17th EP

54.9K 1.6K 31
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAH MEMBACA]
.
.
.
_________________________________________

Irene lekas mandi ketika melihat jam dindingnya sudah menunjukkan jam 7 pagi, dan penerbangannya jam 10, setidaknya bandara Gimpo tidak terlalu jauh.
.
Jam 8, semua sudah siap, Irene menggeret kopernya keluar kamar dan mendengus mengingat dia harus mengangkat koper dari lantai 2.
Tapi tiba-tiba sebuah tangan mencekalnya saat dia akan mengangkat kotak berat itu.

"Biar aku saja" Irene mendongak dan menemukan wajah datar nan dingin Sehun di hadapannya. Irene berjalan turun dengan wajah bingung.

"Lelaki itu memaksa menunggumu padahal aku sudah mengusirnya"
Seulgi melipat tangan di dada sambil menatap Sehun yang membawa koper Irene.

"Aku pergi, Seul-ah" Irene memeluk sahabatnya itu dan membuat rengutan wajah Seulgi melunak.

"Hati-hati, Rene. Kalau ada apa-apa kau bisa meneleponku" Seulgi membalas pelukannya.

"Kami pergi, Seulgi" pamit Sehun.

"Hm.. jaga Irene kesayanganku baik-baik" ketus Seulgi pada temannya itu.

Irene hanya menggelengkan kepala dengan tingkah Seulgi.

Irene duduk di bangku penumpang belakang bersama Sehun, awalnya Irene ingin duduk di sebelah supir seperti biasa perjalanan dinas, tetapi supir kantor melarangnya dengan alasan itu perintah Ssajangnim.

Sesekali Irene melirik ke arah Sehun yang hanya diam menatap jendela.

Memastikan supir mereka fokus dengan jalanan, Irene mengenggam tangan besar Sehun dan mengelusnya lembut. Badan Sehun menegak seketika.

"Masih marah padaku?" Sehun tetap diam dan Irene tidak menyerah sampai di situ.

"Huuun, katakan sesuatu" ucap manja Irene

Dan Sehun masih diam.

"Sehunniee~" Irene memanggil sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Sehun.

Seketika Sehun menengok dan manatap Irene.

"Curang! Kau tau aku tidak akan tahan jika kau memanggilku seperti itu" sungut Sehun dan Irene terkikik.

"Aku masih marah" Sehun mensedekapkan tangannya.

"Aku tau, karena itu aku ingin meminta maaf, bercandaku keterlaluan" Sehun menatap manik mata penuh sesal itu dengan bibir yang mulai terangkat ke atas.

"Aku juga menyesal berkata keras padamu, harusnya aku tau meyakinkanmu membutuhkan waktu, jadi tidak seharusnyaaku marah, aku memang lelaki brengs-" bibir Sehun berhenti bicara karena Irene meletakkan telunjuknya di bbir tebal itu.

"Jangan katakan itu lagi, aku percaya padamu. Ku mohon jangan mengatakan hal buruk dirimu sendiri" Sehun mengecup jari telunjuk Irene dan menyingkirkan dari bibirnya.

"Aku masih menunggu jawabanmu, Rene-ah"

"Secepatnya, bersabarlah" kata Irene sambil membelai pipi Sehun lembut

'Chan, apa kau akan mengijinkanku?' Kata batin Irene.

_________________________________________

Hotel bintang lima menjadi akomodasi utama Sehun dan sekretarisnya, bedanya Sehun ditempatkan di President Suite Room sedangkan Irene hanya di Standard Room, tapi bagi Irene kamarnya cukul sangat mewah.

"Bersiaplah, 30 menit lagi kita ke ruang meeting" kata Sehhn setelah mengantar Irene ke kamarnya.

"Harusnya kau tidak perlu mengantarku" ya Sehhn menolak saat seorang office boy akan membawakan barang mereka, justru Sehun rela membawakan barang Irene dengan seorang diri.

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now