20th EP

55.6K 1.4K 50
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMEN SESUDAH MEMBACA]
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
Irene terbangun, rasanya semalam dia menyelusup ke sela lengan Sehun, tapi kenapa dia tidak merasakan sentuhan kulit lelaki itu?

Dengan malas gadis itu membuka mata dan seketika kesadarannya terjaga menyadari lelaki yang dicarinya berbaring menyamping menghadapnya dan menatapnya lembut.

"Sudah bangun?" suara berat itu menyapa. Dengan lembut Sehun menyingkirkan helai rambut Irene yang lepek ke belakang telinga.

"Sejak kapan kau bangun?" Irene justru balik bertanya.

"Belum lama, mungkin 30 menit lalu. Tidurmu tampak nyenyak sekali"
Irene menatap sorot mata Sehun seolah ingin membaca segala guratan yang ada di sana.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Irene lembut, tanganya kini memngelus biseps Sehun yang keras.

"Hanya mimpi buruk"

Irene mengernyit.

"Mimpi apa?" Bukannya menjawab, Sehun justru menarik tubuh Irene untuk dipeluk.

"Pasti banyak lelaki yang mengincarmu juga, tapi aku tidak akan menyerah merebut hatimu. Kau tau itu? Jangan tinggalkan aku"
kalimat terakhir Sehun terdengar lirih.

Mendengar nada suara penuh harap itu, Irene memberanikan membalas pelukan Sehun.

"Kau seperti anak-anak yang tidak bisa tidur lagi karena bermimpi buruk" ejeknya.

Sehun terkekeh lalu melepas pelukan itu.

"Aku akan memesan sarapan pagi untuk kita" kata Sehun.

"Bukankah tadi malam saat aku mandi kau juga memesan makanan? Kita tidak memakannya, pantas saja aku lapar sekali sekarang" bibir Irene mencebik lucu.

"Itu karena semalam kau nakal"
Sehun menyentil ujung hidung Irene dan gadis itu tertunduk dengam wajah merah menahan malu.

"Aku akan memesan sarapan, kau bisa bersiap untuk meeting pagi ini"
Sehun berkata sebelum beranjak dari kasur dan berjalan mengambil telepon.

Irene terbelalak melihat Sehun yang dengan santainya berjalan tanpa mengenakan kain apapun, terlebih penisnya tampak keras karena fisiologis pria bangun di pagi hari.

Morning's wood.

"Yak! Oh Sehun pakai celanamu!" pekik Irene.

Sehun hanya tertawa menanggapi.

"Kenapa malu? Semalam kau bahkan memegangnya"

"Dasar mesum!" Irene setengah berlari menuju kamar mandi dengan kepayahan karena dia berjalan sambil membawa selimut melingkari tubuhnya.
.
.
.
Irene menggerutu saat lagi-lagi Ayumi ada di ruang rapat mereka, Mr. Kimura dengan gaya santai menjelaskan tentang profit yang akan didapatkan kedua perusahaan, sedangkan Ayumi dengan jelasnya menatap Sehun tajam.

"Jadi, begitulah Mr. Oh, jika kau setuju" kata Mr. Kimura mengakhiri.

"Ah, dan aku meminta maaf karena memaksakan untuk meeting semalam, sedangkan kau masih lelah karena perjalanan. Ayumi mengatakan kau menundanya karena ingin beristirahat. Aku benar-benar tidak enak padamu" kata ayah Ayumi dengan sopan.

"Tidak, aku seharusnya yang meminta maaf sehingga rapat ini tertunda. Aku akanmenghitung dan memikirkan tentang kerjasama ini, besok aku akan memberikan jawaban di tengah rapat dewan" jawab Sehun takkalah sopan.

"Ayah, ayo ajak Sehun makan di rumah" kata Ayumi sambil bergelayut manja di lengan Ayahnya.

"Istriku mengajak untuk makan siang di rumah kami, hanya makanan sederhana karena kebetulan Ibu Ayumi sangat suka memasak"

RENE-SECRETARY | HUNRENE [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now