26th EP

41.4K 1.6K 153
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAH MEMBACA]
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
"Seul-ah?" panggil Irene saat sahabatnya itu sudah bergelung di kasur.

"Hm?" sahut Seulgi dengan mata terpejam.

"Apa Sehun baik-baik saja? Maksudku setiap malam dia datang di cuaca seperti ini"

"Kau mengkhawatirkannya?"

Irene mengangguk-angguk.

"Itulah kenapa kau harus mendengarkan penjelasannya"

"Aku...

masih kecewa"

Seulgi mendekatkan tubuhnya lalu memeluk Irene.

"Ada saatnya kita harus belajar memaafkan untuk orang yang kau sayangi, Rene-ah"

Irene mengeratkan pelukannya.

"Kau masih mencintainya?"

Irene kembali mengangguk.

"Kalau begitu berdamailah dengan perasaanmu, Rene. Percayalah bukan hanya kau yang tersakiti."
Irene semakin membenamkan wajahnya sampai tertidur.

Irene terbangun pagi ini karena mendengar suara Seulgi yang menerima telepon. Setelah menyelesaikan pembicaraanya, Seulgi mendapati Irene yang menatapnya.

"Rene, bersiaplah. Kita pergi sekarang" kata Seulgi dengan wajah panik.

"Wae?" Irene terduduk masih dengan muka mengantuk.

"Nanti aku akan jelaskan"
Irene hanya bisa menurut dan beranjak ke kamar mandi, setelah bersiap Irene terkejut mendapati supir Chanyeol sudah menunggu di depan rumahnya.

Sepanjang jalan, yang Irene yakini menuju ke arah Seoul, Seulgi sibuk dengan ponselnya, tampak sahabat Irene itu terus menerus berkirim pesan.

Sampai hampir 2 jam kemudian, Irene menyadari mereka memasuki kawasan rumah sakit.

"Seulgiya?! Katakan padaku, apa terjadi sesuatu pada Chanyeol?"
Irene bertanya dengan sangat panik.

"Sehun. Chanyeol bilang pagi tadi Sehun muntah darah lalu tidak sadar" tanpa menunggu ucapan selanjutnya, Irene segera berlari saat mobil Chanyeol itu terparkir.

Seulgi berlari di belakang Irene berusaha menyusulnya. Tiba di tengah lobby, Irene bertemu dengan Chanyeol.

"Noona, kau s-"

"Di mana dia?" Irene bertanya dengan terengah.

"Di ruang 406. Aku akan mengantarmu"
Irene mengatakan terima kasih lalu berjalan cepat menuju lift tanpa mempedulikan Chanyeok yang tertinggal.

Dada Irene bertalu saat tiba di depan ruangan 406, dengan perlahan dia membuka pintu kamar bercat putih itu.

"Irene-ah?"
Irene membungkuk hormat pada Nyonya Oh yang menyadari kehadirannya.

"Maaf, karena lancang datang ke sini, Nyonya"
Irene terdiam di depan pintu. Nyonya Oh mendekat dan menggenggam tangan Irene.

"Dia terlalu banyak memikirkanmu, merasa bersalah padamu sampai dia tidak mempedulikan dirinya sendiri. Dan lihat sekarang, lambungnya terluka karena stress dan pola makan yang tidak baik" jelas Oh Hara.

Hara membawa Irene agar mendekati ranjang Sehun di mana pria itu tampak tertidur.

Air mata Irene menetes, sungguh dia tidak tega melihat Sehun saat ini. Pria yang suara tawanya sangat dia rindukan, selalu berceloteh dengan konyol, tegas saat rapat, kini terbaring lemah dengan badan yang tampak kurus.

"Kau temani Sehun dulu. Kami akan keluar sebentar" kata Tuan Oh sambil menggandeng istrinya keluar, Irene membungkuk hormat sebelum mereka pergi.

