19th EP

72.8K 1.6K 45
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAG MEMBACA]

_________________________________________
Episode 19
.
.
.

Irene menjilat bibirnya yang terasa kering.

Lidahnya terjulur dan menjilat ujung lubang penis di hadapannya, Sehun menahan agar tidak menjambak rambut Irene dan menyodokkan kemaluannya ke mulut kecil itu.

Selesai menjilat pelan, bagaikan es krim, Irene mengemut-emut bagian kepala berbentuk jamur, mengulumnya dan menyedot pelan seolah dia memakan es krim strawbery kesukaannya. Bahkan matanya terpejam, menikmati.

"F*ck!" umpat Sehun tidak tahan.

Tangannya yang diam saja kini mulai menyingkirkan rambut sebahu Irene seolah mengikatnya dengan tangan agar dia bisa dengan jelas melihat pipi mochi yang sesekali menyedot.

Tiba-tiba Sehun menjauhkan kepala Irene.

"Aku takut lepas kendali, Rene-ah. Berbaringlah" Irene hendak protes tetapi Sehun kembali mengecup dahinya.

"Buka pahamu lebih lebar, Rene-ahh" pinta Sehun, dan dengan posisi litotomi, Sehun bisa melihat lubang Irene yang tertutup oleh bulu-bulu tipis.

Irene terpekik saat wajah Sehun mendekat, seolah ingin mengeksplornya, Sehun menyibak bulu pubis Irene dan mengendusinya.

"Hmm..wangi sekali, Rene" tanpa sadar pinggul Irene sedikit terangkat karena hangatnya nafas Sehun.

Kedua telunjuk Sehun membuka bibir kemaluan Irene dan tersenyum puas melihat lubang sempit merah itu berdenyut, pasti karena terangsang.

"Kalau pun aku belum mencium bibirmu, aku akan mencium bibir bawahmu" kata Sehun sebelum bibirnya dengan nakal mencumbu sekitaran vagina Irene.

Irene?
Tangannya terjulur menuju rambut legam Sehun dan meremasnya dengan kuat. Tak bisa diungkapkan rasanya saat bibir Sehun dengan asal menciumi sekitar vagina, hembusan nafas memburu menambah hangat dan bagaimana bibir tebal itu mulai melumat hampir seluruh bagian luar kemaluannya seolah melumat bibir wanita.

"Ah..haa-ah.." hanya desahan-desahan Irene dan suara kecipak serta suara hisapan Sehun di vagina yang mulai basah.

Lalu tiba-tiba Sehun menyedot kuat tonjolan sebesar kacang yang membuat Irene seolah mengejang.

Oh, jangan lupakan tangan Irene bahkan dengan sendirinya bergerak mengelus kedua payudara sintalnya.

"Hun! Hun! Hunnie..aku hampiir-ah" Irene semakin mengangkat pantatnya seperti meminta Sehun untuk terus melecehkan kewanitaannya.

Sampai akhirnya pertahannya pun runtuh saat Sehun dengan bersamaan menyedot klitorisnya dan jarinya mengucek sekitaran lubang vaginanya tanpa ampun.

"Ah! Ah! Ah! AAAAHHH!" tangan Irene mencengkeram sprei sampai terangkat dan kedua tumitnya menjejak saat pelepasannya datang.

Sehun yang merasakan cairan merembes keluar dan membasahi jarinya, memberi jilatan jilatan lembut sebelum melepasnya.

Sehun melihatnya, dada Irene yang naik turun karena terengah, lehernya yang mendongak dan wajahnya yang benar-benar merah, membuat kesejatiannya makin sakit. Dia membiarkan Irene menikmati sisa-sisa orgasmenya sampai gadis itu membuka mata dan menyadari Sehun menatapnya.

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now