50. Completly Perfect

114K 3.4K 37
                                    

1 year later

Lily Spencer

Aku mengusap perutku yang sudah membesar, minggu ini adalah waktuku untuk melahirkan. Di awal bulan kehamilanku, aku mengalami mual hebat dan bedrest selama 3 bulan pertama. Liam dengan sabar menemani dan mendampingiku melewati 3 bulan pertama kehamilanku. Ayahku, papa Linc, mama Diana, Jessy dan Rome selalu mendampingiku.

Aku sangat bersyukur memiliki orang orang yang mencintaiku di sekitarku. Bahkan dengan kehadiran baby ini membuatku lebih memaknai hidup. Aku akan menjadi seorang ibu. Aku sangat ingin bertemu dengan baby ini. Aku tidak sabar ingin melihat rupanya. Menurut dokter, bayiku adalah bayi laki-laki. Aku sudah mencintainya semenjak aku mengetahui aku mengandungnya, bahkan walau aku belum pernah melihatnya aku sudah teramat mencintainya.

Liam selalu siaga menemaniku, ia hanya pergi ke kantor seperlunya dan akan kembali cepat menemaniku di rumah. Tidak lama setelah kepulangan kami dari honeymoon Aku dan Liam pindah ke sebuah rumah yang cukup besar, dengan taman dan kolam renang di bagian belakang rumah bersama dengan Dorothy yang selalu menjagaku di rumah ini.

Aku sedang bersantai di sofa yang menghadap ke taman belakang. Liam memelukku dari belakang dan menciumku, kebiasaannya saat ia pulang ke rumah.

"Hai sayangku!" Liam mengecup pipiku dan berjalan ke hadapanku dan berlutut di hadapanku.

"Jika menjadi sangat cantik adalah suatu kejahatan, maka kamu akan terbukti bersalah karenanya." Katanya tersenyum menggodaku.

"Kamu ini selalu menggodaku." Aku tersenyum.

"Hei baby boy! Daddy tidak sabar ingin segera bertemu denganmu! I love you boy!" Liam mengecup perutku. Bayikupun merespons nya dengan memberikan tendangan, Liam sangat senang memegang perutku, berbicara dengan bayiku dan selalu mendengarkan tendangan bayiku dengan senang.

"Liam.. aku ingin makan ramen." Kataku merajuk.

"Sudah kupastikan ini adalah Liam's junior, baiklah ayo kita berangkat." Liam menggandengku. Semenjak hamil, aku memang menginginkan makanan Jepang baik sushi ataupun ramen. Seperti kata Liam, makanan Jepang merupakan makanan favorite nya sehingga bayikupun pasti mengikuti selera makan daddynya.

________________________________

William Anderson

Aku menuntun Lily kembali ke tempat tidur dan menyelimutinya. Aku mengusap perutnya, aku tidak sabar menanti kehadiran bayi ini. Sesaat setelah kami berbaring Lily bersandar dan duduk di tempat tidur, membuatku juga ikut terbangun.

"Ada apa sayang?" Tanyaku khawatir.

"Liam perutku sakit." Katanya menatapku. Aku melihat wajahnya sedikit pucat dan dahinya sudah penuh keringat. Aku segera mengganti pakaianku dan segera menuntun Lily untuk turun ke bawah.

Aku menyuruh Dorothy mempersiapkan keperluan Lily dan menyusul bersama supirku, aku membawa mobilku sendiri ke rumah sakit. Lily nampak diam menahan sakit.

Aku masih menggengam tangannya.
"Aku disini sayang, hei baby boy, kita akan segera sampai yaa, tenang yaa sama daddy dan mommy, kita hampir sampai." Aku panik sambil mengusap perut Lily.

Lily sudah di bawa ke ruang pemeriksaan. Dokter menghampiriku.

"Tuan Anderson, nona Lily sudah tiba waktu nya melahirkan." Kata dokter yang semakin membuatku jantungku berdebar hebat.

"Baik dokter." Kataku mengiyakan dan ikut masuk ke dalam ruang persalinan.

Lily masih terbaring dan menahan sakit, aku menghampirinya dan memegang tangannya.

"Hei sayang, aku disini" aku mencoba menenangkannya.

Prosesi persalinan menghabiskan waktu sekitar 2 jam, aku berada di sisi Lily menemaninya, mengecup dahinya, menggengam tangannya dan memberikannya kekuatan untuk melahirkan anak kami ke dunia.

Hingga suara tangisan bayi terdengar, aku tidak dapat menahan air mataku ketika suster datang sudah membersihkan bayiku dan menyelimutinya dengan selimut putih.

"Bayi laki-laki" kata suster menyerahkan bayi itu ke dalam pelukanku. Air mataku mengalir di pipiku.

Aku mengecup kening bayi laki-lakiku yang mungil tersebut.

Aku mengecup kening bayi laki-lakiku yang mungil tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hello son, daddy loves you!" Kataku menatapnya. Aku menyerahkan bayi kami ke pelukan Lily.

"Malaikat kecil mommy" kata Lily menangis dan mengecup bayi kami. Aku memeluk Lily yang memeluk bayi kami.

"Terima kasih Lily, Kamu membuat hidupku menjadi lengkap dan sempurna. Aku mencintaimu." Aku mengecup kening Lily.

Lily tersenyum dan mengecup bayi kami.
"Lihat dia, dia sangat tampan yaa" kata Lily mengusap pipi bayi kami yang menggeliat. Ia memiliki rambut coklat tua sepertiku, wajahnya sama menyerupaiku dengan mata hazel dari Lily.

"Hai putraku, Shawn Anderson" aku melihat Lily menatapku dan tersenyum.

Shawn Anderson, putraku dan Lily.

Perfect wedding (COMPLETE)Where stories live. Discover now