"Hunnie..." panggil Irene sambil mengelus pipi tirus Sehun.
Sehun tampak bergerak tidak nyaman dengan nafas yang memburu.

"Sshh..tenanglah"
Irene semakin mendekat dan mengecup pelan bibir Sehun.
Dan laki-laki kembali tenang.

"Bibirmu terasa dingin sekali, hm? Kau juga sangat kurus, apa kau tidak makan dengan benar? Kau tau, aku sekarang sudah pandai memasak, aku bisa memasak apapun yang kau suka"
Irene masih setia membelai kepala Sehun.

Melihat Sehun tidak banyak bergerak, dan sesekali keringat dingin membasahi keningnya, membuat Irene tidak bisa menahan air matanya.

"Hunnie bilang ingin menjelaskan padaku, jangan sakit.." lirihnya.
.
.
Hampir setengah jam Irene terus menangis. Sampai kedua orangtua Sehun datang bersama Chanyeol dan Seulgi.

Irene menghapus air matanya dengan kasar.

"Ya Tuhan, berapa lama kau menangis sampai matamu bengkak seperti ini" Chanyeol memeluk kakaknya.

"Sehun tidak mau bangun" isak Irene.

"Dokter memberinya obat penenang, karena dia tampak gelisah sejak tadi, mungkin sebentar lagi dia terbangun" kata Nyonya Oh menenangkan.

"Aku membelikanmu makanan, kau belum sarapan, Rene" kata Seulgi sambil meletakkan sekantung roti di meja.

Irene melepas pelukan Chanyeol dan mengambil makanan itu, dia duduk dikelilingi oleh 4 orang lainnya yang memastikan Irene memakan makananya, setidaknya mereka tidak ingin Irene mengalami sakit yang sama dengan Sehun.

Baru 2 suap dia makan, mereka semua berpaling ke arah ranjang saat mendengar suara berat dari sana.

"Irene-ah?" Sehun rupanya sudah terbangun dan duduk sambil bersandar. Suara itu sukses membuat Irene berlari dan melemparkan

tubuhnya ke pelukan Sehun. Nampaknya dia lupa kalau lelaki itu sedang sakit.

"Mi-mianhae. Kau tidak apa-apa?" Irene bertanya khawatir karena kepala belakang Sehun terantuk pelan dengan kepala ranjang. Berbeda dengan Irene yang khawatir, keempat orang yang duduk di sofa terkikik geli karenanya.

Sehun tersenyum lalu kembali memeluk Irene.

"Aku tidak pernah lebih baik dari ini" kata Sehun.

"Yak! OH SEHUN!" Irene terpekik karena kedua tangan Sehun mengangkat tubuh mungil itu untuk naik keranjang dan duduk di pangkuannya. Persis seperti bayi yang dipeluk.

"Jangan kau kira karena aku sakit dan diinfus, aku tidak kuat mengangkatmu"

"Bukan itu, bodoh! Kau tidak lihat ada orangtuamu di sini" desis Irene kesal.

"Ehem, ada larangan beradegan intim dengan kakakku, Tuan Oh Sehun"
Chanyeol berdiri dengan bersedekap di samping ranjang Sehun.

"Chanyeol, biarkan saja, mereka saling merindukan" kata Seulgi memegang pundak Chanyeol.

"Baiklah kalau itu katamu, Baby"

CUP!

"Yak! PARK CHANYEOL!"
Seulgi terpekik karena Chanyeol dengan wajah datarnya mencium pipi Seulgi.

"Yeobo, sepertinya kita akan mendapat 2 menantu sekaligus" bisik Nyonya Oh pada suaminya.
.
.
.
.
.

__________ TBC/END __________

Janji double Up. Nih udah author jabanin. Wkwkwk

Udah bahagia kan mereka? Jadi CERITA END SAMPAI DISINI 😂

RELA GAK KALAU END SAMPAI SINI AJA?

Jangan lupa VOTE + KOMEN

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now