44☁️ Tahu Dalam Diam

39.9K 2.6K 38
                                    

44
.
.
.

Rega memandang Rima intens. Sedangkan Rima, dia sama sekali tidak bisa menatap balik Rega usai tawaran yang diberikannya beberapa menit lalu.

Rega menghembuskan napas pelan. Bukan ini yang dia inginkan.

"Bukan begitu Rima. Untuk saat ini aku masih bisa menahannya. Tolong jawab dengan jujur. Aku lihat ini bukan hanya sekadar rasa takut saja. Kamu seperti orang yang trauma dengan sentuhan pria." Rega memandang Rima seolah pria itu sudah tahu kehidupan masa lalu Rima.

Rima menunduk, dia melepaskan genggaman tangan Rega dan meremat tangannya sendiri.

"Anggap saja begitu," jawab Rima.

"Jadi benar atau tidak?"

"Ya."

Rega mengusap wajahnya berkali-kali. Jawaban yang tidak dia harapkan sebelumnya.

"Tidurlah, ini sudah malam." Rega merebahkan tubuhnya.

"Tunggu, aku serius dengan tawaranku tadi kak."

Rega kembali membuka matanya. Dia bangkit kembali duduk dan mencondongkan tubuhnya ke arah Rima.

Rega tahu Rima sedang menahan napasnya. Itu artinya Rima masih belum bisa menerima dirinya. Tangan Rega terangkat menyentuh pipi Rima, mengelusnya kemudian mencium pipi Rima cukup lama.

"Malam ini itu saja. Sepertinya aku harus mendekatimu step by step. Maaf pembicara malam ini membawa luka lama."

Perkataan terakhir dari Rega sebelum dia terjun ke alam mimpi. Rima hanya bisa bengong sembari memegang pipinya yang lembab se malamam karena dicium Rega.

Jujur saja. Tidur berdua dengan laki-laki masih membuat Rima takut. Namun, sebisa mungkin Rima harus mengatasi hal ini. Biarpun pernikahan ini terkesan main-main tapi, Rima dan Rega tahu pernikahan ini akan mereka jalani sebagaimana mestinya.

Rima juga harus banyak-banyak terima kasih, sebab kehidupannya dengan Rafa berangsur baik. Ibu dan bapak Rima juga kembali memiliki hubungan dengannya meskipun tidak sama seperti dahulu. Meskipun begitu Rima tetap bahagia.

...

"Tahun depan Rafa akan masuk SD. Mau di sekolahkan ke mana?" tanya  Rega. Tangannya sibuk mengetik di keyboard laptop. Hari ini libur tapi, Rega masih harus  menyelesaikan tugas yang belum selesai. Jadilah, pagi harinya dia nikmati di atas balkon sembari bekerja dengan ditemani camilan buatan Rima. Tak lupa juga teh yang masih mengeluarkan asapnya.

"Tidak tahu kak. Rima tidak terlalu tahu daerah sini," jawab Rima. Dia sibuk menyemprotkan sedikit air pada tanaman di atas pot.

Rumah Rega yang memang banyak sekali tumbuhan membuat Rima harus rajin-rajin merawatnya. Kalau tidak, tumbuhan itu akan banyak ulat, kekeringan, busuk atau bahkan mati.

SINGLE MOTHER (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang