34. I love you

71K 3.4K 15
                                    

Lily Spencer

"Aku tidak pernah memilih hadiah sendiri, Ini pertama kali aku melakukannya, Aku harap kamu menyukainya, apa kamu menyukainya?"

Aku hanya mengangguk dan menyentuh snowflakes tersebut.

"Sini, aku pakaikan padamu" Liam mengambil kotak tersebut dan mengenakan kalung tersebut di leherku.

Aku berbalik dan langsung memeluknya erat. Aku sangat bahagia, aku bahkan ingin waktu berhenti disini. Liam merengkuhku erat dalam pelukannya. Aku hanya bisa menunduk dan menangis bahagia.

"Jangan menunduk tuan putriku, Air mata tidak cocok untukmu, senyuman yang harusnya berada si wajah cantikmu." Ucapnya ketika mengusap air mata dari pipiku.

"Apa kau selalu senang menggodaku dengan pujianmu itu?" Aku tertawa dan ia pun tertawa.

Liam menuntunku menuju grand piano dan mengandengku untuk duduk disisinya.

"Bersiaplah untuk mengagumiku." Ia tersenyum dan jarinya dengan manis mulai bermain piano tersebut.

Lagu tersebut mengalun lembut dan aku bersandar di bahu kirinya sedangkan ia masih memainkan piano tersebut.

Sebuah lagu instrumental indah berjudul River Flows in you oleh Yiruma, ya.. tentu aku mengetahui lagu yang dimainkannya itu, aku memejamkan mataku, menikmati setiap nada indah dari piano yang dimainkan Liam.

"Apa kamu melakukannya agar aku menganggumimu?" Aku menatapnya ketika ia selesai memainkan piano.

"Heyy... kau merusak semuanya, Aku baru saja akan menjadi pria yang paling romantis yang pernah ada di dunia ini dan baru saja kamu bilang bahwa aku sengaja melakukannya agar aku dikagumi? yaa memang itu tujuanku, tetapi aku berharap kamu akan terkagum menatapku penuh dengan cinta... ahhh... Aku akan membuatmu menyesal sudah mengatakan hal itu." Ia mengatakan dengan wajah serius menatapku.

Aku tertawa dan kembali tersenyum.

"Giliranku" aku menaikkan alisku dan mulai menarikan jariku di atas piano.

Aku mulai meletakan jariku di atas piano dan memainkan salah satu lagu favorite ku yaitu Maybe oleh Yiruma juga. 

"Ini favoriteku" aku memandang Liam yang sedikit terkejut melihatku bermain piano untuknya. Aku suka bermain piano bersama ibuku. Aku tidak menyadari sejak kapan Liam mulai ikut bersamaku bermain piano, namun kami sama sama tersenyum bahagia.

"Aku gagal membuatmu kagum padaku, sesungguhnya aku yang kagum denganmu saat ini.." ia menaikkan alisnya.

"Hahaha tidak.. aku juga mengagumimu, tidak pernah terpikirkan olehku bahwa kamu bisa membuat semua ini, hal terindah dan teromantis untukku" aku tersenyum.

"I love you Lily." Liam mengecup keningku dan merengkuhku dalam pelukannya.

"Terima kasih untuk semuanya Liam.... I love you.. " aku memejamkan mataku dan membalas pelukannya.

_______________________________

William Anderson

Aku menunggu Lily di ruanganku. Aku akan pergi ke Miami untuk mengunjungi resort baru yang akan dibangun disana, aku akan memberitahu Lily dan mengajaknya untuk ikut pergi bersamaku.

Pintu ruanganku terbuka. Aku melihat Lily masuk dan dengan segera aku beranjak dari kursiku dan menghampirinya.

"Hei sayang..." aku mengecup keningnya, kebiasaan yang biasa aku lakukan selama satu minggu terakhir ini saat aku bertemu ataupun berpisah dengannya.

"Maaf menungguku, ada masalah pada desain baru." Katanya menjelaskan.

"Apakah Leon mempersulitmu?" Tanyaku.

"Tidak.. ia tidak menyulitkanku hanya aku merubah beberapa desain menjadi lebih modern menurutku. Ayo kita pulang?" Lily tersenyum padaku.

Aku memang menunggunya pulang dan ingin mengajaknya makan malam hari ini.

"Lily... aku akan pergi ke Miami besok, ikutlah bersamaku? Aku harus bertemu dengan klien disana." Kataku saat kami berbincang bersama setelah makan malam kami.

"Berapa lama kamu akan pergi?"

"Hanya 3 hari, ikutlah bersamaku?"

"Aku tidak bisa Liam, aku bahkan belum menyerahkan desain yang baru aku selesaikan hari ini, besok dan lusa aku juga ada meeting." Katanya.

"Hmm, apa Leon tidak bisa menggantikanmu?"

"Liam, aku banyak menyusahkannya ketika aku pergi ke Malibu bersamamu."

"Baiklah! Ini akan menjadi 3 hari terlama seumur hidupku! Jadilah gadis yang baik, Aku akan tetap mengawasimu dimanapun kamu berada dan aku akan teramat sangat merindukanmu !" Aku memeluknya erat menenggelamkan wajahku di bahunya.

"Seharusnya aku yang bilang seperti itu, jaga dirimu, aku akan baik-baik saja disini, awas kamu berani berbuat nakal disana" ancamnya padaku seketika membuatku tidak dapat menahan senyumanku.

"Aku akan meminta Rome untuk menjagamu."

"Heiii, aku baik baik saja, Bukankah Rome akan ikut bersamamu?"

"Seharusnya iyaaa, tapi aku lebih tenang jika ia disini bersamamu dan menjagamu." Aku membelai rambutnya.

"Aku tidak mau ada penolakan." Kataku segera ketika ia hendak berbicara lagi untuk menolaknya dan tanpa perlawanan Lily menangguk menyetujuinya.

Aku meminta Lily untuk bermalam di penthouseku malam ini, karena aku akan pergi esok dini hari, aku hanya ingin lebih lama bersama dengannya.

Jam sudah menunjukkan pukul  3pagi, aku sudah bersiap mengenakan jas dan kemejaku, Rome sudah menghubungiku dan mengatakan bahwa pesawat sudah siap dan hanya menungguku untuk keberangkatan ke Miami.

Aku mendekatkan diriku duduk di sisi tempat tidur. Aku melihat handphonenya yang ada di sisi nakas, sebuah ide cemerlangku muncul. Ia akan tersenyum ketika melihat handphonenya esok hari. Aku membelai lembut rambutnya, ia menggeliat pelan dan ia terbangun menatapku.

"Sudah waktunya aku untuk pergi, aku harus segera ke bandara, jaga dirimu baik-baik." kataku menggengam erat tangannya.

"Kamu juga jaga dirimu disana yaa, aku akan menunggumu pulang." katanya pelan sambil mengantuk. Aku tersenyum dan mengecup keningnya.

"Aku janji akan segera kembali, I love you!" kataku mencium lalu memeluknya. Aku berharap 3 hari di Miami dapat segera berlalu. Aku tidak ingin berada jauh dari Lilyku..


Perfect wedding (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang