47. Perfect Wedding (Part 2)

81.5K 3.2K 12
                                    

Lily Spencer

Aku melihat semua tamu undangan berdiri menyambut kedatanganku dan ayahku. Aku mengalihkan pandanganku ke sekitarku, sangat cantik lebih cantik dari pada yang pernah ku bayangkan sebelumnya.

Banyak pepohonan yang di hias dengan lampu mengantung, bunga menghiasi setiap sudut, bunga mengantung bagaikan atap menghiasi seluruh taman dengan indah. Bunga mawar putih dan lily putih menghiasi seluruh dekorasi. Aku memang menginginkan warna putih menjadi dominasi dalam dekorasinya.

Hiasan bunga dan kayu menjadi atap tempat pemberkatan kami, dengan kain putih menghiasinya, jalanku menuju altarpun berhiaskan kelopak mawar putih yang bertebaran dengan lilin besar dan kecil menghiasi sepanjang jalan menuju ke altar.

Hiasan bunga dan kayu menjadi atap tempat pemberkatan kami, dengan kain putih menghiasinya, jalanku menuju altarpun berhiaskan kelopak mawar putih yang bertebaran dengan lilin besar dan kecil menghiasi sepanjang jalan menuju ke altar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat Liam sudah berdiri menungguku di depan altar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat Liam sudah berdiri menungguku di depan altar. Liam sangat tampan, dengan tuxedo hitamnya, ia tersenyum menatapku.

Lagu a thousand years instrumental piano mengiringi langkahku dan ayahku menuju ke altar. Langkah demi langkah, aku masih menggengam lengan ayahku. Aku dapat melihat beberapa tamu undangan melambaikan tangan dan tersenyum padaku. Hatiku berdebar kencang, setelah semua yang ku lalui, aku tidak percaya aku sedang melangkahkan kakiku, di antarkan ayahku untuk berjanji di hadapan tuhan dalam suatu ikatan pernikahan yang suci.

Beberapa kenangan dengan Liam tergambar jelas dalam setiap langkahku. Ketika kita pertama kali bertemu di lobi kantornya, kejadian saat kami di yacht, dinner romantis hingga Liam yang tidak mengingatku, rasa sakit dan bahagia mengiringi perjalanan cinta kami, hingga kami sudah bersama pada tujuan kami dalam suatu pernikahan ini.

Langkahku telah sampai di hadapan Liam. Ayahku menggengam tanganku dan menyerahkan tanganku. Liam sudah menerima dan menggenggam tanganku erat.

"Jaga dan sayangilah putriku, sekrang dia sepenuhnya milikmu." Kata ayahku bergetar, Ayahku menangis, ia mengusap air mata yang membasahi pipinya. Mataku pun sudah mulai tergenang, aku pernah melihat ayahku menangis ketika pemakaman ibu dan sekarang ketika ia mengantarkan aku ke altar aku melihatnya menangis lagi. Liam mengeratkan genggaman tanganku membuatku menatapnya.

Perfect wedding (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang