10☁️ Sebuah Foto

51.6K 3.2K 17
                                    

10
.
.
.

"Bu...des-"

"Lagi apa kamu?" tanya Bu Desi tegas. raut wajahnya yang serius membuat Rima berpikiran yang tidak-tidak.

"Enghh-"

"Saya kan tanya kenapa gak di jawab," lagi-lagi Bu Desi memotong ucapannya. Suaranya terdengar seperti orang yang sedang menahan emosi.

Rima hanya menunduk dengan tangan yang saling bertautan. pikirannya bercampur aduk.

"kenapa diam aja?" tanya Bu Desi lagi. dia memeriksa ke dalam kontrakan Rima saat ini.

"Lagi masak Bu," jawab Rima pelan dengan kepala menunduk.

Dejak suami Bu Desi itu pulang dia selalu merasa tidak tenang. Laki-laki itu selalu memperhatikannya. Belum lagi dia juga suka maksa untuk menerima pemberiannya.

"Pantesan wangi," kata Bu Desi cengengesan. lah gak jadi marah Bu?

"Neng ibu mau dong kayanya enak tuh tempenya," katanya lagi yang langsung nyelonong masuk.

Wajah tegang Rima perlahan memudar. Diganti dengan raut wajah yang terlihat lebih tenang.

Syukurlah Rima kira Bu Desi sudah tau kelakuan suaminya pada Rima.

"Kenapa mukanya tadi tegang bener neng?" tanyanya yang duduk di dekat rafa yang masih setia dengan pensilnya.

"em, gak apa-apa Bu. sebentar ya Bu tempenya belum di goreng." Gara-gara ekspresi Bu Desi tadi Rima jadi lupa untuk menggoreng tempenya.

"hehehe... sebenernya ibu kesini mau minta lauk sama neng Rima," ucapnya blak-blakan. Rima dan bu Desi sudah seperti keluarga makanya Rima suka memanggilnya ibu atau Bu Desi walaupun bu Desi lebih tua 8-9 tahun darinya, Bu Desi juga tidak keberatan akan panggilan itu. Tidak ada kecanggungan di antara mereka namun, sejak adanya pak Dian Rima jadi lebih sering menghindar.

"Tadi ibu mau masak sayur SOP cuman gas di rumah habis, mana Nella udah cerewet lagi minta makan masih untung ada nasi sama kerupuk tadi eh dianya gak mau. itu lagi bapaknya Nella di suruh ke warung depan buat beli gas malah males-malesan," curhatnya pada Rima yang sedang menggoreng tempenya.

"Rafa lagi gambar apa?...lah kok di umpetin? Kan Bude Desi mau lihat," katanya bingung.

Rafa hanya menggeleng kemudian tangan kecilnya membuka resleting tas dan memasukan buku serta alat gambarnya kemudian menutupnya tasnya kembali dan jangan lupakan gembok kecil yang selalu terkunci rapat diantara dua resleting tasnya.

"Gambar Rafa jelek bude," jawab Rafa singkat  terkesan acuh. Kemudian anak laki-laki berusia 3 tahun itu menghampiri Rima yang tengah sibuk menggoreng.

"Ada apa?" tanya Rima pada anak kesayangannya.

Mendapatkan gelengan kecil sebagai jawaban Rima kembali melanjutkan aktivitas nya.

SINGLE MOTHER (End)Where stories live. Discover now