Paint My Love - Part 46

367 30 33
                                    

"Gosh.. sy ingat kenapa ko nangis.. shuusss.. Sorry babe sebab kasi ko tunggu lama", bilang si James yang terasa sangat lucu dengan reaction si Annie. So weird kesedapan pun sampai buli menangis. 😂😂

"Come lah we go back to your house, dear. Sy mau lagi nanti, can ar.. please?", bilang si Annie yang sudah dilap mukanya oleh si James.

"Alrite, babe.. come, I'll help you to clean", bilang si James yang tersangat caring itu. Mana juga si Annie inda cinta karas sama dia.

"Besok mau cuci seat ko ni dear.. I think got stains of your sperm or my blood? Sy inda buli nampak sebab lampu biru", bilang si Annie sambil mengepit kaki yang terkangkang tadi. Mukanya berkerut apabila dia ingin berpindah ke tempat duduk depan.

"Why, Annie?", tanya si James apabila melihat girlfriendnya terhenti.

"It's pain.. can I just sit here at the back?", tanya Annie yang duduk kembali dan memperbetulkan bajunya.

"Ya, it's fine. We go back to my house ar", bilang James dan mencium bibir Annie kembali. Hatinya puas setelah si Annie sudah di "tanda chop mohor" sebagai milikan kekal.

"Okey, cepatlah dear.. I cannot wait for second round", bilang Annie yang memegang leher James dari belakang. 

"But Annie.. please.. jangan ko nangis lagi ar", gelak si James dan terus si Annie cubit pipi dia.

"Bah.. apa macam juga mo control dear? Mana juga sy tau sy mo nangis first time rasa ko punya "barang"?, bilang si Annie yang sudah terlalu blushing. Dia pun inda perasan dia ternangis just because the feeling of making love with James was so damn nice. 😂

"Ada-ada saja bah ko ni, Annie.. I love you babe", bilang si James mencium pipi Annie sambil tangannya memutar kunci kereta.

"I love you too and much more, James", balas si Annie dan tangannya memegang paha si American boy. Inda sabar dia mau sampai di rumah si James dan mengulangi activity diorang yang tadi. 

Pada hari yang sama, di rumah Genevie/Adrian pula sebelum itu rasam (hujan) turun...

"Jam berapa juga si Will bilang dia mau datang, April?", tanya si Adrian yang balik-balik sudah tingu jam. Limpas sudah pukul 7pm dan dia masih ada satu temujanji di luar pada jam 9pm.

"Mangkali masih di tempat kerja lagi bah tu, daling. Kompom kah niari dia tidak stand by, April?", tanya si Genevie yang agak hairan kenapa si Adrian maraw-araw (mo cepat-cepat) mo jumpa si Will macam lah ada benda lain si Datuk itu mau bikin.

"Iya mummy. Sudah sy call dia yang jam 5pm tadi dia bilang dia sampai rumah sudah", jelas April yang juga ternanti-nanti kawan moginumnya itu but lepas perjumpaan ini, maybe their relation could be something else.

"Wah, patut dia sudah sampai jam 6pm tadi baitu kalau begitu. Ko call lu dia..", belum sempat si Adrian kasi habis cakapannya tiba-tiba si Will muncul di depan pintu dengan dua buah tajau kecil di tangan.

"Nah! Panjang umur si Will! Dari mana juga ko ni basah-basah? Hujan kah di luar?", tanya Genevie yang gembira melihat kedatangan pemuda itu. Si April sudah menceritakan semua yang berlaku di Singapore dan dia berasa sangat bersyukur si Will tiba tepat pada masanya.

"Siou sy lambat. Sy balik jam 5pm tadi terus sy tembus pigi Penampang lagi pigi ambi ni tajau tapi ngam2 hujan bogia di sana", bilang si Will menyerahkan sebuah tajau kepada April.

"Bah, bisuk-bisuk lah kita kacau tu tajau ar, Will. Kita makan dulu. Daddy si April pun macam bergendang sudah tu perut dia sebab dari tadi lagi mundar-mandir macam inda dapat tunggu", bilang Genevie dan terus berlalu masuk ke dapur. Adrian berasa sedikit gelisah namun kakinya menuju ke meja makan.

TOMBOY SEASON 4 (COMPLETED)Where stories live. Discover now