Dua puluh sembilan

3.4K 367 8
                                    

Hello!



[JOGJA DAN KITA]







Hari berganti, matahari kembali bersinar dengan terang, menyinari penduduk bumi. Udara kembali menghangat setelah semalam di selimuti oleh kedinginan. Sinar matahari masuk melalui tirai jendela kamar pasangan yang masih tertidur sembari berpelukan tersebut, sinar matahari menyorot wajah tampan nan cantik milik si gadis berdarah Jogja.

Ia mengerjapkan kedua mata, dan membukanya. Mengumpulkan nyawa nyawa nya yang sempat hilang, sembari menatap langit langit kamar. Pikiran Oniel kembali di serbu oleh ide gila yang ia pikirkan bberapa hari terakhir ini. Tentang, suntik hormon. Mengganti hormon nya menjadi hormon laki laki.

Agar ia dan kekasih nya bisa mendapatkan keturunan yang merupakan anak kandung mereka. Oniel menoleh ke samping, melihat wajah sang kekasih yang masih tertidur pulas sembari memeluk dirinya. Tangan Oniel terangkat untuk mengusap surai rambut sang kekasih dengan lembut. Ia sangat menyayangi Indah, sangat mencintai nya, ia tak siap jika nanti Indah  harus menemukan laki laki yang pas untuk dirinya.

Satu satunya hal yang bisa di lakukan Oniel, hanyalah mengganti alat kelamin dan suntik hormon. Bahkan, Oniel sudah mencari tahu tentang rumah sakit yang dapat melaksanakan operasi tersebut. Oniel mendapatkan nya, dan langsung menghubungi salah satu dokter yang bersedia.

Oniel terus menatap wajah kekasih pujaan hatinya, hingga sang empu terusik dan membuka mata. Pandangan keduanya bertemu, keduanya saling tatap.

" Tumben bangun duluan" Ujar Indah dengan suara khas bangun tidur.

" Morning bubble " Lanjut Indah sembari memberikan kecupan singkat di bibir Oniel.

Oniel tersenyum, memejamkan mata kala ia mendapatkan kecupan singkat itu.

" Morning too princess " Jawab Oniel.

" Kebangun gara gara, sinar matahari yang ngarah ke wajahku " Lanjut Oniel.

Indah mengangguk, tersenyum melihat wajah Oniel. Keduanya saling tatap, Oniel memajukan wajahnya, mencium kening Indah.

" Kenapa sayang? " Tanya Indah.

" Gapapa sayang, aku mandi dulu ya? mau kerja " Jawab Oniel.

" Iya sana mandi, aku siapin baju kamu " Jawab Indah.

" Sarapan ku jadiin bekal aja, aku ada meeting " Jawab Oniel.

Indah mengangguk, ia dan Oniel langsung bangun. Indah menuju dapur, dan Oniel menuju kamar mandi. Sebelum ke dapur, Indah menyempatkan untuk menatap punggung kekasihnya. Kekasihnya akhir akhir ini sedikit berbeda, seperti banyak pikiran. Namun, ia maklumin, profesi Oniel memang tak mudah. Walaupun terlihat simple hanya menggambar dan merancang bangunan, namun ternyata itu semua membutuhkan teknik khusus.

Indah berjalan menuju dapur untuk memasak, sebelum itu ia berjalan menuju wardrobe untuk menyiapkan baju Oniel.















Air yang turun dari shower, membasahi tubuh polos Oniel. Membiarkan air itu mengalir dan membasahi rambut dan tubuhnya, Oniel kembali merenung memikirkan keputusan nya, akankah ia mengambil atau tidak. Jika, iya ia takut Indah akan menolak, dan jika tidak ia takut akan berpisah dengan Indah.

Jogja dan Kita [END]Where stories live. Discover now