Siapa Dia??

4.8K 256 2
                                    

Aida segera mengganti bajunya dan menyimpan tas gendongnya. Dia tidak ingin keluar, dia memilih membaca novel yang ia pinjam dari Syifa.

Suara - Suara tamu yang tengah berbincang - bincang dengan abunya juga ummanya cukup terdengar .

"Nak Rasyid sekarang sekolah dimana? "

"Alhamdulillah.. Saya sekarang di universitas Al - Azhar "

"Maa syaa Allah "

"Maa syaa Allah  hebat " ucap Aida pelan .

Tiba - tiba hand phone Aida yang sedari tadi diam, sekarang berdering menampilkan nama seseorang yang sudah Aida anggap kakak sendiri. 'Ustadzah Hanin'
Aida segera mengangkat telponnya .

"Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam "

"Da, saya mau minta tolong. Saya percayakan sama kamu untuk menggantikan saya mengajar anak madrasah diniyyah, karna saya tahu kamu punya kelebihan disitu"

Aida seperti tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Kamu bisa Da?? "

"In syaa Allah ustadzah, tapi berapa lama ya? "

"Oh.. Cuman 1 minggu"

"Kamu bisa temuin saya di masjid Al - Falah? "

"Sekarang ustadzah? "

"Jam sebelas bisa? "

"In syaa Allah ustadzah "

"Ya sudah, jazakillah khairan Aida. Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam "

Aida menutup panggilanya dengan ustadzah Hanin. Ia merasa senang, karna mengajar merupakan salah satu hobi juga cita - citanya. Ia menatap jam dinding yang menempel di kamarnya.

'Masih jam 10.15' pikirnya

Aida melanjutkan kembali membaca novelnya

             *             *           *
Aida telah siap dengan gamis kotak- kotak,  di sertai corak bunga membuatnya lebih fresh dan stylish. Ditambah khimar berwarna senada dan tas gendong yang berwarna hampir sama

Aida melangkah keluar untuk menemui ummanya, beruntung ummanya sedang ada di dapur

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


Aida melangkah keluar untuk menemui ummanya, beruntung ummanya sedang ada di dapur.

"Umma, Aida izin pergi ke masjid Al - Falah ya. Aida mau ketemu sama ustadzah Hanin disana. Sekalian ada jadwal kajian juga"

Hari ini memang ada jadwal kajian yang akan di isi oleh seorang ustadz muda disana. Tapi Aida berniat mencari ilmu,  bukan untuk menemui ustadz muda itu.

"Ya udah hati - hati ya! "
Aida mencium telapak tangan ummanya .

"Iya Ma, Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam "

Aida melangkahkan kakinya untuk pergi melalui pintu depan, ya!   dia harus melewati para tamu. Tapi ketika Aida menginjakkan kaki di ruang tamu, mereka sudah tidak ada.

'Berarti sudah pulang ya!'

Aida segera mengambil sepatu di rak dan memakainya di depan pintu. Aida  pergi ke masjid Al Falah dengan manaiki angkutan umum.

Sesampainya disana, Aida memasuki teras masjid mencari keberadaan ustadzah Hanin.

"Aida! " terdengar seseorang memanggil namanya, Aida menengok ke arah suara, ternyata ustadzah Hanin.

"Assalamu'alaikum " salam Aida .

"Wa'alaikumussalam "

"Aida, ini buku - buku yang kamu perlukan untuk mengajar " jelas ustadzah Hanin sambil memberikan buku - buku itu.

"Iya ustadzah " jawab Aida, lalu memasukkanya kedalam tas.

"Kalau boleh tahu, ustadzah kenapa nggak ngajar 1 minggu? " tanya Aida penasaran.

"Saya... Saya mau menikah da"

"Nikah?? Sama siapa ustadzah? "

Belum sempat ustadzah Hanin menjawab, dia di panggil seseorang.

"Hanin"

Aida ikut menengok ke arah suara, mata Aida membulat,ustadz Adam.

             .   *           *        *
"Jadi... Ustadz Adam akan menikah dengan ustadzah Hanin, Aida baru tahu.. "

Sedangkan ustadz Adam dan ustadzah Hanin  diam membeku. Pasalnya mereka tidak ingin memberitahukan sebelum waktunya tiba.

"Allahu Akbar... Allahu Akbar.. "
Adzan dzuhur terdengar jelas .

"Sudah Adzan, lebih baik kalian cepat wudhu " ucap ustadz Adam, dan berlalu pergi.

Aida melaksanakan shalat dzuhur di masjid ini, dan setelah itu mendengarkan kajian.
Usai shalat, para jama'ah merapihkan barisan karna akan mendengarkan kajian.

Para jama'ah kebanyakan anak muda, mungkin karna judul kajiannya yang menarik 'Tinggalkan atau Halalkan '.
Aida sendiri tertarik dengan judulnya, sehingga dia mengambil posisi barisan akhwat depan.

Seorang ustadz naik ke atas mimbar, benar saja apa yang orang katakan ustadznya memang masih muda.Mata Aida membulat sempurna ketika melihat siapa yang naik ke atas mimbar, dia adalah pria yang bertamu ke rumahnya.

Aida menundukkan wajahnya berharap pria itu tak melihatnya, Namun bukan Rasyid jka tidak memiliki penglihatan tajam. Rasyid sudah melihat wajah Aida, tapi Aida tak menyadarinya.

Sepanjang khutbah Aida hanya menunduk, tapi ia tetap menyimak isi khutbahnya. Ketika Rasyid telah mengucapkan do'a, Aida menegakkan kembali wajahnya karna dia pikir acara akan segera selesai.

Mata mereka bertemu, Rasyid mengulas senyum di bibirnya. Sedangkan Aida hanya tersenyum kecil dan lagi - lagi menunduk, ia benar - benar malu. 

 

Ketika Taqdir Yang MemilihUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum