37☁️ Kembali Ke Desa

42.4K 2.6K 6
                                    

37
.
.
.


"kita mau kemana kak?"

Berbagai pertanyaan bercampur aduk menjadi satu. Sedari tadi Rima melihat tuannya ini mondar-mandir tidak jelas. Menyiapkan koper dan juga isinya. Kaya yang mau keluar kota saja, pikir Rima.

"Kamu masih hafal alamat rumah aslimu Rima?"

"Maksudnya?"

"Rumah orang tuamu. Apa kurang jelas lagi?" Rega geram. Ingin sekali sumpah serapah yang dia keluarkan. Rima tahu pasti tuannya ini kesal karena di tinggal nikah saat mau nikah.

Tunggu! Alamat orang tua? untuk apa? jangan sampai yang tadi di ucapkan Nyonya beneran bakal terjadi. Mana mungkin Tuan Rega ini mau menikahinya. iya kan? bilang sama Rima kalau ini hanya dalam pikirannya saja.

"Saya sudah lupa." Bagus Rima. Mungkin hanya itu satu-satunya jawaban yang dapat mengamankan posisimu saat ini.

"Baiklah. kalau kamu tidak bisa menjawab. buat saya cari sendiri." Rega mengambil ponselnya. Ia menghubungi Bima dan menyuruhnya untuk mencari di mana keberadaan keluarga Rima saat ini.

Ini keputusan yang besar. Namun, Rega yakin ini adalah keputusan yang benar. Menikahi Rima sama sekali bukan pilihan yang buruk.

"Kakak jangan bercanda!" Tegas Rima.

Rega diam. Segala kesibukannya tadi kini ia tinggal dan menghampiri Rima. Memandang wajah yang selama ini sudah membantunya mengurus rumah.

"Saya tidak pernah bercanda! Apa kamu pernah lihat saya bercanda?" Tatapan itu masih tertuju pada Rima yang hanya bisa menunduk.

Rima menggeleng. Jantungnya berdetak tiga kali lipat dari biasanya.

"Kemasi barang-barangmu dan juga Rafa. Saya akan melamarmu ke rumah orang tua mu," tegasnya.

"Apa kak Rega yakin?" Tanya Rima ragu.

"Bantu saya Rima."

Entah apa yang Rima pikirkan sampai-sampai kepalanya mengangguk menyetujui apa yang Rega katakan.

...

Pertama kali menginjakan kaki  setelah sekian lama meninggalkan desa ini. 

Orang-orang yang dulu mengusir Rima dengan tanpa belas kasihan, sekarang tengah memandang Rima terang-terangan, tak lupa bisikan-bisikan yang Rima yakini seratus persen kalau itu adalah bisikan-bisikan negatif.

Rima menoleh ke arah Rega. Memperhatikan tuanya itu yang malah bengong sendiri.

"Maaf kak, warga sini memang pedas-pedas mulutnya." Rima berbisik. Perasaannya campur aduk.

Rega hanya mengangguk sebagai respon dia sungguh kaget kalau Rima berasal dari desa ini.

Dulu seingatnya waktu SMA dia juga pernah ke desa ini. Tapi ingatannya samar-samar mungkin desa ini atau bukan.

SINGLE MOTHER (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt