01☁️ Semuanya Telah Hilang

177K 6.1K 51
                                    

01
.
.
.

Plakk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Plakk

Entah tamparan yang ke berapa Rima dapatkan saat ini, sungguh sekarang dia merasa sedang ada di ujung jurang yang sangat dalam. Rima hanya bisa berjongkok dan terus menangis di depan kaki orang tuanya.

"BANGUN KAMU!!" Teriakan pak Mardi menggema di seluruh ruangan UKS  sekolah.

Mardi adalah ayah dari Rima, dia sangat menyayangi Rima dan selalu sabar merawatnya. Tapi tidak saat ini.

Plakk

"BAPAK BILANG BANGUN!"Mardi menyeret Rima dengan kasar dan mendudukkannya di kursi yang ada di dalam UKS.

Seluruh siswa yang ada di sekolah berbondong-bondong mengintip dibalik celah jendela yang ada. Namun dengan segera  pak Ilham selaku kepala sekolah membubarkannya

Tidak ada yang bisa Rima lakukan lagi selain diam dan menangis. Dia juga sangat kecewa pada dirinya sendiri.

"CEPAT KATAKAN SIAPA PELAKUNYA," Teriak Mardi dengan emosi yang meluap.

"Rima gak tau pak," jawab Rima pelan. Kepalanya menggeleng keras seolah menolak apa yang terjadi padanya.

"MANA MUNGKIN KAMU TIDAK TAU." Mardi dengan emosi kembali mencengangkan kerah seragam yang Rima kenakan sekarang ini dan kembali berkata, "SEKARANG KATAKAN SIAPA AYAH DARI ANAK YANG KAMU KANDUNG INI!! CEPAT KATAKAN!" Namun, lagi-lagi Rima hanya diam dan menangis tanpa suara tapi, percayalah menangis tanpa suara itu lebih menyakitkan.

Plakkk

"ANAK KURANG AJAR. KAMU TAU BAPAK SELAMA INI MEMBESARKAN KAMU DENGAN KASIH SAYANG. KAMU TAU? BAPAK TIAP HARI KERJA DI KEBUN ORANG ITU UNTUK APA? UNTUK KAMU RIMA. UNTUK KAMU, .....TAPI APA BALASAN KAMU SAMA BAPAK SAAT INI?"kini suara Mardi sudah mulai bergetar, matanya pun sudah berair menandakan bahwa dia benar-benar kecewa dengan putri semata wayangnya ini.

"Udah pak udah kasian Rima." Nilam ibu dari Rima ini tak henti-hentinya menangis dari pertama ia mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa Rima pinsan dengan keadaan hamil.

"Ibu sebaiknya diam ini semua kesalahan bapak. Bapak yang tidak becus mendidik Rima. dan kamu Rima dengan siapapun kamu melakukannya kamu sama sekali tidak salah. Bapak yang salah disini," tutur Mardi dihadapan anaknya dengan kepala menunduk dan tangan yang mengepal kuat.

"Dan bapak minta maaf sama kamu karna bapak telah gagal menjadi ayah yang baik untuk kamu. Gagal mendidik kamu, gagal menjaga kamu dan gagal dalam semua hal yang menyangkut diri kamu bapak benar-benar minta maaf." Hati Rima sangat tersayat mendengar perkataan ayahnya saat ini. Kenapa bapaknya yang meminta maaf seharusnya dia yang meminta maaf.

"TIDAK!!! Ini bukan salah bapak. Ini Salah Rima. Rima yang tidak bisa menjaga diri Rima sendiri." Rima yang ingin memeluk Mardi kembali menurunkan tangannya saat melihat respon Mardi yang menghindarinya.

"Tenang semuanya. Saya selaku kepala sekolah juga sangat kecewa atas kejadian ini." pak Ilham kini beralih menatap Rima dengan tatapan kecewa. Rima ini salah satu siswi yang pintar dan juga cerdas bagaimana dia bisa kecolongan seperti ini, "Rima bapak sangat kecewa sama kamu. Kamu itu murid kesayangan guru-guru di sini." pak Ilham menghela napas.

"Pak Mardi kami selaku pihak sekolah sudah mengambil keputusan. Rima tidak dapat bersekolah lagi di sini," ucap pak Ilham kembali.

Kabar itu bagaikan gunung meletus bagi Rima.

"TIDAK!! pak saya mohon. Saya mohon untuk tidak mengeluarkan saya di sekolah ini." Dengan langkah gemetar Rima mendekati pak ilham dan bersujud di depan kakinya "pak saya mohon.... Saya mohon pak," hancur sudah semuanya. Semua harapannya.

"Sudah Rima sekarang kita pulang." Pak Mardi yang tak tau harus melakukan apa segera mengajak anaknya pulang.

"Ayo nak kita pulang sekarang kita istirahat di kamar ya sayang," kata Bu Nilam.

Rima hanya mengangguk lemah sebagai jawaban. Mukanya yang pucat serta penuh air mata Rima berjalan  di ampit oleh ibu dan bapak nya

"Kami minta maaf atas kelakuan Rima yang sudah mencoreng nama sekolah ini, kami permisi"pamit pak Mardi dengan suara pelan.

...

Didalam kamar sedari tadi Rima mengurung diri. Ini sudah pukul 21:00 malam  tadi setelah pulang dari sekolah dia tak henti-hentinya meminta maaf kepada kedua orang tuanya tapi tak pernah di respon. Mardi dan Nilam hanya diam dengan air mata yang menggenang raut wajah keduanya sangat menyakitkan di mata Rima.

"Rima minta maaf buk," lirih Rima di dalam kamar dengan tubuh yang menyender di belakang pintu kamar. Keadaanya sangat kacau dari tadi dia hanya bergumam mengungkapkan semua yang dia ingin ungkapkan. Dia tidak bisa berteriak untuk menenangkan hatinya walaupun dia sangat menginginkannya

Suara ketukan pintu menyadarkan Rima dari lamunannya. Ketukan yang tergesa-gesa juga kasar. Membuat wajah Rima pias seketika.

"PAK MARDI, BU NILAM KELUAR SEKARANG!!"
Beberapa warga sudah berkumpul di depan rumah pak Mardi.

Rima yang mendengar keributan di luar sana segera membuka pintu dan berlari keluar kamar, hal yang pertama kali ia lihat adalah kedua orang tuanya yang sedang dikerumuni warga. Perlahan Rima mendekati kedua orangtuanya dengan langkah pelan.

"Pak Mardi kami warga desa Mekarwangi tidak dapat menerima kehadiran Rima disini, karna dia hanyalah aib bagi kami"

Langkah Rima terhenti. Air matanya mulai mengalir, napasnya serasa tercekat dengan langkah terburu-buru dia kembali menuju kamar nya.

"Kenapa jadi begini... Semua karena bayi ini. Dia yang menghancurkan hidupku," menghela napas pelan dengan tangan yang mengelus perut datarnya Rima kembali berucap, "tidak! Ini bukan salah bayinya. Tapi salah dari pria brengsek itu. siapapun kamu dan dimana pun kamu berada aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi!" lirihnya pelan. Ia sudah kehilangan semuanya termasuk orang tuanya.

 Ia sudah kehilangan semuanya termasuk orang tuanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Note: Cerita ini sudah pernah saya publish di Noveltoon dengan judul HaRima. Namun ada beberapa pertimbangan, jadi saya akan publish di wattpad sampai tamat.

Sebelumnya cerita ini juga sudah saya up di WP dan yang lihat sudah 167k tapi karena wattpadnya eror part cerita aku jadi acak-acakan makanya aku up ulang dari nol. Mohon dukungannya bagi yang sudah baca untuk like kembali.

SINGLE MOTHER (End)Where stories live. Discover now