3. Invitation

111K 5.5K 24
                                    

Lily Spencer

1 minggu kemudian

"Jess, aku akan kembali ke apartemenku,dan mengambil beberapa foto ibuku, aku meninggalkannya di apartemenku" kataku sambil merapihkan semua barangku. Sudah satu minggu aku berada di tempat Jessy.

"Apa perlu ku temani?"

"Tidak apa apa, kau bilang hari ini kau akan lembur? Aku akan kembali ke Florida malam ini dan berbicara dengan ayahku" kataku tersenyum.

"Apa kau yakin Lily?" tanyanya mendekati dan menggengam tanganku. Aku merentangkan tanganku dan memeluknya.

"Iya, tenanglah, saat aku sudah menyelesaikan semuanya dengan ayahku, aku akan kembali lagi lalu aku akan pindah sesuai rencanaku.. aku akan meneleponmu setibanya aku disana"

Jessy melepaskan pelukan kami dan menatapku.

"Apa kau yakin sudah baik-baik saja?"

"Aku sudah lebih baik Jessy... hatiku memang masih sakit saat ini tetapi semua yang sudah terjadi tidak seharusnya disesali bukan? Aku hanya ingin menikmati saat ini, aku ingin segera menyelesaikan ini semua dan menjalani hari-hariku kembali."

"Ya... kau harus bahagia Lily... aku percaya suatu hari nanti kamu pasti akan bertemu dengan seseorang yang memang sudah di takdirkan untukmu.. seseorang itu akan dating untukmu, aku yakin itu."

"Terima kasih banyak Jessy... aku sangat bersyukur dan bahagia kamu ada bersamaku.."

"Hati-hati di jalan.." Kata Jessy yang mengantarku. Aku melambaikan tanganku dan mengemudikan mobilku kembali ke apartement. Seminggu ini hari yang berat untukku lalui. Aku bahkan selalu menghindari telepon ayahku, aku hanya ingin memberitahukannya secara langsung setelah aku sudah tenang dan siap memberitahukan ini semua padanya. Aku bahkan tidak pergi bekerja karena aku yakin pasti Teddy akan menungguku di kantor. Aku harus meminta maaf dan segera menyerahkan surat pengunduran diriku.

________________________________

Aku berjalan memasuki lobby apartementku ketika disaat itu juga seseorang menyapaku.

"Miss spencer? Permisi ada paket titipan untuk anda yang di titipkan di receptionis" sapa resepsionis itu

"Oh ya terima kasih" kataku menerima sebuah paket berbentuk kotak di bungkus kertas putih dan pita emas tersebut. Aku memegangnya dan kembali berjalan menuju lift. Kotak apa ini? Aku masih memperhatikan kotak yang ada di genggaman tanganku, tanpa aku sadari ketika aku hendak membuka kunci pintu apartemenku sepasang tangan mendekapku dari belakang.

"Lily aku bisa gila mencarimu.. kemana saja kau seminggu ini" katanya di telingaku. Aku terkejut dan aku hanya dapat terdiam sesaat. Teddy, sampai kapan kamu akan seperti ini? Sampai kapan bahkan aku bisa bertahan menghadapimu..

"Ted.. kumohon lepaskan!" kataku berusaha melepaskan lengannya yang mendekap tubuhku. Aku masih meronta dan ketika ia melepaskan pelukannya, aku berbalik berhadapan dengannya.

"Lily aku mencarimu di rumah Jessy tapi ia bilang kau tidak menemuinya, ku mohon kita harus bicara dan meluruskan semua ini." Katanya sedih.

"Ted.. kurasa semua sudah selesai, tidak ada lagi yang harus dibicarakan antara kita, ku mohon jangan memperumit semua ini... "kataku lirih. Lapisan kaca mulai menghiasi penglihatanku, Jangan mengangis Lily....

"Oh ayolah Lily... aku tidak mau menikahi Kiara, ku mohon.." katanya memegang tanganku.

"Ted... kita sudah selesai... kamu harus sadar bahwa kamu itu punya tanggung jawab atas bayi itu dan Kiara. Ku mohon... jangan mengganguku lagi.. aku sungguh sangat lelah menghindarimu.. aku tidak bisa menikah dengan seseorang yang akan menjadi ayah dari calon bayi yang di kandung sahabatku sendiri. Ku mohon... jangan mempersulit keadaan." kataku melepas genggaman Teddy lalu membuka pintu dan langsung menguncinya.

Perfect wedding (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang