33☁️ Sayang Sekali

40.8K 2.6K 3
                                    

33
.
.
.


Dua hari, sudah dua hari ini Rega bertukar pesan dengan Claviora. Rega menepati perkataanya untuk mengajak Claviora mengobrol meskipun dengan kontak sekunder (secara tidak langsung / melalui ponsel). Yaa, meskipun hanya bertukar kabar atau sekadar menyapa yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Meskipun Rega dan Claviora dulunya teman dekat saat duduk dibangku menengah atas, tapi setelah berpisah beberapa tahun, interaksi mereka sekarang lumayan kaku, bukan lumayan lagi, tapi memang kaku. Sebenarnya Rega ingin mengobrol secara langsung atau tatap muka dengan Claviora untuk kedepannya. Tapi karena dua hari ini dia lumayan sibuk serta Claviora sendiri juga sedang mengunjungi dan menginap di rumah orang tuanya yang tempatnya lumayan jauh dari daerah sini, mungkin besok Rega berniat mengajak Claviora untuk jalan-jalan meskipun malas. Rasanya Rega lebih baik mengajak Rafa untuk lari pagi atau mengajak anak itu untuk jajan eskrim di minimarket.

Besok kebetulan jadwal Rega libur karena dalam satu Minggu Rega selalu menyiapkan satu hari untuk lepas dari yang namanya 'pekerjaan'.

Dan sekarang sudah memasuki waktu tengah malam, Rega baru saja memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Wajahnya kusut, dengan dasi yang sudah disampingkan di atas pundak.

Ceklek

Keadaan rumah masih terang, itu berati penghuni didalamnya masih melek, oh itu sudah pasti, karena Rega selalu melarang Rima untuk tidur sebelum dia sampai di rumah ini. Tapi rasanya kasihan sekali melihat dia tidur  dengan menelungkup'kan tangannya di atas meja. Wajah wanita itu juga sangat lelah.

"Rima, bangun." Rega mengetuk-ngetuk meja tiga kali sampai Rima terbangun.

"Tuan.."

"Bangun. Pindah ke kamar." Rega menyuruh Rima untuk tidur kembali ke dalam kamar.

"Tuan tidak mau makan?"

"Siapa bilang? Saya cape kerja seharian. Dan perut saya lapar seperti biasa mana mungkin saya tidak makan." Rega mendudukkan dirinya.

"Biar saya panaskan makanannya."

"Tidak perlu. Kamu tidur saja di kamar."

"tapi tuan-"

"Tidur!"

Tanpa membantah Rima segera berbalik badan untuk masuk kedalam kamarnya.

"Rima, lain kali tidak perlu menunggu saya pulang sampai se larut ini. Cukup siapkan makan malam, setelah itu tunggu saya sampai jam 9 atau jam 10. Kalau saya belum pulang juga, kamu tidur saja di kamar. Jangan lupa kunci semua pintu." Rega pikir sudah cukup dia terlalu merepotkan Rima. Lagian kasihan juga kalau wanita itu harus menunggunya hampir setiap hari.

"Baik tuan."

...

Sesuai dengan jadwal yang ditentukan, hari ini Rega ada janji dengan Claviora. Cafe dengan nuansa coklat, adalah pilihan yang tepat untuk mengobrol.

SINGLE MOTHER (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang