• 20 •

38.3K 4.8K 535
                                    

Daniel memiliki seorang Ibu. Namanya Nara. Dia adalah seorang pekerja seks komersial di lingkungan sana. Selalu memoles wajahnya dengan riasan tebal, dan menggunakan baju yang minim bahan.

Wajahnya memang cantik. Tubuhnya juga aduhay. Ia pandai merangkai kata-kata menggoda untuk menjerat pelanggan. Cinta darinya hanya berlaku untuk satu malam. Jika ingin malam tambahan, harus membayar lebih.

Daniel dibesarkan di lingkungan seperti itu. Perkara seks, adalah hal biasa untuknya. Nara beberapa kali membawa partner seksnya pulang ke rumah. Membuat Daniel tau, apa saja kegiatan panas yang mereka lakukan karena ditunjukkan secara terbuka di depan matanya. Tapi, Daniel tidak protes. Tidak bisa lebih tepatnya. Jika dia melakukan itu, Nara akan memukulnya, dan dia tidak akan diberi makan selama beberapa hari.

Terkadang Daniel bingung, Ayahnya ini siapa? Apakah pria yang dibawa oleh Nara kemarin? Atau pria yang ia bawa hari ini? Atau jangan-jangan pria minggu lalu?

Tapi, Gyatri-tetangga seprofesi dengan Nara-bilang, Ayahnya itu adalah orang yang tampan. Katanya, Daniel memiliki ciri yang mirip dengan sang Ayah. Rambut cokelat, kulit putih, dan manik sebiru langit.

Ayahnya adalah pria pertama yang membuat Nara jatuh berlutut. Cinta untuk Ayahnya, tidak hanya untuk satu malam. Tapi, untuk seterusnya.

Maka dari itu, Daniel dipertahankan. Dijaga baik-baik saat dikandungan. Berharap agar mereka nanti bisa membentuk sebuah keluarga yang bahagia.

Sayangnya, Nara dicampakkan begitu saja. Daniel yang lahir, sempat ingin ia buang. Tapi, melihat mata mereka yang sama, membuat Nara berharap untuk bisa mendapatkan cinta yang sama juga.

Namun, merawat seorang bayi bukanlah hal yang mudah. Kesabaran Nara terlalu tipis untuk berhadapan dengan sosok mungil seperti itu.

Gyatri-yang kebetulan berpengalaman di sana-yang membantu merawat Daniel. Mengajarkannya membaca, menulis, dan berhitung. Terkadang, gadis-gadis lain juga ikut menjaganya. Daniel sendiri bukanlah anak yang rewel dan selalu bersikap manis.

Semuanya terasa normal bagi Daniel, biarpun tanpa sosok Nara di dekatnya.

Tapi, semuanya berubah sejak Nara menjalin hubungan dengan pria lain. Bukan pelanggannya. Seorang pria, yang terlihat menyeramkan bagi Daniel.

Dia dilarang untuk main ke tempat Gyatri lagi.

Daniel tidak tau, apa yang salah dengan main ke sana.

"Buatkan aku makanan."

Tubuh molek itu duduk di kursi rumah mereka. Kakinya bersilang dengan anggun. Daniel menatapnya dengan tidak mengerti.

"T-tapi, Niel kan ngga bisa masak, Ma?"

Raut tenang itu berubah. Kedua alisnya mengerut marah.

"Ngga bisa masak?!" serunya, "lalu, kau bisa apa?!" Tangannya menarik rambut kecokelatan Daniel, yang telah memanjang hingga melewati bahu kecilnya. Membuat anak itu meringis menahan sakit.

"Aku tidak mau tau alasan apapun! Pokoknya, cepat sajikan makanan!" seru Nara lagi, dan mendorong tubuh itu.

Daniel mengusap kepalanya pelan. Ia melirik sang Mama dengan takut, dan melangkah pelan menuju dapur. Tidak ada bahan masakan apapun di rumah mereka. Daniel selalu makan di rumah Gyatri. Nara juga selalu makan di luar. Ini pertama kalinya wanita itu meminta hal seperti ini.

Dengan enggan, kaki kecilnya kembali melangkah menuju ruang tamu.

"Ma, ngga ada yang bisa dimasak," ujar Daniel pelan.

Nara mendelik tajam ke arahnya, "dasar ngga berguna," desis wanita itu.

Ia beranjak dari duduknya dan melangkah ke luar. Pintu rumah ia kunci dari luar.

Happiness [SELESAI] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora