21. New secretary

81.4K 4.2K 4
                                    

Lily spencer

Aku melangkahkan kakiku menuju ruanganku di kantor. Semenjak hari dimana Liam yang menunggu di ruanganku, mereka selalu memperhatikan dan melihatku bahkan berbisik saat aku berjalan melewatinya, namun aku tidak benar-benar perduli.

Hanya Kate yang berani menanyakan apakah aku memiliki hubungan dengan Liam, aku hanya menjawabnya sekedar hubungan pekerjaan. Aku hanya tidak ingin mereka merubah sikap mereka terhadapku apabila mengetahui bahwa aku adalah calon istrinya.

Aku sudah duduk di kursiku, ada hasil desain interior ruangan resort baru di Malibu yang akan aku serahkan hari ini. Desain tersebut sudah selesai, namun aku akan merapihkannya dan melakukan print desain tersebut.

Seseorang mengetuk ruanganku, aku tersenyum pada Pak Adams yang memasuki ruanganku.

"Lily.. maaf memberitahukanmu mendadak, tadinya aku akan menyerahkannya sendiri namun aku ada urusan mendadak yang harus ku selesaikan disini, ada sedikit masalah kecil dengan desain yang baru, Pak Anderson menyuruhku untuk menugaskanmu ke Malibu menemaninya. Aku ada meeting dengan orang lain hari ini, ia juga menyuruhmu untuk memberikan dokumen ini." Pak Adams menyerahkan dokumen untukku serahkan pada Liam.

"Baiklah" aku tersenyum lalu mengambil dokumen tersebut.

"Lily.. Pak Anderson menyuruhmu untuk keruangannya siang ini, jangan lupa itu. Aku permisi dulu, ada meeting penting hari ini." Aku mengangguk dan Pak Adams berlalu dari ruanganku.
______________________________

William Anderson

Aku membaca dan memeriksa dokumen resort di Malibu. Resort tersebut akan melakukan grand opening lusa ini, aku harus menghadiri dan meresmikan pembukaan resort tersebut.

Aku menelepon Leon dan memberikannya project baru untuk di selesaikan dengan segera. Jadi aku bisa beralasan mengajak Lily ke Malibu. Lusa Siang aku akan berangkat ke Malibu. Aku tersenyum memikirkannya. Aku akan pergi dengan Lily ke Malibu, ahhh aku sudah tidak sabar agar bisa pergi bersamanya.

Aku menoleh ketika pintu ruanganku diketuk. Romeo masuk disertai dengan seorang wanita yang mengenakan pakaian minim dan ketat. Kemeja putihnya mencetak jelas lekuk tubuh dan memperlihatkan bra nya yang hitam.

"Liam! Aku sudah mencarikan sekretaris baru untukmu! Aku tidak bisa mengurus semua jadwalmu sendiri!" Kata Romeo.

Aku memandang nya lalu memandang wanita tersebut.

"Kau.. bisakah kau berpakaian lebih sopan" kataku menunjuknya dan aku segera berlalu duduk di kursiku, ada beberapa berkas yang akan aku selesaikan sebelum pergi lusa. Aku harus segera menyelesaikan semuanya agar rencanaku mengajak Lily dapat terlaksana.

"Wow dude! Tidak bisa dipercaya!" Romeo menggelengkan kepalanya dan tersenyum mengejekku.

"Ester, kemari! Kau bantu untuk membawa dokumen yang sudah diperiksa ini" Romeo melambaikan tangan menyuruh wanita itu ke samping mejaku. Wanita itu menurut dan mulai menumpuk dokumen yang tinggi tersebut.

Aku datang ke kantor jam 4 dini hari untuk mengejar pekerjaanku yang banyak. Ayahku akan segera mengalihkan seluruh perusahaannya, jadi aku akan memiliki tanggung jawab yang besar juga. Aku harus segera menyelesaikan semua pekerjaanku dan mulai mempelajari keseluruhan perusahaan.

"Liam, aku ke toilet sebentar." Kata Romeo lalu keluar dari ruanganku. Aku hanya bergumam mengiyakan dan aku masih sibuk mengecek laporanku di laptop.

Brukkk

Aku menoleh dan berkas yang di pegang wanita itu jatuh ke lantai berserakan.

Aku berdecak kesal. aku menghampirinya dan aku membantunya mengambil beberapa berkas, seketika aku dengar suara pintu dibuka. Aku menoleh mendapati Lily berdiri disana.

Namun tatapan mataya tidak mengarah padaku, ia melihat wanita itu.

'Shit' aku mengumpat dalam hati melihat wanita itu dalam keadaan menoleh pada Lily. Dengan pakaian ketat dan kancing atas yang terbuka seperti itu pasti Lily berpikiran aneh-aneh padaku. Terlebih saat ini posisi ku tidak menguntungkan, mengapa wanita ini berada sedekat ini tanpa aku sadari!

"Maaf mengganggu, saya permisi" kata Lily lalu pergi.

"Damn!" Aku membuang kasar kertas yang ku pegang dan segera berlari mengejarnya.

Saat aku keluar, Lily sudah menutup liftnya.
Arghh!!!! aku ingin marah rasanya. Aku lupa aku menyuruh Leon memberitahukan Lily untuk menemuiku siang ini. Mengapa terjadi seperti ini, tentu saja Lily akan salah paham melihat posisiku seperti itu!

Aku kembali ke ruanganku dengan kesal. Romeo lalu memasuki ruanganku.

"Romeo! Aku tidak butuh sekretaris, suruh wanita itu segera keluar! Aku bisa menyelesaikan pekerjaanku sendiri." Kataku setengah berteriak pada Romeo.

"Hei tenang bung.. ada apa denganmu? mengapa semarah itu? baiklah aku akan meninggalkanmu" Romeo pun keluar bersama wanita itu.

Aku menutup wajahku. Aku ingin mengejar Lily namun semua pekerjaan harus aku selesaikan segera agar aku bisa mengajak Lily pergi ke Malibu lusa ini.

Aku menelepon Lily.
Ku gigit jariku, aku hanya mendengar nada sambung tanpa ada jawaban darinya.

Baiklah aku akan segera menyelesaikannya dan akan segera menemui Lily dan menjelaskan semuanya.
_______________________________

Lily Spencer

Aku membuka pintu ruangan Liam.
Aku melihat ia sedang menunduk di balik meja kerjanya lalu ku lihat seorang wanita berpakaian minim dengan kancing atas yang terbuka. Apa yang sedang mereka lakukan?

Liam...

"Maaf mengganggu, saya permisi" kataku lalu segera berbalik dan pergi.

Aku segera memencet tombol lift, beruntung lift itu segera terbuka, aku langsung masuk dan segera menutup nya. Aku menangis. Aku menuju ke ruanganku. Beruntung sekarang sedang jam makan siang sehingga kantor sepi. Aku masuk ke ruanganku dan mengambil tasku lalu menuju mobilku di parkiran. Aku akan pulang ke apartement.

Mengapa aku harus menangis seperti ini? Huh! aku seperti seorang kekasih yang melihat pasanganku bersama dengan wanita lain saja... tapi... Aku kesal! Baru saja semalam ia memeluk dan mencium keningku, sekarang aku mendapatinya tengah berdua dengan seorang wanita di ruangannya. Tidak seharusnya aku semudah itu menyukai dan mempercayainya.

Mengapa aku sangat bodoh.. aku bahkan percaya bahwa ia menyukaiku, tapi ia hanya menganggapku obsesinya yang tidak bisa ia dapatkan.

handphoneku berdering menandakan ada panggilan masuk. Aku menoleh melihat namanya muncul di layar handphoneku.

Liam is calling...

Ku usap kasar air mataku yang turun di pipiku. Aku tidak mau mengangkat teleponnya, aku tidak ingin bicara juga dengannya.

Setelah ia berhenti menghubungiku, aku segera menelepon Pak Adams.

"Hallo Pak Adams. Ada yang ingin ku bicarakan" kataku.

"Ya Lily ada apa?" Tanyanya.

"Perihal kepergian ke Malibu lusa ini, sepertinya aku tidak bisa pergi, aku-." Kataku

"Mengapa Lily? Aku akan berada di Paris mengurus masalah hotel yang baru untuk satu minggu ini, ku mohon, jika tidak Pak Anderson akan memecatku jika kau menolaknya, maaf Lily aku sedikit memaksamu kali ini, aku harap kamu bisa mengerti" kata Pak Adams.

"Baiklah, aku akan pergi ke Malibu, maaf mengganggu dan merepotkanmu." Kataku lalu memutuskan panggilan tersebut. Aku menghela nafasku kesal.

Liam seenaknya saja ia mengancam Pak Adam akan memecatnya jika aku tidak menemaninya ke Malibu. Aku sepertinya tidak memiliki pilihan lain selain pergi ke Malibu bersamanya.

Aaaaa... aku kesal..

Perfect wedding (COMPLETE)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora