Kembali sakit

2.7K 147 7
                                    

Assalamu'alaikum Readers!

Aku update lebih awal nihh..
Jangan lupa vote, coment

Selamat membaca 🌹

Aku yakin kamu bukan pria yang seperti itu , tapi bolehkan hati ini meronta untuk pergi?

_Aida Anzani Hifza_

                     _______________

" Habibati... Bangun.."

Rasyid mengusap pelan pipi gadis itu , sekarang pukul tiga dini hari seperti biasa ia akan melaksanakan Shalat tahajud bersama istrinya.

" Kak , lima menit lagi yaa... " Jawabnya dengan mata yang masih terpejam.

" Kalau Allah ngambil kamu sebelum lima menit gimana?"

Sontak Aida beranjak duduk , bibirnya melafalkan istighfar.

" Ya udah , ayo!" Ajaknya sembari beringsut berdiri.

" Kemana?"

" Kamar mandilah" Jawab Aida

" Mau mandi bareng?"

Mata Aida membulat sempurna dengan rona wajah yang terlihat kemerahan , " ya nggaklah! , Mau wudhu"

Rasyid tertawa terbahak-bahak melihat wajah istrinya yang berubah memerah. Setelah wudhu keduanya pun melaksanakan shalat tahajud.

                    ______________

" Kamu udah baik sama Kak Rasyid?" Tanya Qilla ketika mereka berdua sedang istirahat.

Aida mengangguk sembari terus mengunyah makanannya.

" Alhamdulillah kalau gitu "

" Oh ya , abis ini kamu langsung pulang sama Kak Rasyid?" Tanyanya lagi sambil sesekali menyesap Qasab yang telah ia pesan.

"Nggak , Kak Rasyid udah pergi sama Zikri mau ke restoran mereka " Jawabnya

" Restoran?"

Aida mengangguk cepat , " kak Rasyid baru bilang kalau dia punya restoran di sini "

" Wah..keren tuh"

" Jadi kamu mau langsung pulang?" Tanya Qilla.

Aida menggeleng , " Kak Rasyid minta aku datang ke sana sambil bawa makan siang buatanku"

" Duhh.. So sweet banget sih.."

Aida hanya tersenyum malu .

" Kamu anter aku ya Qill"

" Oke deh"

Usai makan, keduanya melaksanakan shalat Dzuhur terlebih dahulu sebelum pergi karena memang waktunya sudah tiba, kemudian mereka pergi menaiki taksi .

                        _____________

Mereka berdua turun tepat di depan restoran yang bernuansa elegan itu. Qilla sampai di buat bengong oleh tema dari restoran ini , sama halnya dengan Aida karena ia pun baru pertama kali kesini.

" Maa Syaa Allah... Aidaa.. ini real?"

Aida hanya mengangguk, ia benar-benar tak tahu harus bagaimana. Keduanya pun masuk ke dalam , dan benar saja dalamnya lebih terlihat elegan.

" Da , ini sih mirip restoran bintang lima" Ucap Qilla sambil terus memandang ruangan ini.

" Kita mau kemana?" Tanya Qilla antusias

" Aku mau ke toilet dulu ya Qill"

" Masa ke restoran sebagus ini kamu cuman numpang ke toilet"

" Nggak , aku mau ke toilet bentar . Oke?" Ucap Aida lalu melangkahkan kakinya mencari letak toilet.

" Ehh.. Aku ikut , barang kali aja toiletnya juga bagus "

Aida di buat tercengang oleh sifat Qilla . Apa gadis itu baik-baik saja?

Baru saja langkahnya sampai ke toilet , pandangannya melihat sesuatu yang tak seharusnya ia lihat. Sungguh, ia menyesal telah datang kesini bila akhirnya harus begini.

Matanya memanas , dadanya sesak seakan pasokan oksigen habis disini.
Tubuhnya kaku walau hanya untuk bergerak, lututnya lemas seakan tak dapat menahan berat badannya. Dan detik itu juga air matanya lolos.

" Da.. kamu belum masuk ?" Qilla menghampiri Aida yang diam mematung.

"Kamu kena- Astaghfirullah.."

Bersamaan dengan itu seorang pria dan wanita yang menjadi objek keduanya menoleh.

"Aida.., saya- saya bisa jelaskan" Ucap pria itu yang ternyata adalah Rasyid.

" Qill, ayo kita pergi" Ucap Aida setengah berbisik lalu berlalu dari hadapan Qilla juga sang pria yang memintanya datang ke sini.

Tanpa pikir panjang Qilla segera berlari mengejar Aida.  Rasyid kalap , ia mengejar Aida yang sudah pergi dari hadapannya.

" Aidaa..!" Panggil Rasyid setelah berada di luar restoran.

Aida yang tengah berlari bersama Qilla mencoba mempercepat langkahnya.

" Qill ayo cepat kita pergi dari sini" ucapnya sambil sesekali mengusap pipinya yang basah.

" Aidaa!"

Belum sempat langkahnya lebih jauh Rasyid telah menarik lengannya.

" Saya bisa jelaskan , Da.."

"Hiks..Nggak! Semuanya udah jelas. Lepas!.hiks..Aida mau pergi! Lepasin! Aida benci Kak Rasyid!"

Hatinya mencelos, dada Rasyid sesak mendengar ucapan terakhir Aida , Aida benci Kak Rasyid!.

Rasyid menggeleng cepat" Nggak, tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskan , tolong jangan benci saya"

Aida menggeleng tegas , " Nggak ada yang perlu di jelasin . Aida mohon lepasin Aida.."

Rasyid mencoba merengkuh tubuh mungil itu , namun hentakan di tangannya membuatnya gagal.

" Aidaa..!" Panggilannya kala sang pemilik nama telah berlari.

Qilla memandang nanar apa yang terjadi , ia mengerti perasaan Aida. Istri mana yang tak sakit jika melihat suaminya memeluk wanita lain?

" Biarin Aida pergi , Kak. Biarin dia bahagia" Ucapan Qilla membuat Rasyid takut , ia takut jika Aida tak mau kembali bersamanya. Apalagi mengingat ucapan Aida yang membuatnya semakin takut.

Air matanya lolos , ia telah di tinggalkan kekasih hatinya.

                      _____________

Qasab : minuman khas Mesir yang terbuat dari tebu.

Jangan lupa baca Al Qur'an

Wassalamu'alaikum

Subang , 6 Mei 2020🍂

Ketika Taqdir Yang MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang