7th EP

86.6K 1.9K 47
                                    

Setelah menghabiskan waktu untuk mandi, Irene yang memang diberi kamar sendiri, memilih untuk keluar kamar dan memastikan ada yang bisa dia lakukan.

Pesta nanti malam pasti membutuhkan banyak persiapan, sebagai pegawai yang tergolong masih baru, dia merasa tidak enak jika hanya berdiam diri.

Awalnya Irene ingin mengajak Seulgi, tapi khawatir Seulgi lelah dan memilih untuk beristirahat, jadi Irene berjalan sendiri ke halaman tempat pesta nanti akan dilangsungkan.

"Irene? Kenapa kau di sini? Kau tidak istirahat?" itu suara Hara yang terkejut melihat Irene dengan baju santainya dan tampak bingung.

"Apa ada yang bisa saya bantu Nyonya? Pasti sibuk sekali mengurus persiapannya"

"Tidak juga, aku hanya terlalu perfeksionis, jadi aku lebih suka melihat sendiri hasil pekerjaan pegawaiku. Kau tidak lelah?" tanyanya lagi dan hanya dijawab gelengan oleh Irene.

"Kemarilah, duduk di sini bersamaku, mereka sedang menata arena makanan, sedangkan dekorasinya sudah selesai"

Hara menggandeng Irene untuk duduk di kursi yang terletak di pinggir kolam renang.

"Yeobo!" tiba-tiba Hara melambai kepada lelaki paruh baya yang berjalan ke arah mereka.

Refleks Irene berdiri dan membungkuk memberi hormat.

"Selamat sore Tuan Oh" lelaki itu tampak membalas hormat Irene lalu matanya bergulir ke arah istrinya seakan penuh tanya.

"Ini Bae Irene, Yeobo. Sekretaris Sehun itu"

"Ah, iya. Hai Irene, semoga nanti kau bisa menikmati pesta kami." kata lelaki bernama Yunho itu.

"Tentu saja, pesta nanti pasti akan luar biasa" jawab Irene sopan.

"Aku ada di kamar kalau kau mencariku, Sayang" ayah Sehun itu mengecup pipi istrinya sebelum pergi. Irene tersenyum melihatnya.

"Maafkan suamiku, dia suka mengumbar kemesraan di depan orang. Padahal kami sudah tua." Hara tampak sedikit merona.

"Aniya, itu terlihat sangat romantis. Aku jadi teringat kedua orangtuaku, mereka juga terlihat bahagia jika bersama"

"Kau tinggal bersama orang tuamu?" Irene menggeleng.

"Sayangnya orangtuaku sudah meninggal saat aku masih di sekolah menengah. Nenek yang membesarkanku dan setelah nenek meninggal, aku memilih hidup di Seoul dan tinggal bersama Seulgi"

"Maaf aku tidak bermaksud-"

"Aniya, Nyonya tidak perlu meminta maaf, aku sudah terbiasa. Lagipula tidak ada yang perlu aku sedihkan lagi, orangtuaku bahagia karena mereka pergi bersama, dan nenek juga sudah berumur, kasian jika harus terus sakit-sakitan. Jadi tidak ada yang aku sesali"

Irene tersenyum manis.

"Kau benar-benar anak yang mandiri. Pantas saja Sehun banyak berubah setelah ada di dekatmu" Hara berkata sambil menyeruput tehnya.

Irene mengernyit bingung.

"Kau tau, putraku itu dulu adalah anak yang sangat penurut, tapi ayahnya terlalu keras padanya. Karena dia satu-satunya anak lelaki, suamiku ingin dia meneruskan perusahaan kami di Seoul, dari semenjak high school dia dipaksa harus menjadi seperti yang ayahnya mau. Dia ingin memberontak, tapi tidak bisa. Yah, jadilah dia seperti sekarang" Hara menghela nafas.

"Seperti…sekarang?" Irene masih terlihat tidak mengerti.

"Kau tau, dia yang sering ke club, pulang mabuk, bermain wanita. Aku dan Krystal sudah berusaha menghentikannya tapi kata Sehun itu adalah cara melepaskan stress nya. Kami tidak bisa berbuat banyak" Hara tersenyum tipis.

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang