54☁️ Telpon Tengah Malam

40.8K 2.9K 258
                                    

54
.
.
.

"Bang, Kak Rima sama Rafa baik-baik saja kan?" Anis mengaduk es kopinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bang, Kak Rima sama Rafa baik-baik saja kan?" Anis mengaduk es kopinya. Bima dan dirinya kini tengah berbincang santai di sebuah kafe. Bima yang mengajaknya duluan sekalian menjemput Anis di sekolah setelah jam pulang.

Kalau dipikir-pikir sudah lama juga dia tidak bertemu Rafa.

"Mereka berdua baik-baik saja sekarang, tapi kakak iparmu itu mau pergi dari sana gak nyaman katanya. Biasa dia gak mau ngerepotin Abang." Bima menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Emangnya apa sih masalahnya sampe kabur-kaburan begitu?"

Anis menggeleng.

"Gak tahu. Aku cuma denger sedikit, kak Rima itu bukan janda. Kak Rima mengandung Rafa tanpa menikah." Anis menunduk. Tidak habis pikir dengan masalah kakaknya yang sudah menikah mendadak tanpa cinta ditambah lagi Ibu yang kurang merestui dan sekarang bertambah lagi dengan kaburnya Rima.

Bima terdiam sebentar. Tiba-tiba saja bayangan wajah Rafa dan Rega melintas dalam benaknya.

Ini bukan seperti pikirkan kan?

"Siapa ayahnya?"

"Ya mana aku tahu!" Anis mengangkat kedua bahunya. Waktu itu Gina pingsan dan tidak mengatakan apapun sampai akhirnya dia memilih menginap di rumah Rega.

"Pokonya, bang Bima gak boleh lepasin kak Rima apapun yang terjadi. Kasihan bang Rega. Dia sakit kangen istri sama anaknya. Kalai kak Rima sampai kabur lagi bisa berabe nanti." Anis menatap Bima yang hanya membalasnya dengan anggukan.

"Aku mau nginep sama ka Rima nanti malam. Bang Bima jangan kasih tahu Ibu apalagi bang Rega ya!"

...

"Kita terus di sini Mah?" Entah pertanyaan keberapa yang Rafa berikan kepada Rima.

Rima tahu, Rafa tidak nyaman berada di sini. Dia juga sama. Tinggal di apartemen milik orang lain yang tidak ada hubungan apapun dengannya jelas sangat membuat Rima tidak nyaman. Terlebih pemilik apartemen ini seorang pria dan dia adalah teman dari Rega.

"Enggak, kita gak bakal di sini. Tapi Rafa sabar dulu ya. Sebentar lagi Mamah pasti dapat tempat tinggal. Rafa Do'ain aja."

Tak lama suara pintu yang dibuka dari luar terdengar begitu jelas. Rima sudah tahu, pastilah itu Bima yang setiap Minggu ke apartemen ini untuk melihat keberadaannya.

Satu bulan menumpang di tempat tinggal orang lain dengan alasan seperti ini sangatlah membuat Rima malu tapi, mau bagaimana lagi. Kabur dari sini pun tidak ada tempat untuk dituju.

"Hey Jagoan! Sudah makan? Ini om bawakan pasta. Rafa suka mie?" ujarnya sambil mengangkat kantung plastik berisi makanan.

Ragu-ragu Rafa mengangguk. Meskipun tadinya sudah makan. Tetap saja Rafa masih mau jajan atau cemilan.

SINGLE MOTHER (End)Where stories live. Discover now