38. Retrograde

60.7K 3.1K 6
                                    

Lily Spencer

Aku dan yang lainnya menunggu dengan gelisah di depan ruang perawatan sedangkan dokter sedang di dalam dan memeriksa keadaan Liam, aku harap Liam akan baik-baik saja. Ayahku sedang berbincang dengan paman Linc, Romeo masih sibuk dengan teleponnya. Aku menoleh saat bibi Diana menggengam tanganku yang gemetar di atas pangkuanku. Ya, aku sangat khawatir dan juga sedih, semua perasaanku bercampur menjadi satu saat ini, aku senang melihat Liam sudah sadar dari koma, tetapi aku juga sedih ketika ia tidak mengingatku. Aku harap ia hanya bercanda denganku dan membohongi kami semua, mungkin aku akan marah walau hanya sebentar padanya, tapi aku harap demikian, aku tidak ingin ia melupakanku, ya.. Liam kamu tidak boleh melupakan kita. Tuhan Ku mohon...

"Dia akan baik-baik saja Lily." bibi Diana tersenyum padaku. Aku dapat melihat dari matanya bahwa ia pun sangat khawatir dan sedih melihat keadaan putranya. Aku hanya mampu tersenyum dan mengangguk pelan.

Tidak lama kemudian dokter keluar bersama dengan perawat dan menutup pintu kamar tersebut. Kami semua menghampirinya.

"Dengan siapa saya dapat berbicara dan menjelaskan diagnosa sementara kami?" Tanya dokter.

"Saya ayahnya, kami semua keluarga nya." kata paman Linc yang menjawab.

"Hmm baiklah setelah dilakukan pengecekan secara keseluruhan, benturan yang dikepala nya menyebabkan adanya gejala short term memory lost syndrome yang diakibatkan adanya trauma dan benturan hebat di bagian kepala. Penderita tidak bisa mengingat kejadian jangka pendek yang saat ini dialaminya. Kami masih melakukan observasi pada pasien. Untuk sementara dapat kami simpulkan pasien mengalami Retrograde amnesia, untuk sementara waktu kami sarankan untuk pasien tidak diingatkan terlebih dahulu perihal hal-hal yang terjadi padanya dalam jangka waktu pendek ini, mengingat kondisi fisik pasienpun belum pulih total" kata dokter menjelaskan.

"Apa ia akan bisa kembali mengingat seluruh ingatannya secara utuh dokter?" tanya Romeo.

"Untuk hal itu, kami belum dapat memberikan kepastian, dalam berbagai kasus, dalam jangka waktu yang singkat ataupun panjang, pasien dapat kembali mengingat ingatannya yang hilang tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pasien tidak dapat kembali mengingat ingatannya itu, untuk saat ini kami akan melakukan pengecekan selanjutnya dan mengobservasi tindakan medis apa yang akan kami lakukan." Dokter tersebut berlalu meninggalkan kami.

Aku hanya diam pada tempatku ketika ayahku memelukku erat. Liam kehilangan ingatan jangka pendeknya, Ia mengingat romeo, paman dan juga bibi.. dan kata dokter kemungkinan ia tidak dapat mengingat kembali ingatannya lagi.

"Semua akan baik-baik saja Lily. Kita akan menemukan cara agar ia kembali mengingat semuanya" ayahku mengusap punggungku.

Liam.... kamu tidak mengingatku? Apa kamu akan melupakan semuanya? Melupakan semua yang sudah terjadi? Kisah kita di Malibu? Pertunangan kita? Pikiranku sangat kalut, terlalu banyak hal yang muncul dalam kepalaku aku memejamkan mataku dalam pelukan ayahku, namun satu hal yang jelas dan pasti saat ini ada dalam benakku, aku harus menerima kenyataan bahwa Liam...  ia tidak mengingatku..

________________________________

Romeo Jackson

Setelah dokter pergi aku memandang Lily.
Tidak, kami semua memandang Lily yang masih terdiam dalam pelukan paman Marc.

Ia tidak menangis bahkan wajahnya tidak menampilkan ekspresi apapun. Ini yang lebih menakutkan bagi kami, bahkan kami sendiri tidak bisa membayangkan seperti apa perasaannya saat ini. Apapun yang kami katakan untuk menguatkannya, ia hanya tersenyum pahit dan menangguk pelan..

Aku tahu dari antara kami semua pasti ia adalah orang yang sangat terluka, terutama saat ini Liam tidak megingatnya. Apa yang akan terjadi nanti, mengingat mereka akan segera menikah dan Liam malah kehilangan ingatannya. Aku mengusap wajahku sambil berpikir apa yang harus aku lakukan untuk mereka.

"Lily... darling, kami akan melakukan yang terbaik, ia pasti mengingatmu." Kata bibi Diana yang mengusap rambut Lily.

Lily masih terdiam ketika aku mohon izin pada paman dan bibi untuk mengantarnya pulang. Untuk saat ini lebih baik aku membawa Lily menjauh dari Liam, ia pasti sangat sedih berada di sisi seseorang yang ia cintai namun orang itu bahkan tidak mengingatnya.

"Lily, bicaralah" kataku sambil mengemudi dan mengantarnya pulang.

"Apa yang harus aku katakan?" katanya lalu tersenyum pahit.

"Aku akan menemukan cara, ia harus mengingatmu, atau kupastikan itu, tenanglah." Aku menggengam tangannya.

"Rome, aku tidak ingin pulang, bisa antar aku ke tempat Jessy?"

Aku mengangguk.

_______________________________

Jessy Jhonson

Aku membuka pintu apartemenku dan aku melihat Lily dan Rome berdiri disana.

"Jess, Lily ingin aku mengantarnya ke tempatmu."

Lily langsung memelukku erat, aku tahu sesuatu yang buruk pasti terjadi. Lily mulai menangis dalam diam saat memelukku, bahunya berguncang. Aku bingung apa yang sebenarnya terjadi. Aku masih memeluknya untuk beberapa saat, membiarkannya melampiaskan semua kesedihannya, setelah beberapa saat, aku menyuruhnya untuk menunggu di kamarku sedangkan aku keluar untuk menemui Romeo.

Aku menutup mulutku karena kaget dengan apa yang baru disampaikan Romeo. Liam kehilangan ingatan nya, ia tidak dapat mengingat Lily. Ini sungguh sulit dipercaya.... Setelah Romeo pamit aku langsung menuju ke kamarku. Kami menangis bersama tanpa ada kata yang keluar selama kami berpelukan dan menangis.

"Lily.. kamu akan baik-baik saja. Kamu itu gadis kuat yang pernah aku kenal, aku janji akan menemani kamu menghadapi ini semua, kita hadapi ini sama-sama yah? Kamu harus berjuang dan jangan menyerah.. Kamu menyayangi Liam kan?" Tanyaku.

"Yaaa, aku sangat menyayanginya Jess.. lebih dari rasa sayang yang pernah aku bayangkan sebelumnya, rasa nya sangat sakit ketika aku tahu ia tidak mengingatku.."

"Jangan menyerah Lily! Kita akan mencari cara untuk membuatnya kembali mengingatmu lagi! Lily yang ku kenal itu kan pemberani dan kuat." Aku tersenyum mengusap air matanya.

"Aku tidak akan menyerah Jess, aku akan membuatnya mengingatku kembali." Lily tersenyum.

"Itu baru Lily-ku! Untuk saat ini kita tunggu sampai keadaan fisik Liam pulih, setelah itu Kita akan bicarakan ini pada Romeo." Aku tersenyum.

Lily mengangguk dan aku langsung memeluknya.

Aku tahu ini pukulan berat untuknya, bahkan aku tidak mampu membayangkan bagaimana perasaannya saat ini. Lily, jangan pernah menyerah untuk seseorang yang kamu cintai. Karena cinta akan mampu mengalahkan segalanya...

Perfect wedding (COMPLETE)Where stories live. Discover now