34th EP

64.4K 1.4K 150
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAH MEMBACA]
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
Selesai mandi, Irene hendak mengenakan bikininya, tetapi melihat makanan tersaji di meja kamar mereka membuat Irene yang hanya mengenakan bathrobe, mendekati sumber bau harum itu.

"Aku meminta pelayan mengantar makanan ke kamar. Mau aku suapi?" Sehun yang hanya mengenakan celana pendek menarik tubuh Irene hingga wanita itu duduk di pangkuannya.

Irene mengangguk lalu membuka mulut dengan patuh saat Sehun menyodorkan sepotong pancake saus maple.

"Hmm..ini enak, Hunnie~"
Irene menjilat bibirnya membersihkan syrup yang menempel di bibirnya.

"Hm..ya, sangat enak" tiba-tiba Sehun menjilat dagu Irene dan menyesapnya pelan.

"Ngghh..Hunnie, jangan menggodaku"
Irene protes tetapi matanya terpejam dan membiarkan Sehun menjilati lehernya.

"Mau mencoba dildo?" bisik Sehun di telinganya yang membuat Irene merinding.

Irene hanya diam saat Sehun membawanya ke ranjang, membaringkan istrinya dan mengambil sebuah benda berbentuk seperti penis.

Irene menatap benda berwarna ungu itu dengan penasaran.

"Lebarkan kakimu, Rene" perintah Sehun, Irene mengangkang dan menunjukkan lubang merahnya.

"Coba ini, Sayang"
Sehun menekan sebuah tombol dan benda panjang itu bergetar di bagian ujungnya.

"Euuuh~ " Irene melenguh karena Sehun menggetarkan alat itu tepat di bagian tersensitifnya.

Tiba-tiba sebuah ide muncul di otak Sehun, dia duduk di belakang Irene melebarkan kakinya, tepat di depan cermin besar, jangan lupakan dildo yang menapar-nampar klitoris Irene.

"Lihat itu"

Blush!

Wajah Irene memerah antara malu atau bergairah, dia bisa melihat dengan jelas lubang sempitnya sedikit menganga karena sudah ditembus oleh Sehun dan cairan bening mengalir dari sana karena pelumas alami yang keluar.

"Mm..masukkan, Hun.. sshh...aahh"
Irene bergerak tidak sabar, berharap dildo itu masuk ke vaginanya yang terasa gatal.

Dan Sehun menurutinya, memasukkan pelan-pelan benda panjang itu, matanya tidak berkedip seolah tidak ingin melewatkan sedetikpun saat dildo itu memasuki lubang senggama istrinya.

Tidak jauh beda dengan Irene yang menahan erangannya sambil melihat ke arah kaca.

"A-ah..yeah..enghh..dalam lagii"
Sehun menusuknya makin dalam dan membuat Irene makin kelojotan.

Taktahan, Sehun mengeluar masukkan benda itu dengan cepat, tidak peduli istrinya mulai mencakar lengannya karena melampiaskan kenikmatan.

"Gaaah! Hun..Oh Sehun.. lagii sayang..oohh"
Irene makin menjepitkan pahanya, sungguh Sehun rasanya ingin orgasme melihat ekspresi sexy istrinya itu.

"Rene, pegang dildonya" kata Sehun, Irene terkejut tetapi menurut dan menyandarkan tubuhnya di tepi ranjang, sambil tangannya bergerak untuk memuaskan nafsunya, sedangkan Sehun berlutut di sebelah Irene, mengocok penisnya tepat di depan payudara montok istrinya itu.

Sesekali ujung lubang kencingnya dia gesek dengan putingn keras Irene yang membuat keduanya mendesah keras.

"Terus sayang, tusuk sekeras yang kau mau, hm"
Sehun mulai terengah kelewat bernafsu melihat istrinya masturbasi,

"Aku keluar, Hun..aah..ahh..aah.. SEHUN!" Irene menggelinjang saat pelepasannya, Sehun mengocok kejantanannya makin kencang sampai libidonya memuncak.

"Ooh! Rene! Terima ini, ooh.. terima sariku..OOHHH!" Sperma Sehun muncrat di sekitar dada dan dagu Irene, wanita itu melempar dildonya dan menggenggam penis suaminya yang mulai melemas.

Sehun menggeram saat Irene mengulum senjatanya dan menjilatinya sampai bersih.

"Aku lebih suka ini daripada dildo tadi" wajah polos Irene saat mengatakannya membuat Sehun bersumpah tidak akan membiarkan Ire e keluar kamar sampai besok.
Bahkan hingga menjelang siang kegiatan mereka masih berlangsung
.
.
.
"Hun-ah..sudah..ahh.."
Irene memegangi ujung kolam renang, sedangkan Sehun menggenjotnya dari belakang. Sesekali dengan sengaja Sehun menampar pantat Irene yang membuatnya semakin berteriak.

Kreeeek!

Tangan Sehun bergerak ke arah dada Irene dan merobek bikini berwarna merah itu.
Sehun semakin bernafsu merasakan kenyalnya dada Irene yang kini bisa dia tangkup.

"Ssshh..ahh.."

Sehun mendongak dan gerakannya makin cepat, Irene semakin terhentak sampai riak-riak air membuat gelombang.

"Aku..hh..sebentar..lagi.." racau Sehun, Irene hanya bisa menahan desahannya karena dirinya pun akan 'meledak' sedikit lagi.

"Ngggghhhh/ Aaaaahhh~" akhirnya pelepasan itu datang juga.

Sehun membalik tubuh Irene dan memeluknya erat.

"Terima kasih, Sayang" Sehun mencium pucuk kepala Irene yang basah.

Lalu pria itu mengangkat tubuh mungil istrinya, dia tau istrinya pasti lemas.

"Aku akan memesankan makan siang di kamar. Kau ingin sesuatu?" tanya Sehun setelah meletakkan tubuh Irene di ranjang.

Irene menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Bikini yang sudah terkoyak itu dibuang begitu saja oleh suaminya.

"Tidak, aku hanya sedikit haus"
Sehun bergegas mengambilkan minum dan Irene meneguk dengan rakus.

"Benar-benar haus, hm?"
Sehun mengambil gelas dari tangan Irene.

"Sebelum di kolam renang, kita sudah melakukannya di kamar mandi, tentu saja aku haus" protes Irene.
Sehun terkekeh.

"Baiklah, maafkan aku, ini yang terakhir. Sekarang istirahat dulu sambil menunggu makanan datang"

Sehun hendak beranjak, tapi Irene menahan tangannya.

Sehun bisa melihat bibir Irene mengerucut dengan pipi merona.

"Jangan terakhir, kita bisa melakukannya nanti malam lagi kan?"

Sehun tergelak. Dia mengacak rambut istrinya gemas.

"Kapan saja kau mau, Baby" Taklama Sehun bisa melihat Irene memejamkan matanya.

Sambil menunggu room service, Sehun memilih membuka ponselnya dan mengecek pesan serta email. Rata-rata berisi ucapan selamat atas pernikahannya, tetapi ada satu nomor tak dikenal mengirim pesan, Sehun penasaran dari siapa pesan itu.

From : +82xxxxx

Hai Sehun, masih ingat denganku?
Kim Taeyeon.
Ah, ku dengar kau baru menikah. Selamat ya!
Tapi apa kau tau? Kau seharusnya bertemu putramu, Oh Jeno, umurnya sudah 2.5 tahun sekarang. Ada waktu untuk bertemu?
.
.
.
.

__________ TBC __________

Next?

Yuk VOTE + KOMEN 😚

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now