25. Malibu (2)

83.9K 4.1K 3
                                    

Lily Spencer

Aku melangkah memasuki restaurant tempat perayaan yang sudah penuh dengan banyak orang. Aku tidak begitu suka dengan keramaian, lagipula aku tidak mengenal banyak orang disini, mungkin hanya Romeo dan Liam.

"Rome, aku akan ke tepi sana sebentar, aku mau melihat pemandangan" kataku pada Rome yang selalu ada di sampingku.

"Baiklah aku akan mencari Liam, tunggu aku disana ya" katanya.

Aku berjalan menuju sisi tepi balkon untuk melihat pantai dan laut di hadapanku, sebentar lagi sunset akan tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berjalan menuju sisi tepi balkon untuk melihat pantai dan laut di hadapanku, sebentar lagi sunset akan tiba. Malibu begitu indah, saat aku kecil aku ingat pernah merajuk pada ibu ingin tinggal di Malibu. Ku pejamkan mataku membiarkan angin laut menerpa wajahku. Aku rindu pantai di Malibu, aku juga rindu pada ibu.

Seketika seseorang melingkarkan tangannya di pinggangku membuatku sedikit tersentak kaget.

"Kau sangat cantik" Aku menoleh, Liam segera mengecup pipiku. Aku rasa sekarang aku sudah merah seperti tomat saat ini. Liam mengenakan kaca mata hitam namun aku tau pasti matanya menatapku.

"Hei kalian berdua, bisakah jangan membuatku iri? Seharusnya aku membawa pasanganku kemari ahhh" Suara Rome mengagetkanku. Aku langsung melepaskan pelukan Liam.

"Kau lebah pengganggu!" Kata Liam berdecak.

"Baiklah, Aku pamit dahulu, aku akan menikmati perayaan ini lalu akan kembali hari ini juga ke New York! Bye Lily!" Rome melambaikan tangannya dan berlalu.

"Terima kasih Rome!" Aku tersenyum.

"Ayo" Liam menggengam tanganku ke dalam dan mulai memperkanlkanku dengan para tamu, kerabat dan investornya.

"Perkenalkan ini calon istriku" katanya seraya merangkul pinggangku. Ia tidak melepaskan tanggannya sedikitpun dariku, seperti menjagaku agar aku tidak berada jauh dari sisinya. Liam selalu overprotektif seperti ini.

"Liam! Dia cantik sekali!" Kata seorang temannya tersenyum padaku.

"Dia sudah menjadi milikku" kata Liam tersenyum sambil merangkul pinggangku semakin erat merapat ke tubuhnya.

Jantungku berdetak hebat. Liam aku bisa sesak nafas jika kau terlalu dekat denganku seperti ini.

Setelah berkenalan kesana kemari, acarapun dimulai, aku terus berada di sisi Liam hingga menggunting pita dan bersulang. Ketika bersulang aku tidak meminum minumanku, aku masih memegangnya, aku tidak terlalu suka dengan minum, lagipula aku tidak ingin mabuk lagi seperti waktu itu. 

Setelah ia meneguk minumannya, liam melihatku dan mengambil gelasku lalu meminumnya.

"Kau tidak boleh minum ini, atau aku tidak jamin malam ini kau akan selamat dariku untuk kedua kalinya, ayo aku akan mengambilkan minum untukmu" katanya lalu menggandengku.

Perfect wedding (COMPLETE)Where stories live. Discover now