[Belum Revisi]
Aida, gadis muslimah cantik yang ta'at akan Rabbnya. Harus memilih satu diantara 2 lelaki yang akan menjadi pelengkap imannya.
Rasyid An-Nasir, pemuda tampan yang tengah menuntut ilmu di negara tempat fir'aun berasal. Ilmu agama yang...
Aida segera mengganti bajunya dan menyimpan tas gendongnya. Dia tidak ingin keluar, dia memilih membaca novel yang ia pinjam dari Syifa.
Suara - Suara tamu yang tengah berbincang - bincang dengan abunya juga ummanya cukup terdengar .
"Nak Rasyid sekarang sekolah dimana? "
"Alhamdulillah.. Saya sekarang di universitas Al - Azhar "
"Maa syaa Allah "
"Maa syaa Allah hebat " ucap Aida pelan .
Tiba - tiba hand phone Aida yang sedari tadi diam, sekarang berdering menampilkan nama seseorang yang sudah Aida anggap kakak sendiri. 'Ustadzah Hanin' Aida segera mengangkat telponnya .
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam "
"Da, saya mau minta tolong. Saya percayakan sama kamu untuk menggantikan saya mengajar anak madrasah diniyyah, karna saya tahu kamu punya kelebihan disitu"
Aida seperti tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Aida menutup panggilanya dengan ustadzah Hanin. Ia merasa senang, karna mengajar merupakan salah satu hobi juga cita - citanya. Ia menatap jam dinding yang menempel di kamarnya.
'Masih jam 10.15' pikirnya
Aida melanjutkan kembali membaca novelnya
* * * Aida telah siap dengan gamis kotak- kotak, di sertai corak bunga membuatnya lebih fresh dan stylish. Ditambah khimar berwarna senada dan tas gendong yang berwarna hampir sama
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aida melangkah keluar untuk menemui ummanya, beruntung ummanya sedang ada di dapur.
"Umma, Aida izin pergi ke masjid Al - Falah ya. Aida mau ketemu sama ustadzah Hanin disana. Sekalian ada jadwal kajian juga"
Hari ini memang ada jadwal kajian yang akan di isi oleh seorang ustadz muda disana. Tapi Aida berniat mencari ilmu, bukan untuk menemui ustadz muda itu.
Aida melangkahkan kakinya untuk pergi melalui pintu depan, ya! dia harus melewati para tamu. Tapi ketika Aida menginjakkan kaki di ruang tamu, mereka sudah tidak ada.
'Berarti sudah pulang ya!'
Aida segera mengambil sepatu di rak dan memakainya di depan pintu. Aida pergi ke masjid Al Falah dengan manaiki angkutan umum.
Sesampainya disana, Aida memasuki teras masjid mencari keberadaan ustadzah Hanin.
"Aida! " terdengar seseorang memanggil namanya, Aida menengok ke arah suara, ternyata ustadzah Hanin.
"Assalamu'alaikum " salam Aida .
"Wa'alaikumussalam "
"Aida, ini buku - buku yang kamu perlukan untuk mengajar " jelas ustadzah Hanin sambil memberikan buku - buku itu.
"Iya ustadzah " jawab Aida, lalu memasukkanya kedalam tas.
"Sudah Adzan, lebih baik kalian cepat wudhu " ucap ustadz Adam, dan berlalu pergi.
Aida melaksanakan shalat dzuhur di masjid ini, dan setelah itu mendengarkan kajian. Usai shalat, para jama'ah merapihkan barisan karna akan mendengarkan kajian.
Para jama'ah kebanyakan anak muda, mungkin karna judul kajiannya yang menarik 'Tinggalkan atau Halalkan '. Aida sendiri tertarik dengan judulnya, sehingga dia mengambil posisi barisan akhwat depan.
Seorang ustadz naik ke atas mimbar, benar saja apa yang orang katakan ustadznya memang masih muda.Mata Aida membulat sempurna ketika melihat siapa yang naik ke atas mimbar, dia adalah pria yang bertamu ke rumahnya.
Aida menundukkan wajahnya berharap pria itu tak melihatnya, Namun bukan Rasyid jka tidak memiliki penglihatan tajam. Rasyid sudah melihat wajah Aida, tapi Aida tak menyadarinya.
Sepanjang khutbah Aida hanya menunduk, tapi ia tetap menyimak isi khutbahnya. Ketika Rasyid telah mengucapkan do'a, Aida menegakkan kembali wajahnya karna dia pikir acara akan segera selesai.
Mata mereka bertemu, Rasyid mengulas senyum di bibirnya. Sedangkan Aida hanya tersenyum kecil dan lagi - lagi menunduk, ia benar - benar malu.