . Dia menjeling Kahar . Dia duduk di sebelahnya .
" Kau pergi bagitau mak ngah apa hal ? Sakit tau tak kena urut . " Aireen menggosok-gosok rusuknya .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...