57☁️ Sebentar Lagi Bertemu

39.6K 2.8K 187
                                    

57
.
.
.

"Loh, mau kemana?" Tanya Bima

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Loh, mau kemana?" Tanya Bima. Dia bingung melihat Rima dan Rafa sudah bersiap dengan tas berisi pakaian. Mau kemana lagi mereka?

Malam ini dia sengaja ke apartemen untuk mengecek keadaan Rima dan Rafa. Sekaligus juga membawa beberapa bahan masakan karena isi kulkas mulai sudah kosong. Bima pikir Rima sedang beres-beres atau apa seperti biasanya. Namun, sekarang Rima dan Rafa sudah berdiri di depan pintu apartemen dan bersiap untuk pergi?

"Em. Kak Bima, saya dan Rafa memutuskam untuk pergi dari sini.  Sekali lagi terima kasih banyak sudah menampung kami." Rima menunduk. Dia begitu bersyukur dipertemukan dengan Bima dalam situasi saat ini.

Bima menghela napas. Dasi yamg mencekik lehernya dia longgarkan. Bima baru saja selesai bekerja dan langsung membeli bahan-bahan untuk Rima dan Rafa. Bima bahkan belum sempat mandi karena buru-buru setelah ini akan ke rumah sakit di mana Rega di rawat. Anis yang memintanya.

"Kenapa? Kalian mau pergi kemana lagi? Jujur saya sama sekali tidak keberatan dengan kehadiran kalian di sini." Bima berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Rafa. Anak dari Rega itu sangat persis dengan paras ayahnya waktu kecil. Bima baru menyadarinya sekarang. "Rafa mau kemana? Cegah Mamah untuk pergi ya. Masa Om Rega sakit kalian mau pergi gitu aja?" Lanjutnya pada Rafa yang hanya memandangnya polos.

Beberapa detik kemudian Rafa menggeleng, "Rafa sama Mamah harus pergi. Rafa gak mau lihat Om Rega lagi," ucap Rafa tanpa ragu sedikitpun.

Bima kembali berdiri. Kali ini dia menatap Rima cukup dalam. "Kamu istri Rega. Dan Rega lagi sakit sekarang. Kamu tega biarin dia sakit sendirian?" Bima tahu, tidak seharusnya dia ikut campur terlalu dalam. Namun, Rega itu sahabat baiknya. Dia tahu sang sahabat sudah jatuh hati pada perempuan yang kini berdiri di hadapannya. Rega sudah menyesal. Dia ingin memperbaiki semuanya.

Ini salah. Seharusnya Bima memberitahukan keberadaan Rima kepada Rega sebelum dia masuk ke rumah sakit. Kali ini Bima tidak boleh membuat kesalah lagi dengan membiarkan Rima dan Rafa untuk pergi kembali. Keluarga yang baru dibangun ini tidak sepantasnya berpencar begini.

"Maaf kak, tapi kami juga berhak untuk hidup tenang," gumam Rima. Suaranya bergetar antar pasti dan ragu untuk mengungkapkannya.

Rafa memeluk kaki Rima. Wajah polosnya menjadi kusut. Jujur, Rafa senang saat berdekatan dengan Rega, tapi di sisi lain Rafa tidak ingin Mamahnya merasa sedih.

"Rega gak bisa makan dengan benar setelah kalian pergi. Dia masuk rumah sakit juga gara-gara mikirin kalian. Tolonglah. Jangan kabur-kaburan terus. Saya tahu kamu masih punya harapan untuk bisa hidup sama Rega. Rafa juga kan? Rafa mau tinggal lagi sama Om Rega kan?" Tanya Bima meyakinkan Rafa. Lorong apartemen yang sunyi membuat napas mereka terdengar begitu jelas.

Rafa diam. Dia tidak menjawab sama sekali.

"Kami pergi atas keinginan Rafa. Rafa tidak nyaman berada di sini," jawab Rima.

SINGLE MOTHER (End)Where stories live. Discover now