40. My Fiancé

64.6K 3.4K 11
                                    

William Anderson

"Sampai bertemu nanti malam anabelle!" Aku menutup teleponku. Aku akan makan malam dengan salah satu wanitaku. Ketika aku menutup teleponku aku menyadari Lily sedang memperhatikanku.

"Mengapa melihatku seperti itu?! Ada yang salah? atau kamu ingin aku pecat?" Tanyaku menatapnya tajam.

"Tidak, maaf" ia kembali menunduk dan merapihkan semua dokumen yang ada dimeja. Aku masih memperhatikannya. Ia mengusap pipinya, namun aku tidak dapat melihat wajahnya karena ia menunduk dan menyembunyikan wajahnya dari pandanganku.

"Lily, kemari sebentar!" Aku sengaja memanggilnya ke tempatku, sesaat kemudian ia berjalan menghampiriku. Aku melihat matanya merah dan berair, walaupun sekarang sudah tidak ada air mata yang mengalir di kedua pipinya. Benar, aku yakin ia menangis tadi, ada apa dengannya? mengapa menangis? Tapi mengapa aku tidak suka ia menangis??

"Apa yang harus aku kerjakan?" Tanyanya menatapku.

"Hmm print laporan yang di emailkan oleh Rome untukku." Kataku bingung dan hanya mencari-cari alasan, aku memang memanggilnya ke tempatku hanya untuk melihat wajahnya dan memastikan apakah ia menangis tadi. Entah mengapa, mengetahuinya menangis aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku sendiri.

"Baik" katanya lalu berbalik meninggalkanku yang masih memperhatikannya.

Perhatianku teralihkan ketika handphoneku berdering menandakan panggilan masuk..

"Hai Loreine!" Sapaku pada teman wanitaku. Seketika aku dapat merasakan Lily menatapku.

"Malam ini aku tidak bisa bertemu denganmu, bagaimana kalau besok malam? Aku akan menjemputmu?" Kataku.

Aku melihat Lily tiba-tiba beranjak dan keluar. Saat ia hendak keluar, Romeo membuka pintu dan hampir bertabrakan dengannya.

"Lily, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Romeo.

Lily menggeleng dan segera keluar dari ruanganku, sedangkan Romeo masuk dan menghampiriku.

"Aku akan segera menghubungi mu lagi nanti Loreine!" Aku mematikan teleponku dan mendapati Romeo memandangiku kesal.

"Apaa?" Kataku penuh tanya padanya.

Romeo hanya menggeleng dan keluar dari ruanganku. Ada apa dengan mereka?!

_______________________________

Lily Spencer

"Hai Loreine!"

Aku kembali menatap Liam, aku tidak mampu mendengar bahwa ia akan pergi berkencan dengan wanita lain. Annabele, loraine, siapa lagi wanita selanjutnya yang ia akan ajak pergi berkencan? Aku bahkan tidak bisa menahan diriku dan menangis tadi. Lily, kamu harus kuat, aku berusaha menyemangati diriku sendiri..

Semua akan baik-baik saja, yaa pasti akan baik-baik saja, tapi mendengarkan Liam berbicara seperti itu dengan wanita lain saja hatiku sakit apalagi membayangkannya. Air mataku kembali jatuh, aku sudah berusaha untuk kuat dan tegar, aku benar-benar sudah berusaha, tapi aku tidak dapat berpura-pura kuat saat ini di hadapannya. Aku tidak ingin ia melihatku menangis, aku tidak ingin-

"Malam ini aku tidak bisa bertemu denganmu, bagaimana kalau besok malam? Aku akan menjemputmu?" Aku masih mendengarkan percakapan mereka, namun air mataku tidak bisa aku bendung lagi.

Aku merindukannya. Aku sangat merindukan Liam... entah harus berapa lama lagi aku bertahan, harus berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan agar ia kembali mengingatku.. Ohhh!! Aku tidak bisa bertahan disini mendengarkannya menelepon wanita lain didepanku. Aku lalu menutup mulutku agar isakanku tidak terdengar olehnya dan dengan segera beranjak keluar, ketika aku membuka pintu aku lihat Romeo hendak masuk berpapasan denganku dan ia menatapku yang menyedihkan ini.

"Lily, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Romeo memegang bahuku. Aku hanya menggeleng dan segera berlalu.

Aku memasuki ruang meeting kecil di seberang ruangan Liam, aku tutup pintu itu dan aku pergi ke sudut ruangan di sisi kaca ruangan itu. Aku berjongkok memeluk lututku dan menangis disana.. Rasanya aku ingin menyerah, aku tidak sanggup berpura pura lagi di hadapan Liam.. Aku hanya ingin memeluknya, aku hanya ingin ia kembali padaku sebagaimana seperi dahulu, namun berapa lama lagi hingga tiba waktu itu? Aku merasakan bahuku berguncang, bagaimana ini? Bagaimana jika Liam tidak bisa mengingatku lagi?

Liam, kembalilah padaku.. aku benar-benar merindukanmu....

Aku merasakan sebuah tangan merangkulku menepuk bahuku. Aku menoleh. Romeo.

Aku memeluknya erat dan menangis.

"Maafkan aku, karena ideku ini malah menyakitimu." Katanya mengusap rambutku.

Aku hanya menggeleng.

"Apa kau mendengarnya?" Tanya Romeo

"Aku mendengarnya menelpon beberapa wanita untuk pergi bersamanya, Rome, aku hanya ingin pulang saat ini" kataku masih terisak.

"Baiklah, aku akan menelepon Jessy untuk menemanimu malam ini"

Aku mengangguk.

_______________________________

William Anderson

Aku masih duduk di meja kerjaku ketika Romeo masuk dan mengambil tas Lily dari tempatnya dan menghampiriku.

"Liam! Kau harus tahu semuanya! Aku tidak bisa lagi menyembunyikan semua ini! Lily adalah tunanganmu calon istrimu seseorang yang tidak seharusnya kamu lupakan, jika kamu masih tidak bisa mengingatnya, setidaknya jangan menyakitinya seperti ini atau aku akan membiarkanmu menyesal ketika kamu sudah kehilangannya" kata Romeo marah dan ia memberikanku sebuah file dengan tulisan confidential di hadapanku.

"Temukan dirimu sendiri sebelum kamu akan benar-benar kehilangan Lily." Romeo berlalu dari ruanganku, meninggalkanku yang masih bingung dengan banyaknya pertanyaan yang muncul dalam benakku saat ini.

Tunanganku? Calon istriku? Bagaimana mungkin? Aku bahkan tidak dapat mengingatnya. Mengapa Romeo marah marah seolah aku menyakiti Lily? Apa maksud perkataannya?Aku akan menikah dengan Lily? Ada apa sebenarnya?

Aku membuka file yang Rome berikan untukku. File tersebut berisi foto Lily, biodata Lily, foto Lily dari belakang yang berada di atas yacht dengan pemandangan sunset. Ada lagi foto Lily saat tersenyum bersamaku dan beberapa kolegaku di Malibu, bahkan aku merangkul pinggangnya dengan sangat posesif dan beberapa foto lainnya saat aku bersama dengan Lily.

Seketika kepalaku seperti terkena hantaman keras, aku kembali mengingat Lily tertawa, Lily tertidur di pelukanku di atas yacht, aku ingat bahkan aku memegang tangan Lily di sebuah rumah sakit ketika Lily tengah tertidur. Semua ingatan dimana hanya ada Lily disana, menatapku dan tersenyum.. Aku memegangi kepalaku yang seperti mau pecah karena terlalu sakit dan aku tidak mengingat apapun lagi...

Perfect wedding (COMPLETE)Where stories live. Discover now