17. Sick

93.2K 4.5K 10
                                    

William Anderson

Aku merenggangkan ototku sambil berdiri memandangi pemandangan New york malam hari dari kaca di ruanganku.

Banyak sekali dokumen yang harus aku cek dan ku tanda tangani. Ku lihat jam menunjukkan pukul 10.00 malam.

Aku suka lupa waktu jika sudah bekerja.  Pekerjaanku masih ada namun tubuhku sudah lelah seharian ini bekerja. Ku pegang tengkuk leherku yang pegal.
Bagaimana kabar Lily hari ini, ku ambil handphoneku. Pekerjaan membuatku sibuk hingga aku lupa mengecek keberadaannya melalui aplikasi  yang sudah ku aktifkan tadi siang.

Lily masih berada di kantor? Jam 10 malam ini? Aku lalu mengambil laptop dan jasku, aku akan ke ruangannya melihat apakah ia masih bekerja.

Lorong kantor sudah sepi dan gelap. Namun ruangan kecil Lily masih diterangi lampu meja.

Aku membuka pintu dan mendapati Lily sedang tertidur diatas meja kerjanya dengan laptop yang masih terbuka.

'Wanita ini benar-benar bahkan ia terlalu lelah bekerja hingga tertidur seperti ini, aku akan memarahi Leon memberikannya banyak pekerjaan seperti ini' kataku kesal sendiri dalam hatiku.

"Lily.." ku usap pipinya.

Hangat.

Mengapa pipinya hangat, ku pegang dahinya.
Hangat. Sepertinya Lily sakit.

"Mmm... aku ketiduran." Kata Lily terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya pelan.

"Liam... mengapa kau ada disini?" Tanyanya padaku.

"Mengapa tidak segera pulang jika kau sakit?" Kataku kesal. Ku sandarkan tubuhku ke dinding dengan tanganku yang ku masukkan ke sakuku.

"Hmm? Aku tak apa, hanya mengantuk makanya tertidur" Lily merapihkan laptopnya dan merapihkan tasnya.

Aku hanya memperhatikan apa yang dia lakukan.

"Kau masih mau disana memandangi mejaku? Kalau begitu aku pulang duluan yah?" Kata Lily saat berdiri di hadapanku.

Baru beberapa langkah Lily berjalan ke lorong kantor, aku berjalan menghampirinya, ku selimuti tubuhnya dari belakang dengan jasku dan ku gandeng tangannya.

"Pulanglah bersamaku" kataku.
Aku tersenyum karena tidak ada penolakan darinya.

Selama di mobil ia tidak berbicara, ia malah memejamkan matanya, sepertinya ia tertidur.
Bahkan ketika mobil sudah ku parkirkan di basement apartment ia tetap belum terbangun.

"Lily" panggilku, ku usap lagi pipinya.

Panas.

Ku sentuh lagi dahinya. Kini ku pastikan suhu tubuhnya panas.

Lily hanya bergumam. Bagaimana ini.. ku kendarai lagi mobilku. Aku sedikit panik. Ku bawa Lily ke rumah sakit.

Ku bawa tubuhnya dengan kedua lenganku.
Lily hanya bergumam.

"Liam turunkan aku, aku tak apa." Katanya pelan.

"Sudah diamlah. Tidurlah." Kataku.

Aku membawanya ke ruangan emergency, ku letakkan tubuhnya di atas kasur tempat pemeriksaan.

Aku melihat jam tanganku, sudah pukul 1.00 pagi. Lily sudah diberikan infus penurun demam dan cairan. Dokter bilang ia hanya terlalu lelah dan kekurangan cairan tubuh.

Aku duduk di samping tempat tidurnya. Ku pegang tangannya dan memandanginya sedang terlelap.

Mengapa aku bisa sepanik ini melihatnya sakit. Lily kau benar-benar sudah memiliki hatiku. Aku akan menjagamu Lily. Ku cium punggung tangannya dan ku baringkan tubuhku yang sangat lelah di sisi tempat tidurnya.

Perfect wedding (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang