37th EP

32.8K 1.4K 91
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAH MEMBACA]
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
Irene sedang duduk berhadapan di kamar bersama Suaminya, mereka masih di mansion keluarga Sehun.

"Aku tidak tau, Rene. Sungguh, aku tidak tau apa yang sedang terjadi. Maafkan aku" Sehun mrnatap istrinya dan berkata dengan wajah putus asa.

"Jujur saja, aku kecewa, sangat kecewa" lirih Irene tanpa menatap manik hitam tegas milik Sehun.

"Aku tau wanita itu mungkin masa lalumu, tapi anak itu...

...dia masih mempunyai masa depan. Kau juga harus memikirkannya. Apa sebaiknya, kau seharusnya memilih anak itu dibandingkan aku?"

Sehun dibuat terkejut dengan penuturan Irene.

"Tidak..tidak, Rene. Ku mohon jangan tinggalkan aku. Tidak, aku tidak ingin apapun selain kau, Rene. Ku mohon"
Sehun memegang tangan halus Irene yang terasa dingin dan sedikit berkeringat.

"Ku rasa aku perlu berpikir jernih. Bisakah aku tinggal dengan Chanyeol untuk beberapa hari? Aku membutuhkannya"

Sehun hampir saja berteriak 'tidak', tapi dia tidak mungkin melakukannya. Istrinya membutuhkan ruang tanpa dia.

"Ya, pulanglah dengan Chanyeol. Aku akan buktikan kalau dia bukan anakku, aku akan tes DNA besok. Jika dia bukan anakku, cepatlah pulang, Rene-ah"

Irene melepaskan genggaman tangan Sehun sebelum pria itu mencium puncak dahinya dan meninggalkan kamar itu tanpa menengok, dia ingin menyembunyikan air matanya.

Irene masih mendengar suara isakan Jeno kecil di ruang keluarga, anak itu tampak bergelung di depan televisi dengan Jongin dan Kryatal yang menemani.

Sesekali Krystal tampak menepuk-nepuk lembut pantat anak itu berharap dia cepat tertidur, tetapi Jeno masih terisak memanggil ibunya.

Irene mendesah dan mendekat yang membuat Krystal, Jongin dan bahkan Chanyeol yang duduk takjauh dari situ memandangnya penuh rasa khawatir.

"Jeno-ya" merasa namanya dipanggil, anak itu menengok. Dan Irene terkesiap melihat betapa merahnya wajah anak itu, menandakan tangisnya yang terlalu lama.

Tanpa diduga Irene merentangkan tangannya, seolah membutuhkan perlindungan, anak itu melompat ke pelukan Irene dan menyandarkan kepalanya di bahu Irene dengan mata terpejam.

"Kau bisa tidur di kamar Daddy-mu" Irene dengan sayang mengelus lembut punggung Jeno.

Lambat laun Jeno mulai mendengkur halus dan terlelap dengan bibir terbuka sedikit. Sangat lucu.

"Chanyeol-ah, setelah aku memindahkan Jeno, aku akan pulang bersamamu"
Chanyeol segera paham dengan situasinya.

"Kau ingin pulang ke rumah Seulgi? Aku akan meneleponnya untuk menyiapkan kamarmu"

"Tidak perlu, sepertinya aku butuh tidur satu ruang bersama Seulgi malam ini" setelah berkata seperti itu, Irene membawa Jeno yang mulai tertidur ke kamar Sehun.

Sehun terkejut saat mendapati Irene kembali dengan Jeno di gendongannya.

"Sepertinya dia terlalu lelah menangis sampai tertidur, biarkan dia tidur di sini. Setidaknya kau bisa belajar menjadi ayah yang baik"

Irene meletakkan tubuh gempal Jeno ke ranjang.

"Rene, berhenti mengatakan omong kosong, dia bukan anakku" tegas Sehun.

"Kenyataan tidak seperti itu, Hun. Paling tidak jangan biarkan anak ini terlantar"

"Aku akan meyakinkanmu dengan tes DNA, aku akan membawamu pulang dan aku akan mengantar anak ini ke panti asuhan terdekat"

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu