10th EP

67.8K 1.8K 55
                                    

Previous Episode

Irene meletakkan sepucuk surat di atas meja, Sehun menatap surat itu lalu menatap Irene bingung.

"Ini surat pengunduran diri saya, Ssajangnim. Ini akan menjadi hari terakhir saya bekerja" Irene membungkuk sebelum berbalik. tetapi dia terkejut saat mendengar suara di belakangnya.

_________________________________________
Episode 11
.

.
.

Sret sret sret

Irene berbalik dan mendapati Sehun merobek-robek suratnya.

"Kau tidak akan pergi ke manapun, Irene" Irene berdiri. Irene masih berdiri di tempat saat Sehun mendekatinya.

"Aku tidak akan mengijinkanmu pergi. Karena aku...menyukaimu"
Irene hampir terjatuh mendengarnya.

Namun sebisa mungkin dia menetralkan pikiran dan jantungnya lagi. Ingatkan dia untuk tidak terpuruk lagi.

"Saya akan membuat surat yang baru lagi, Ssajangnim. Saya permisi" Irene membungkuk dengan wajah datar.

Irene berbalik untuk pergi, tetapi Sehun mencekal tangannya.

"Aku serius, Rene. Jangan pergi" katanya. Irene meraih tangan Sehun dan menghempaskannya.

"Maaf, Ssajangnim. Saya rasa tidak pantas jika seorang atasan memegang bawahan seperti saya" rahang Sehun mengeras.

"Berhenti berkata formal padaku! Panggil namaku! Jangan panggil aku seperti itu!" bentak Sehun.

Tangan Irene terkepal.

"Anda atasan saya, sudah seharusnya s-"

"Cukup, Rene! Lihat aku!" Irene yang awalnya menunduk, menatap Sehun tepat di manik matanya"

"Aku ingin kita bicara sebagai teman, bukan atasan. Kita bicarakan ini, Rene" suara Sehun melembut.

"Bicara sebagai teman?" tanya Irene lirih, Sehun mengangguk yakin.

PLAK!

Sebuah tamparan tepat mengenai pipi Sehun hingga memerah.

"Ini yang aku lakukan jika kau bukan atasanku!" Irene berkata dengan napas menderu, tanda emosinya membuncah.

Sehun memegangi pipinya dengan wajah penuh keterkejutan.

"Kau pikir aku barang? bisa kau tukar dengan benda seperti mobil? Kau brengsek, Oh Sehun!"
Irene berbalik dan setengah berlari meninggalkan ruangan Sehun, dan lelaki itu hanya berdiri mematung.
.
.
Sepersekian menit terdiam, Sehun memutuskan untuk menemui Irene, tetapi dia terkejut saat tidak menemukan sekretarisnya itu di meja kerjanya.

Pikiran Sehun hanya ingin mencari Irene, kakinya melangkah sepanjang koridor kantor hingga sampai ke gedung sebelah, dia berjalan menuju kantor kakaknya.

Sedikit mendesah lega saat dia bisa mendengar suara Irene dari luar pintu ruang kerja Krystal yang tidak tertutup rapat.

"Tidak, Rene. Sehun pantas menerima dari sekedar satu tamparan. Aku tau kau menangis karena emosi bukan karena merasa bersalah, jadi berhentilah menangis, hm?"

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now