9. Disturbing him

91.6K 5.1K 28
                                    

New york 11.00

Lily menghela nafasnya, setelah pagi ini Leon tidak dapat ke kantor karena ada urusan mendadak, sehingga ia harus menghadap CEO nya untuk memberikan beberapa sample desain yang disudah di selesaikannya.

"Lily bisa kau bantu aku? Hari ini aku tidak dapat masuk ke kantor, tolong serahkan dokumen yang ada di mejaku ke ruang Pak Anderson." Kata Leon.

"Baiklah kau bisa mengandalkanku" senyum Lily.

"Lily.. berhati hatilah Pak Anderson sangat perfectionis, dan mendetail, jadi pastikan semua dokumennya lengkap ya" kata Leon memperingati.

"Oke aku mengerti" senyum Lily.

Kini Lily sudah sampai di lantai 45 tepat berada di ruangan CEO nya, diperhatikannya meja sekretarisnya kosong, maka Lily berjalan hendak mengetuk pintunya perlahan.

Setelah mengetuk namun tetap tidak ada jawaban maka ia membuka pintu itu perlahan.
Lily pun diam terpaku setelah membuka pintu itu.

Di hadapannya ada dua orang yang sedang bercumbu mesra dengan wanita yang menciumi bibir dan leher seorang pria tampan. Kancing baju wanita tersebut sudah terlepas semuanya menyisakan bra hitamnya yang terlihat jelas.

Menyadari kehadiran seseorang di ruangannya, pria tersebut menoleh. Matanya membelalak melihat seorang wanita berdiri tak jauh dari pintu. Lelaki itu menghentikan kegiatannya dan mendorong pelan tubuh wanita yang masih asik mencumbunya.

Lily Spencer

"Mengapa masuk tanpa permisi! Tidak mengerti etika! Bodoh!" Bentak pria tersebut.

"Maaf mengganggu tuan, saya hanya mengantarkan dokumen desain Pak Adams." Kataku lalu aku menghampiri mejanya dan meletakkan dokumen tersebut.

"Saya permisi, maaf menganggu" Aku menunduk dan berjalan kembali ke pintu keluar.
Aku kaget karna pria itu membentakku. Pria yang sama ketika aku datang ke kantor di hari pertama yang juga tidak sopan pada wanita bernama Reina. Aku salah masuk kantor sepertinya.

Saat aku hendak membuka pintu keluar, sebuah tangan menggengam tanganku
"Kau ini siapa? Tidak sopan sekali masuk ke ruangan orang lain tanpa memperkenalkan siapa dirimu? Kau tidak tau aku seorang CEO?!" Bentak pria tersebut.

"Maaf, tapi mungkin seharusnya saya tidak menganggu anda pak, saya hanya anak buah Pak Adam. Dan dapatkah anda bertutur kata sopan tanpa membentak?! Saya permisi" kata Ku menatap pria tersebut tajam dan aku berusaha melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan kiriku.

"Kau pikir kau siapa berani mengkritikku"
Aku masih berusaha melepaskan genggamannya yang semakin mengerat dan menyakitkan untukku.

"Lepaskan" aku masih berusaha meronta namun ia semakin kuat mencengkramku menarik tubuhku mendekat dan

Cup

Ia mendaratkan bibirnya di bibirku dan ia tersenyum.

Plakkk

Ku daratkan tamparan kencang dengan tangan kananku yang bebas.

Seketika genggaman tangannya terlepas memegang pipi kirinya yang ku tampar.

"Maaf sudah menamparmu tapi perlakuan anda sungguh tidak sopan Pak Anderson, saya permisi" aku pergi keluar dengan cepat memegang pergelangan tangan kiriku yang sakit.

Ku lihat pergelangan tanganku dan benar saja warna merah dan biru menghiasi pergelangan tanganku sepertinya terkilir.

Aku melangkahkan kakiku, aku ada janji untuk makan siang bersama Jessy di restoran tempatnya bekerja. Aku harus segera pergi dari tempat ini.

Perfect wedding (COMPLETE)Where stories live. Discover now