19. Jealousy

79.4K 4.4K 10
                                    

Lily Spencer

Sudah 3 hari ini aku tidak melihat Liam di kantorku, entah mengapa aku mencarinya. Aneh. Perasaanku aneh. Sudahlah aku jadi memikirkannya terus beberapa hari ini.

Aku berjalan memasuki restoran tempat Jessy bekerja. Restoran ini milik tanteku.
Bibi Celia menghampiri dan memelukku.

Bibi Celia adalah adik ibuku, ia mengangkat Jessy menjadi anak angkatnya setahun yang lalu. Jessy menghampiriku juga yang baru saja datang.

"Lily, maaf tempat dudukmu di tempati, aku sudah berusaha tapi aku malah hampir bertengkar dengannya" kata Jessy memegang lenganku.

Aku mengalihkan pandanganku, ku dapati pria yang selama ini menghiasi pikiranku hingga aku bahkan tidak dapat tidur semalam, sekarang ia sedang makan malam bersama dengan seorang wanita.

Liam.. ya ku pastikan ia Liam. Ia menatapku lalu ia mengalihkan pandangannya seolah tidak mengenaliku dan malah merangkul wanita itu di hadapanku. Aku mengalihkan pandanganku. Ku hampiri Jessy yang sedang di meja Kasir.

Entah mengapa perasaanku sakit, aku tidak bisa mendeskripsikannya tapi aku tidak suka melihatnya mengacuhkanku. Ternyata benar, ia tidak menyukaiku, ia bahkan tidak memperdulikanku... Tungguuuu!! Aku cemburu? Ah tidakk... jangan memulai sesuatu yang kau tau akhirnya seperti apa Lily..
Jangan bermain dengan api jika kau tidak mau terbakar Lily.. ku peringati hati dan pikiranku lagi. Aku tidak akan memperhatikannya lagi, aku membantu bibi Celia saja.

Aku pun berpamitan dengan bibi Celia dan Jessy. Aku mengemudikan mobilku dan memarkirkannya setelah itu aku berjalan menuju Lift dari basement.

Aku memasuki lift dan lift berhenti di lobby.  Aku tidak bergerak dan memaku seperti patung ketika melihat Liam bersama wanita nya memasuki Lift. Mengapa kebetulan ini benar-benar bisa terjadi..

Aku dapat melihat Liam masih merangkul pinggang wanita tersebut ketika masuk. Dan mereka mulai saling mencumbu di dalam lift. Wanita itu mulai menciumi Liam.

Mengapa kejadian ini terjadi lagi dan dengan aku sebagai saksinya lagi. Ku pejamkan mataku tidak ingin melihatnya. Aku berharap lift segera berhenti menuju lantai apartemenku.
_______________________________

William Anderson

Aku tersenyum melihat Lily memejamkan mata ketika tadi aku di lift.
Bahkan ia keluar dan bergegas tanpa sedikitpun menoleh padaku. Apakah ia cemburu? Tapi ia tidak marah padaku? Ah sudahlah. Setidaknya rencanaku berhasil untuk membuatnya melihatku dengan wanita lain.

Saat aku sudah di depan pintu penthouse ku, aku berbalik dan mengeluarkan dompetku dan memberikan beberapa ratus dollar untuknya.
Aku memang membayar wanita itu hanya untuk menemaniku makan malam dan melakukan apa yang ku suruh ia lakukan.

Aku merebahkan diriku di atas kasur. Akhirnya setelah 3 hari tidak bertemu dengannya aku malah menemui nya dengan cara ini. Romeo bilang aku seperti anak kecil yang membalas perlakuannya, siapa suruh ia bertemu lelaki lain selain aku. Aku tidak suka melihatnya bersama dengan lelaki lainnya, apa ia tidak mengetahuinya?

Aku merindukan Lily, walau hari ini aku tidak melihat senyumnya namun wajah cantiknya selalu menjadi nikotin bagiku. Tiga hari ini aku sangat sibuk di Malibu karena ada resort baru yang akan dibuka disana sehingga aku harus melakukan meeting dan peninjauan langsung.

Aku sedikit tenang mendapat informasi dari Romeo bahwa menurut pelayan restoran, setelah Lily bertemu dengan pria itu, Lily tidak lama kemudian lalu pergi. Lily juga tidak dekat dengan pria lain bahkan selama 3 hari ini ia juga tidak menemui si teddy bear. Ku sebut demikian karna aku sangat kesal dengan boneka beruang itu. Aku juga kesal dengan Lily, dia tidak dapat melihat apa kalau aku cemburu.

Cemburu? Hah?!! kata baru dalam kamus kehidupanku. Lily kau mampu membuatku merasakan hal-hal aneh seperti khawatir, panik dan cemburu. Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum.

Aku tidak sabar menemuinya akhir minggu ini. Bagaimana reaksinya saat mengetahui bahwa aku adalah calon suaminya.

Perfect wedding (COMPLETE)Where stories live. Discover now