02☁️ Memulai Hidup Baru

88.8K 4.9K 34
                                    

02
.
.
.

Rima, Mardi dan Nilam sekarang sedang duduk di kursi yang berada di ruang tengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rima, Mardi dan Nilam sekarang sedang duduk di kursi yang berada di ruang tengah. katanya Mardi ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting, menyangkut Rima tentunya. Cukup lama mereka terdiam akhirnya suara Mardi memecah keheningan.

"Bapak tidak bisa menerima kamu lagi disini."

Deg

Rima hanya menunduk dengan air mata yang membasahi pipinya, sungguh dirinya tidak ingin keluar dari rumah ini tapi, dia juga mengerti kenapa bapaknya berkata demikian.

"Kamu tau sendiri kan, di Desa ini orang yang hamil di luar nikah masih jarang. Sekalinya ada itu dianggap aib dan juga pembawa sial bagi desa ini. Kamu mengerti kan?"

"Rima ngerti pak. Kapan Rima pergi dari rumah dan Desa ini?"ucap Rima dengan kepala yang masih menunduk, tidak berani menatap kedua orang tuanya.

"Sekarang juga!!" Ujar Mardi dengan tegas.

"JANGAN" Nilam segera beranjak dan langsung memeluk Rima dengan erat.

"Jangan sekarang pak ini sudah malam, biarkan malam ini dia tidur disini dulu," pinta Nilam diiringi isakannya.

Mardi menghela napas panjang dengan tangan yang mengusap wajahnya kasar.

"Baiklah besok subuh kamu sudah harus pergi dari sini, bapak ke kamar dulu,"putus pak Mardi sembari melangkah meninggalkan putri dan istrinya yang ia sayangi masih berpelukan.

Tak di pungkiri bahwa Mardi juga tidak ingin Rima keluar dari sini. Namun apa daya, jika tidak, warga se Desa bisa saja membakar rumahnya

Biarlah, biar Rima tahu sebesar apa kesalahannya ini.

Biarlah Rima bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri.

Biarlah Rima belajar mandiri, berjalan dan berdiri dengan kaki sendiri.

Yakinlah sebesar apapun kesalahan anak kepada orang tuanya. Rasa sayang yang hadir di hatinya tak akan pernah pudar.

Begitupun dengan Mardi, meskipun hatinya dilingkupi rasa kecewa dia juga masih menyayangi Rima. Namun kesalahan yang Rima buat sama sekali tidak pernah ia bayangkan

Keesokan paginya Rima sudah berdiri di depan rumah tepatnya pukul 05.00, dengan tas yang berisi baju di dalamnya.

"Rima pergi pak....buk assalamualaikum," pamit Rima dengan suara lirih matanya bahkan membengkak serta terdapat lingkaran hitam yang menghiasi bawah matanya

"Waalaikumsalam silahkan pergi mumpung belum ada warga yang menyadari, mereka tahu kalau kamu sudah pergi tadi malam," balas Mardi dengan raut wajah datar dan langsung memutar tubuhnya masuk ke dalam rumah.

Rima yang melihatnya hanya bisa diam hatinya sangat sakit ia menangis meskipun tidak ada setetes air di matanya. Sampai ia merasakan hangatnya pelukan pada tubuhnya. pelukan terakhir dari ibunya, Nilam.

SINGLE MOTHER (End)Where stories live. Discover now