18th EP

60K 1.6K 33
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAH MEMBACA]
.
.
.
Irene sangat terpukau dengan tatanan kamar yang dia masuki, bernuansa warna hitam dan merah seperti di dalam istana, dengan bentuk ranjang berukir, dan sebuah bathup yang terletak di tengah ruangan.

Ya, bathup, lengkap dengan bunga mawar, dan hanya ada sebuah pintu kaca yang bisa digeser untuk pembatas dari ranjang walaupun tetap tembus pandang, seolah membebaskan penghuni kamar untuk berendam di tengah ruangan sambil menikmati pemandangan di luar karena bersebelahan dengan jendela besar ataupun bisa sambil meminum wine yang disediakan di pinggir bathup.

Warna merah yang mendominasi terkesan erotis sekaligus mewah.

"Kalau kau lelah kau bisa mandi dulu, kamar mandi ada di ujung sana" suara Sehun membuyarkan lamunan Irene. Irene sedikit tergagap.

"Um..tapi Hun, aku tidak membawa baju ganti" ujarnya.

"Maafkan aku karena tadi terburu-buru. Kau ingin aku keluar membelikan baju untukmu? Kau pasti lelah dari pagi kita berangkat kau belum beristirahat" Irene menggigit bibirnya ragu.

Bukankah Sehun belum istirahat juga?

Apalagi Sehun adalah bossnya, bagaimana bisa dia meminta bossnya membelikan baju untuknya?

"Tidak usah Hun, ada bathrobe. Aku bisa memakainya" Sehun menyembunyikan seringaiannya.

"Kalau begitu mandilah, aku akan memesan room service untuk makan malam" Irene mengangguk, dia mengambil bathrobe di ranjang dan bergegas menuju kamar mandi.

Lebih dari 30 menit, Irene merasa segar setelah mandi dengan shower. Dengan hanya mengenakan bathrobe, Irene hampir tersedak ludahnya sendiri saat matanya menangkap sosok Sehun berendam di bathup.

Tubuh bagian atasnya terekspos sampai ke perut menunjukkan abs bagian atas, dan kakinya sedikit di tekuk karena posisinya yang setengah berbaring, menonjolkan sedikit pahanya.

Mata Sehun terpejam seolah menikmati rendaman air hangat dengan aroma terapi melingkupi tubuhnya.

"Ehm..Hun? Apa kau tidur?" panggil Irene, Sehun membuka matanya, pintu kaca yang terbuka membuat tidak ada penghalang sehingga Sehun bisa mendengar Irene dengan jelas

"Tidak, Rene. Hanya saja badanku terasa pegal" Irene mendekati Sehun dan duduk di pinggiran bathup.

Sungguh, sebenarnya dada Irene bertalu tidak karuan, berdebar mendekati lelaki telanjang di depannya, tetapi nafsunya juga membuncah.

"Ingin kupijat?" tangan Irene dengan berani membelai pundak telanjang Sehun, membuat pria itu menggeram tertahan.

"Hm..pasti akan menyenangkan dipijat olehmu" Sehun menengok ke belakang untuk menatap mata Irene yang terbakar gairah.

"Nikmati saja, oke?" Irene berbisik pelan.

Dengan memposisikan duduknya tepat di belakang Sehun yang duduk tegak, gadis itu mulai memijat pelan pundak keras Sehun, lelaki itu memejamkan mata. Menikmati.

Tangannya bermain di pundak, tetapi bibir mungil itu penasaran dan mulai mendekati leher Sehun dan tiba-tiba lelaki itu merasa bergetar hebat karena kecupan Irene di lehernya.

"Ngghh~" desahan berat itu tak bisa ditahan lagi karena Irene tak hanya mengecup tapi menjilat leher Sehun sampai ke dekat daun telinganya.

"Irene-ahhh..please..hh" jemari Sehun memegang erat pinggiran bathup dengan kuat.

Apalagi kini salah satu tangan Irene tidak lagi di pundaknya, tapi mulai mengusak puting Sehun yang tampak mencuat.

Tanpa mempedulikan air yang beriak karena gerakan Sehun, Irene meraba lembut secara bergantian puting susu Sehun.

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now